🌹 Chapter 19 🌹

91 15 0
                                    

"Kau serius akan membuat surat ijin? Padahal kau tipikal namja yang tidak suka membolos." Jinyoung memiringkan kepalanya heran, sedangkan Guanlin hanya menghela nafasnya.

Bahkan sebenarnya Guanlin heran ada apa dengan dirinya sendiri. Biasanya jika Seonho sakit ia masih akan tetap belajar di sekolah.

Karena eomma pasti akan menjaganya. Tapi sekarang berbeda. Ibu berada di luar kota. Dan yang menjaga Seonho adalah Y/n.

"Hanya ingin menemani Seonho," jawab Guanlin cuek.

Guanlin mengambil selembar kertas ijin yang ada dimeja guru piket. Perlahan, ia mulai menggoreskan tinta pena di atas kertas itu. Entah kemana pikirannya mengawang. Sehingga sadar tidak sadar Guanlin menulis alasannya untuk ijin adalah karena tidak enak badan. Bukankah yang tidak enak badan itu Seonho? Mengapa ia menulis dirinya yang tidak enak badan?

Apa yang barusan kutulis?

Guanlin berdecak sebal setelah menyadari apa yang baru saja ia tulis. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi. Kertas itu hendak dibuangbya ke tong sampah. Namun, sebelum itu Jinyoung telah merebut kertas itu dari tangannya.

"Ah, pantas saja kau mendadak ingin ijin pulang." Jinyoung berdecak sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kau kan jika sedang sakit pasti malas melakukan sesuatu."

Ingin sekali Guanlin berteriak dan mengatakan bahwa Jinyoung salah besar karena mengklaim dirinya seenak jidat. Tapi yang dilakukannya hanya diam tak berkutik. Lalu, mata Jinyoung mulai menyipit dan mulai memperhatikan Guanlin secara seksama.

"Kau ... dari penampilanmu kau adalah lelaki idaman gadis di SMA ini ...." Jinyoung memperhatikan Guanlin dari atas hingga bawah. "Tapi ... seleramu sangat disayangkan ... seleramu benar-benar aneh."

Dahi Guanlin mengernyit heran, lalu sebelah alisnya terangkat. "Maksudmu?"

"Jika aku mengatakannya aku tidak bisa menjamin keselamatanku."

Guanlin mendengkus kesal. "Kau pikir aku ini apa?!"

"Arra, arra, sebenarnya ... yang ingin aku tanyakan adalah ... kau ...." Jinyoung menghirup nafasnya dalam-dalam, bersiap-siap akan reaksi Guanlin padanya nanti. "KaumenyukaiSeonho? Kaupastibermainhujandengannyahinggasakitsepertiini."

"Ne? Kau berbicara terlalu cepat."

"Ani aku tidak jadi mempertanyakannya."

"Ck! Dasar aneh."

⚪⚪⚪

"Bagaimana rasanya?"

Seonho menatap wajah Y/n yang berbinar menatap dirinya. Dan hal itu membuatnya merasa bersalah jika ia bersalah jika ia mengatakan yang sebenarnya. Ia terlalu takut jika senyuman manis yang tergurat di bibir gadis itu menghilang dan digantikan dengan wajah yang muram. Lalu diikuti dengan tundukkan kepala karena rasa bersalah.

"Enak kok, aku menyukai bubur wijen buatanmu."

" Jinjja? Aku tidak menyangka, padahal ini adalah yang pertama kalinya aku membuat bubur wijen."

Seonho tersenyum simpul. "Dan aku merasa tersanjung karena akulah orang pertama yang memakan bubur wijen buatanmu yang pertama."

"Gomawo."

"Hyung? Kau tidak jadi sekolah?"

Guanlin melirik sekilas ke arah Seonho dan Y/n yang tengah duduk di bangku sambil memakan bubur wijen di meja makan. Alih-alih menjawab pertanyaan Seonho. Guanlin justru mendekati Y/n dan Seonho menuju meja makan. Tangannya merebut mangkuk berisi bubur wijen yang tidak lain adalah buatan Y/n.

Ia mencicipi sesendok bubur tersebut. Mendadak matanya membulat seketika. Buru-buru ia berjalan menuju wastafel dan memuntahkan bubur yang ada di mulutnya.

"Ya! Shin Y/n! Apa kau ingin menyiksa Seonho?!"

"Ma-maksudmu apa oppa?"

Guanlin berdecak sebal. "Apa kau tidak sadar? Bubur wijen yang kau masak benar-benar tidak manusiawi. Kau terlalu banyak memasukkan garam ke dalamnya. Kau bahkan tidak mencobanya terlebih dahulu sebelum menyajikan buburnya pada Seonho! Yeoja macam apa kau ini?! Bahkan memasak saja tidak bisa?"

Y/n bersumpah bahwa itu adalah kalimat terbanyak yang pernah Guanlin ucapkan sekaligus tajam yang langsung menusuk ulu hatinya. Kepalanya menunduk. Rasa panas mulai menjalari kedua sudut matanya. Cairan bening itu menggenangi pelupuk matanya.

Dengan suara bergetar Y/n berusaha mengucapkan satu kata meskipun lidahnya kelu. "Mi-mian."

Masih dengan kepala yang tertunduk, Y/n beranjak dari duduknya. Lantas ia berlari memasuki kamarnya. Sedangkan Guanlin yang melihat itu hanya diam. Merutuki apa yang baru saja ia lakukan. Sebenarnya mengapa aku seperti ini?

-TBC-

Yeayyy tinggal sehari lagi UAS kelar 😆

Demi apa hari ini bisa ketemu jackpot astaga. Pulang sekolah pas nunggu abang uber ketemu gebetan 😆😆😆

Rasanya pengen terbang aja, hati juga adem banget astaga 😆😆😆

PARAHNYA PAS LAGI ENAK-ENAKNYA NGELIATIN GEBETAN, ABANG UBERNYA UDAH NYAMPE

abang uber :
NENG BURUAN ATUH NENG NAIK MOTORNYA

aku bisa apa sih emangnya😢

Jangan lupa baca The Govloker's Daily Life di lapak sebelah ya

Rosé ; Wanna One [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang