"Guanlin!"
Guanlin yang tengah melihat-lihat es krim pun menolehkan kepalanya ke asal suara. Sebuah tangan melambai padanya dan merujuk pada sosok seorang yeoja yang akhir-akhir ini dekat dengannya. Chou Tzuyu.
Namja bertubuh jangkung itu melangkahkan kaki panjangnya dengan santai, mendekat ke arah Tzuyu.
Seiring mendekatnya Guanlin, senyuman Tzuyu semakin lebar, jantungnya selalu berdebar ketika Guanlin selalu bersamanya. Ia tidak tahu kenapa, tapi jujur saja Guanlin membuatnya merasa nyaman.
"Ada apa?"
Tzuyu tersenyum. "Kau sering ke sini ya?"
"Tidak juga."
Guanlin menjawab malas dan hendak kembali ke tempatnya melihat-lihat beberapa es krim. Tapi, sebelum Guanlin kembali Tzuyu telah menahan tangannya yang sukses membuat Guanlin mengernyitkan keningnya kebingungan.
"Ada apa lagi?"
Tzuyu menundukkan kepalanya. Rasa gugup menyerangnya kembali kala netranya bertemu dengan manik obsidian namja itu. Yeoja itu menggigit bibir bawahnya dan kedua tangannya mengepal kuat.
"Aku ... aku sebenarnya kesepian di rumah ... aku ... ingin main ke rumahmu."
Guanlin memangut-mangutkan kepalanya begitu mendengar perkataanya Tzuyu. "Baiklah."
"Terima kasih!" ucap Tzuyu setengah berteriak karena saking senangnya. Bahkan ia tidak sadar bahwa mereka berdua menjadi pusat perhatian di minimarket itu.
Tzuyu hanya menyengir kuda. Sedangkan Guanlin hanya menghela nafasnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya pasrah. Memang inilah resiko jika berteman dengan seorang yeoja bernama Chou Tzuyu.
"Kau ingin membeli es krim rasa apa?" tanya Tzuyu pada Guanlin yang tengah melihat-lihat.
"Stroberi," jawab Guanlin spontan.
Setelah berbelanja beberapa es krim, Guanlin berjalan menuju rumahnya, kali ini ditemani oleh Tzuyu. Toh hitung-hitung untuk menemaninya di rumah.
Sebenarnya saat Guanlin mengatakan bahwa ia ada janji dengan Tzuyu hanya bertujuan untuk menghindari Y/n. Tapi sepertinya Tzuyu benar-benar datang padanya hari ini. Entah harus senang atau tidak dengan keputusannya saat ini.
"Biar aku saja yang bawa." Tzuyu merebut kantung plastik yang ada di tangan Guanlin seusai membayar es krim belanjaannya.
Guanlin membiarkannya, kedua tangannya dimasukan ke dalam hoodienya. Tzuyu hendak berjalan mendahului Guanlin, namun Guanlin menahan tangannya dan menariknya hingga kepalanya membentur dada Guanlin. Tzuyu tersentak.
"Hati-hati," ucap Guanlin.
Tzuyu menyadari bahwa dirinya hampir tertabrak motor jika saja Guanlin tidak menariknya tadi. Jantungnya kembali berdetak tak keruan. Dengan cepat Tzuyu menjauhi Guanlin, memberi sedikit jarak. Perasaan canggung menyelimuti dirinya.
"Go-gomawo."
Sesampainya di depan rumah, Guanlin membuka pagar rumahnya dan masuk begitu saja mendahului Tzuyu.
Ternyata kebiasaan Guanlin tidak pernah hilang sejak dulu, tadi Tzuyu baru saja dibuatnya berdebar-debar tapi sekarang Guanlin membuatnya merengut kesal.
Guanlin duduk di sofa rumahnya dan menyalakan televisi. Saat hendak meraih remot, Guanlin melihat topi berwarna pink pastel yang tidak lain adalah milik Y/n. Sekelebat bayangan tiba-tiba melintas di benaknya.
"Kau membawa topi? Mungkin saja kau akan kepanasan di sana nanti saat di pintu masuk,"
Guanlin berdecak kesal. Ia mengambil topi itu dan meraih kunci mobilnya. Tzuyu yang baru masuk ke dalam rumah menautkan kedua alisnya kebingungan ketika melihat Guanlin yang sepertinya akan pergi ke suatu tempat.
"Kau mau ke mana?"
"Ada urusan penting." Guanlin menoleh ke arah Tzuyu dan tersenyum dengan tatapan matanya yang teduh, sehingga Tzuyu terhipnotis seketika dibuatnya.
"Kau bisa menunggu di sini jika mau, aku tidak akan lama."
Seakan masih dalam kondisi di bawah alam bawah sadar, Tzuyu mengangguk mengiyakan. Guanlin tersenyum dan keluar dari rumahnya. Kedua tungkainya berlari kecil dan memasuki mobilnya. Ia menyalakan mesin mobil dan keluar dari pekarangan rumahnya.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosé ; Wanna One [COMPLETE]
FanficGuanlin, Seonho, Jihoon x You "Love is much like a wild rose, beautiful and calm, but willing to draw blood in its defense."-Rose Total chapter > 50