Alya pov
Awalnya aku tidak menaruh harapan apapun padanya. Karena, seperti yang kalian tau aku tidak secantik gadis yang lain. Sedangkan dia? Sosok tampan yang digemari banyak wanita ditambah pula dengan kepintarannya.
Jangankan untuk menjadikannya yang spesial, kenal dengannya saja terasa tidak mungkin.
Tapi sepertinya takdir berkata lain, siapa sangka dia duluan yang tiba-tiba menyapa saat pulang sekolah. Berawal dari sana, dan semoga akan menjadi lebih baik.
Perasaanku?
Kalian taukan dari awal itu aku ingin merasakan jatuh cinta, dan aku rasa itu benar terjadi. Bagaimana bisa menolak kalau hari hari yang aku lalui banyak bersamanya dan juga semua sikap dia yang sangat baik.Dan juga apakah kalian mengingat daftar kriteria yang kupunya? Bisa dikatakan semua ada di dia. Begitulah kira kira.
Lalu apakah aku benar benar berharap lebih? Jawabannya tentu saja iya tapi juga terkadang tidak. Bohong jika aku bilang aku senang dengan situasi yang begini saja. Dan ragu jika kukatakan aku ingin lebih, karena balik lagi ke masalah awal aku gak secantik wanita lainnya. Ahahaha.
Jika hanya karena kriteria bukankah itu hanya rasa kagum? Awalnya aku kira iya, tapi semakin lama aku disekolah, semakin banyak yang kukenal, barulah aku sadar yang seperti dia itu banyak, tapi hanya dia yang bisa atau mungkin mau dekat denganku. Dan sepertinya rasa itu bukan rasa kagum lagi.
Bolehkah kukatakan aku adalah bulan dan dia adalah matahari? Yang mana bulan tak bisa bercahaya sendiri digelapnya malam tanpa bantuan matahari. Seperti aku yang mungkin tak akan dikenal jika tidak dekat dengan dia. Walaupun kedekatan itu juga berimbas buruk denganku. Bagaimana lagi.
Dia, Rama Raflin yang bisa membuatku tersenyum dan menangis. Sungguh hebat dirimu.
Para fansnya saja sangat berbahaya, rasanya hidupku terancam oleh mereka. Apalagi caci makinya pedes banget kayak cabe rawit. Tapi bukankah kata fans terlalu bagus untuknya? Tak apalah begitulah kenyataannya. Rama yang digemari banyak wanita. Jadi bagaimana denganku? Apa aku juga sama seperti mereka?
Alya pov end
***
Rama pov
Pukul 16.00, tepat satu jam setelah pulang sekolah. Aku masuk kedalam kamar, ruang pribadi yang hanya aku yang bisa memasukinya. Nggak sih mama juga bisa.
Kembali mengusik kenangan lama, meraih kotak biru yang ada di bawah tempat tidur. Membukanya perlahan dan terlihat lah fotoku dengannya, Anindita Prameswara.
Anin adalah cinta pertamaku yang juga berperan sebagai pacar pertama. Hari-hari yang cukup indah bersamanya. Gadis berparas cantik, bertubuh indah, dan otak yang cemerlang itu pernah menyinggahi hatiku entah sekarang bagaimana akupun tak tau.
Kami berpisah bukan karena hal buruk, tapi hanya tiba tiba putus kontak. Awalnya berniat LDR karena Anin yang harus ikut pindah dengan orang tuanya ke Jepang. Namun tak selang beberapa bulan semua tentangnya menghilang. Jujur akupun tidak membencinya karena itu.
Lalu bagaimana sekarang? Kurasa kini Alya benar benar menggantikannya, kurasa. Namun, terkadang ada yang membuatku tak yakin dengan perasaanku sendiri. Apakah aku benar benar menyukainya? Atau bagaimana?
Tapi sekarang? Kurasa aku harus yakin dengan diriku sendiri. Dan Alya bukankah dia yang terbaik?
Pertama kali melihatnya ketika di perpustakaan saat dia sedang membaca novel, terlihat sibuk dengan bacaannya. Entahlah apa yang membuatku tertarik tapi melihat dia yang sedang fokus seperti itu mampu membuatku tersenyum.
Aku memang sering dibuatnya tersenyum. Namun aku? Malah sering membuatnya menangis, tapi itu bukan kemauanku. Melainkan ulah para fans yang terlalu terobsesi padaku. Tak apakan jika kusebut mereka fans?
Mereka mulai menyakiti Alya ketika aku terlalu terang-terangan bersamanya. Mengapa mereka terlalu sibuk dengan hidupku? Suka suka aku lah mau berteman dan berkencan dengan siapa.
Kurasa keputusanku sudah bulat.
***
"Kamu mau gak jadi pacar aku?"
...
KATA KATA SIAPA ITU? KLISE BANGET. AYO DITEBAK TEBAK.
Jadi gini, akutu seneng banget sama kalian yang udah baca cerita aku yang udah vote cerita aku dan lebih seneng lagi karena kalian follow aku. Aku ingat sebelum sebelumnya aku gak pernah minta difollow sama kalian tapi sekarang? Rasanya kalian benar benar menghargai aku dan aku berterimakasih sebanyak banyaknya dan jujur aku berharap yang lain juga ikutan follow, hehe.
Jadi gini lagi, aku sadar cerita ini terlalu santai karena aku juga gak suka konflik tapi gimana ya? Walaupun aku gak suka konfliknya tetap ada,Ahahahaha.
JADI GINI LAGI, HAPPY 10K READERS AND 1K VOTE. Masih sedikit kan, perbandingannya 1:10 tapi aku bahagiaaaaaaaaa banget. Terus vote, comment cerita aku ya dan ditunggu terus kelanjutannya.
Cerita ini harus cepat tamat karena aku sudah kelas dua belas.
Aku sayang kalian, yang belum follow jangan lupa di follow ya akun aku. Hehe muach.
Mereka mau comeback:( kusedih karena tak membeli album
Mingyu saranghae ❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
XXL
Teen Fiction[REVISI ON GOING] Revisi: Davin=Kevin CERITA MASIH LENGKAP. Satu, gue benci sama lo! Dua, gue sangat-sangat benci sama lo! Dan tiga, gue benci karena cinta sama lo! "Gue benci sama lo kenapa gue harus ngerasain semua ini?! Gue benci sama lo kenapa l...