09

20.4K 1K 44
                                    

Sejak tiba di kelas, Alya hanya menundukkan kepalanya sembari menutup wajahnya di lipatan tangan. Entah mengapa pagi ini terasa sangat melelahkan dengan semua kejadian yang telah dialaminya.

"Lo kenapa Al?" tanya Kayla yang baru tiba di kelas langsung duduk di tempatnya.

Alya mendongak melihat ke arah Kayla.
"Sedih Kay"

"Hah?Sedih kenapa coba?" tanya Kayla lagi.

"Tadi malam kak Rama datang kerumah nyamperin gue. Dia bilang bakal lindungin gue dari fansnya"

"Hah?sumpah? Trus lo jawab apa?"Kayla terkejut, sosok Rama benar benar ngebelain datang ke rumah Alya malam malam hanya untuk itu.

"Gue gamau" jawab Alya singkat

"Begok" celetuk Kayla.

"Begitulah" Kata Alya langsung menunduk kembali.

"Ni anak dapat pangeran yang mau ngelindungin bukannya dimanfaatin malah disia siain, goblok banget sih" gumam Kayla pelan.

"Gue denger" sahut Alya.

***

Disisi lain, Rama sedang termenung juga dikelasnya. Mengapa Alya sangat sulit ditaklukan ? Mengapa fansnya begitu menyusahkan? Dan mengapa dia jatuh hati pada Alya?

"Woi" teriak Galang tepat ditelinganya.

Rama tersentak dan langsung meninju Galang dari samping tepat pada dadanya.

"Sakit begok" seru Galang setelah merasakan perih di dadanya.

"Lah telinga gue ntar tuli goblok" bela Rama.

"Ya maap, lagian lo kenapa sih?" tanya Galang to the point.

Rama terdiam sejenak lalu menyaut "Gapapa"

"Kayak cewek pms aja bilang gapapa, jelasin bro biar bisa bantu"

"Alya, ada beberapa dari anak sekolah sini ngehina dia bilang dia jelek, gendut, gak menarik, gak pantas sama gue ya gitu gitu lah" jelas Rama.

"Trus?"

"Tadi malam gue kerumahnya, dia ngehindar dari gue beberapa hari ini. Gue bilang gue bakal lindungin dia, tapi dia gamau" jelas Rama lagi.

"Bukan gamau, mungkin dia gengsi atau ada hal lainnya. Lo kalau beneran suka perjuangin lebih keras lagi" saran Galang.

"Hm" Rama hanya bergumam seolah mengerti.

***

Disini yang menjadi masalah bukan lah Rama ataupun para fansnya. Namun, sikap Alya. Alya selalu saja minder dengan keadaannya apalagi jika sudah ada yang namanya hina menghina.
Dia.Baperan. bukan cuma dengan hinaan tapi juga hal hal manis.

Alya memang jarang mendapatkan yang seperti itu, namun sekali dia mendapatkannya maka mulai lah goyah hati dan perasaannya.

Alya punya masa lalu yang belum bisa dia ceritakan. Alya sebenarnya juga takut jatuh cinta, setidaknya dia sekarang bukan sedang jatuh cinta tapi hanya sekedar menyukai,maybe.

Begitu pula Rama, Rama juga punya masalalu tapi tidak pernah ada yang tau apakah itu sudah benar benar hilang atau bagaimana.

Diantara mereka, hanya tuhan dan diri mereka sendiri yang mengetahui apa isi hati dan bagaimana mereka akan melangkah selanjutnya.

Sekian narasi dari gue-yangnulis.

***

Lagi, malam ini Rama datang ke rumah Alya. Lalu apa Alya mau menemuinya? Tentu saja tidak, tidak jika belum dipaksa Gavin. Gavin hampir saja menyeret adiknya itu keluar jika saja sang mama tidak lebih cepat memerintah.

"Alya temui teman kamu, dia dari tadi sudah menunggu" titah mama yang tidak mungkin dibantah.

Alhasil? Alya keluar menemui Rama.
"Apa lagi?"

"Al, gue gak tau salah gue dimana dan kenapa lo tetap ngejauhi gue walaupun gue mau ngelindungin lo" jelas Rama.

Alya terdiam, bagaimana dia harus menghadapi masalah ini kedepannya? Rama benar, bahkan Alya tidak tau salah Rama dimana. "Gue... Gak siap kalau harus dihina lagi"dan gue takut jatuh terlalu dalam.

"Gue bakal ngelindungin lo Al! Soal hinaan gak perlu lo dengarin, orang yang hina lo semuanya itu karena iri, karena dengki"

"Gue paham, tapi gue tetap gak bisa! Gue gak berani untuk sekedar menegakkan kepala di depan mereka yang ngehina gue! Karena...- kata kata Alya terhenti. Lagi, dia terisak. "Karena semua yang mereka bilang benar" lirih Alya.

Rama meletakkan kedua tangannya di bahu Alya "Al! Plis, percaya sama gue! Lo cantik, lo baik, lo anak yang manis wajar mereka gitu sama lo! Jangan gini lagi gue mohon"

Alya semakin terisak "Gue takuttt" teriak Alya.

Rama langsung memeluk Alya, dia tidak tau mengapa Alya begini.

Alya masih terisak dan Rama masih memeluknya tanpa peduli bajunya yang mulai basah terkena air mata.

'Gue takut akhirnya jatuh hati sama lo trus lo gak bisa bales perasaan gue! Itu yang gue takutin' batin Alya.

Alya sudah mulai tenang dan melepaskan diri dari pelukan Rama.
"Kak mending lo pulang dulu, gue mau istirahat" usir Alya halus.

"Ehm, oke lo istirahat ya. Gue pulang" pamit Rama lalu pergi meninggalkan perkarangan rumah Alya.

Alya masuk ke dalam rumahnya, mama papanya sudah masuk ke kamar. Tapi ada Gavin disana, sang abang yang tau adiknya sedang tidak baik. Saat Alya melihatnya Gavin langsung merentangkan tangannya, Alyapun berlari dari pintu dan langsung memeluk Gavin erat.

"Udah tenang, adek abang kan kuat gak cengeng kayak dulu lagi kan? Gak lemah kayak dulu lagi kan? Ya nggak lah kan adiknya abang Gavin" hibur Gavin sambil mengusap rambut Alya pelan.

Alya hanya diam, tidak menceritakan dia hanya butuh ketenangan.

"Adek abang mau minum susu coklat dingin?" tanya Gavin.

Didalam pelukan hangatnya, Alya mengangguk cepat.

"Abang yang buatin ya, adek mau" rengek Alya masih terisak.

"Yaudah yuk ke dapur, abang buatin"

--***--

Banyak scene abangnya ya? Karena gue gak punya abang.

Ini abang gue, mana abang lo? Oeettyz

Berikan vote dan commentnya guys:):):)

XXLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang