11

17.6K 1K 9
                                    

Aku hanya aku yang belum bisa mencoba tidak peduli

Setibanya di salah satu mall yang ada di kota tersebut, Alya turun dari motor dan tegak diam menunggu Rama yang sedang memarkirkan motornya.

"Udah?"

"Yuk" Rama langsung menggandeng tangan Alya masuk ke dalam mall tersebut.

Blush

Sudah pasti pipi Alya memerah merona. Rama dengan tenang menggandeng tangannya di depan banyak orang.

Walaupun tidak ada yang mengenali mereka namun Alya tetap saja merasa malu. Bukan malu digandeng Rama tapi malu ya itulah maksudnya.

"K..kkak" cicit Alya pelan.

"Hm?"

Rama masih berjalan dengan santai.

"Kak, nanti ada yang liat"

"Lo malu gue gandeng gini?"

"Ng..nggak juga, tapi nanti-

"Udah diem, yuk mau kemana dulu?" tanya Rama yang masih mempertahankan gandengannya agar tidak terlepas.

"Ehm, ke toko aksesoris dulu mau?" tanya Alya sedikit segan. Maklum setaunya cowok tidak suka jika diajak belanja, kecuali Gavin pastinya.

"Yaudah yuk"

Rama dan Alya jalan bergandengan menuju salah satu toko aksesoris yang lumayan terkenal. Sesampainya disana Alya mulai memilih ikat rambut, dan pita pita yang di perlukannya.

Tiba tiba, terasa pergerakan di rambutnya. Alya langsung mendongak dan terpampanglah wajah tampan Rama yang tangannya sedang sibuk memasangkan salah satu pita yang sudah dipilihnya.

"Cantik, gue beli yang ini"

Alya menyeringitkan dahi bingung, untuk apa pita itu dengan Rama. Namun dia tidak menanyakannya.

Alya lanjut memilih aksesoris yang dibutuhkannya, tentunya setelah pita yang dipasang Rama dilepaskan.

"Yuk kak ke kasir, gue udah siap" ajak Alya.

Rama mengekori Alya dari belakang.

"Biar gue yang bayar"

"Tapi kak-

"Ga usah dibantah" potong Rama cepat.

Setelah membayar, Rama memberikan pita yang di belinya pada Alya.

"Nih"

"Loh?"

"Buat lo, lo cantik pas pakai ini" Rama mengeluarkan pitanya kembali dan memasangkan ke rambut Alya.

Deg

"Kok jadi dikasih ke gue" gumam Alya pelan.

"Yakali buat gue Al"

"Hm, Makasih" balas Alya lalu tersenyum manis.

"Mau kemana lagi?" tanya Rama.

"Yakin mau nemenin belanja? Nanti kapok loh" goda Alya.

Rama tersenyum "Buat lo apa yang nggak"

"Mampus, senjata makan tuan. Malah gue yang baper"

Rama menemani Alya berbelanja, Alya senang senang saja tentunya apalagi Rama yang baik hati malah membayar belanjaannya padahal Alya sudah menolak mati matian agar biar dia sendiri saja yang bayar. Namun tidak digubris oleh Rama.

"Al gak laper?"

"Nggak"

"Emang lo udah makan?"

"Udah"

"Jam berapa?"

"Jam 10 pagi sekalian sarapan" Sontak Rama menoleh dan melihat Alya.

"Al! Ini udah jam 4 sore dan lo cuma baru sarapan, gila! Ayok kita pergi makan" ajak Rama, bukan! Perintah Rama lebih tepatnya.

"Tapi, gue gak lapar kak" tolak Alya.

"Gak lapar atau lo yang lagi sok sok an diet?" tanya Rama.

Akhirnya Alya mengangguk lemah.

"Bukan gitu caranya kalau mau ngurusin badan! Yang ada lo sakit! Ikut gue!" suara Rama berubah tegas. Dan Alya hanya bisa diam menurut.

Rama membawa Alya ke salah satu restoran yang ada, dan memilih makanan tanpa peduli protes dari Alya.

"Makan!" perintah Rama lagi.

"Iya"

Alya mulai memakan makanan yang sudah di pilih Rama. Dan Rama pun begitu.

Hanya ada kesunyian di beberapa waktu, lalu Rama mulai buka suara.

"Lo kenapa masih mau diet?"

"Karena gue gendut lah, kalau kurus mah gak bakal"

"Emang lo gendut?" tanya Rama.

"Iya"

"Siapa yang bilang?"

"Gue sendiri dan ... orang orang"

"Dan lo percaya?"

"Ya"

Pletak

"Auuu, sakit kak kok di jitak sih" Alya meringis sakit di kepalanya.

"Bodoh sih" jawab Rama santai.

"Kok gitu sih?"

"Tanya ke diri lo"

Alya diam, apa yang dimaksud Rama? Apa yang harus dipertanyakannya?

"Lo itu cantik apa adanya, tanpa perlu mendengar perkataan orang lain. Seharusnya itu yang lo percaya"

Alya diam.

"Udah selesai?"

Alya hanya mengangguk.

Rama tegak dan meraih tangan Alya.

"Yuk pulang udah sore"

Rama menggandeng Alya menuju parkiran, dan mengantar Alya pulang kerumah.

Sesampainya dirumah Alya masih diam. Diam dan mendiamkan Rama. Alya turun dari motor Rama dan ingin langsung pergi namun dia masih tau diri untuk mengucapkan terimakasih.

"Terimakasih" ucap Alya dan melenggang pergi meninggalkan Rama.

"Kalau masih mau ngurusin badan, olahraga sama gue. Besok minggu gue jemput kita jogging" Ajak Rama dan langsung menghentikan kaki Alya.

Alya masih diam. Merasa tidak ada tanggapan, Rama mulai menyalakan motornya dan pergi dari rumah Alya.

"Huft" Alya menghela nafas kasar. Dia tidak marah pada Rama, tidak sama sekali. Hanya saja mungkin Alya masih belum bisa untuk tidak mendengarkan apa yang orang lain bilang.

Begitulah Alya.

***
Full part Alya dan Rama.

Makasih buat semuanya.

Jangan lupa vote dan comment.

❤❤❤❤

XXLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang