Pagi yang dingin karena kini sedang hujan. Alya berjalan di koridor yang masih sepi berhubung cuaca sedang tidak baik.
Disaat bersamaan Rama datang dari arah parkiran berjalan di koridor,melihat Alya yang sedang sendiri.
"Pakai jaket gue, disini dingin."
"Eh," Alya terkejut dengan kedatangan Rama yang tiba tiba.
"Gausah Kak, gak dingin kok." Elak Alya mencoba untuk menolak.
Namun, Rama langsung memakaikan jaketnya ke pundak Alya. "Pakai aja!"
"Tapi Kak, nanti malah Kakak yang kedinginan." Lagi, Alya menolak.
"Gue gapapa." Rama menatapnya sejenak sebelum berlalu pergi.
***
Setelah kepergian Rama, Alya kembali menuju ke kelasnya. Sesampainya di kelas, ternyata Kayla sudah sampai duluan. Alya pun menuju ke bangkunya, namun Kayla memberikannya tatapan aneh yang tidak dimengerti olehnya.
"Apa?" Alya memulai.
"Jaket lo kayaknya gue kenal," Kayla berkata penuh selidik.
"Jaket Kak Rama." Jawab Alya enteng.
1
2
3"WHAT?!? Kok bisa sama lo jaketnya?!?" Kayla syok mendengar jawaban Alya.
"Yagitu." Alya acuh tak acuh seolah ini bukan apa-apa.
"Yagitu gimana? Gile banget lo ya ngejarnya?!" Kayla ingin penjelasan!
"Tadi tu gue lagi jalan, trus dia datang ngasih jaket, ya awalnya gue tolak eh dianya maksa trus dia pergi gitu aja yaudah gue pake, puas lo!" Jelas Alya sengit, Kayla hanya manggut-manggut tanda mengerti.
"Oh, itu berarti perkembangan buat lo, mungkin aja Kak Rama udah mulai suka sama lo?" Ujar Kayla memprediksi.
"Yakali, udah deh gausah ngomong beginian, gak mungkin juga Kak Rama suka sama cewek kayak gue." Lagi-lagi Alya minder padahal dari semua kriterianya Rama sangat pas. Tapi apa daya jika jiwa insecure nya lebih tinggi daripada kepercayaan dirinya sendiri.
"Terserah." Balas Kayla cuek. Alya selalu saja merendah, benar kekurangan itu ada tapi semua orang pasti memiliki kekurangan kan? Tidak ada yang sempurna! Entah bagaimana lagi cara memperbaiki otak anak itu agar lebih bersyukur.
Ini baru permulaan awal sebuah kisah, masih banyak hal-hal lain yang sedang menunggu dan tak pernah diketahui.
***
Siangnya, Alya berniat untuk mengembalikan jaket Rama. Namun timbul ketakutan untuk melewati koridor kelas 12 yang sedang ramai di saat-saat seperti ini. Terpaksa Alya mengembalikannya dilain waktu.
Saat kembali ke kelas, Alya melihat Rama yang kebetulan baru keluar dari perpus.
"Kak Rama," panggil Alya.
"Ya?"
Alya bergegas menuju Rama yang sudah menoleh kearahnya.
"Ini Kak jaketnya aku kembaliin,makasih ya, Kak."
"Oh oke, sama-sama." Balas Rama.
"Aku balik ke kelas dulu Kak." Pamit Alya, jujur ada sedikit kegugupan di hatinya ketika berhadapan dengan Rama.
"Eh, ntar mau pulang bareng gue?" Kata-kata itu, saat mendengarnya seketika Alya berhenti dalam langkahnya dan mendadak jadi patung. 'Demi apa Kak Rama ngajak pulang bareng?!' sorak batin Alya.
"Eh, anu... Aku dijemput Kak." Bodoh,Alya merutuk kebodohannya lagi. Ngapain sok nolak coba?!
"Ohh, yaudah lain kali aja. Gue duluan ya?" Rama pun pergi meninggalkan Alya yang masih merutuki dirinya sendiri.
"Yah kan dianya juga gak maksa,guenya juga bodoh banget!" Gumam Alya penuh penyesalan lalu kembali ke kelas dengan lesu.
***
Lanjutttt......
KAMU SEDANG MEMBACA
XXL
Teen Fiction[REVISI ON GOING] Revisi: Davin=Kevin CERITA MASIH LENGKAP. Satu, gue benci sama lo! Dua, gue sangat-sangat benci sama lo! Dan tiga, gue benci karena cinta sama lo! "Gue benci sama lo kenapa gue harus ngerasain semua ini?! Gue benci sama lo kenapa l...