Perpustakaan 10.34 AM
"Hello Alya" sapa sosok gadis cantik yang terlihat angkuh, memandang rendah orang yang sedang disapanya. Merasa dirinya sangat sangat tinggi dan tak pantas untuk dikalahkan oleh gadis didepannya.
"Hai...Elina"
***
"Gue mau bicara sama lo!" kata Elina yang membuat Alya menyeringitkan dahi merasa bingung.
"Ya?" Alya menyeringitkan dahinya bingung. Apa urusan Elina dengannya?
"Lo pacaran sama Rama kan?" tanya Elina yang diangguki Alya.
"Lo sadar gak sih kalau lo gak pantes sama Rama? Gue yakin pasti Rama sering dapat kesulitan semenjak pacaran sama lo kan?" Alya diam, benar benar memilih diam.
"Lo tau kenapa?" Elina mengarahkan jari lentiknya ke sekitaran wajah Alya lalu mulai menatap Alya kembali dari atas sampai bawah seolah dia sedang menilai.
"Karena lo gak pantas! Tinggalin Rama kalau lo masih punya harga diri, dan juga kalau lo masih peduli dengan hidup Rama" ujar Elina sebelum pergi meninggalkan Alya. Namun terhenti karena pertanyaan Alya.
"Lalu siapa yang pantas?"
Elina melirik sekilas lalu menjawab "Yang pasti bukan lo!"
Setelahnya, Alya terduduk lemas. Tidak ada air mata kali ini. Dia diam, seolah pikirannya sedang kosong namun tidak. Elina masih menginginkan Rama. Bisakah Rama bertahan dengannya? Benarkah dia tak pantas?
***
Pukul 10.37
Hanya 3 menit selisih Rama dengan Elina. Elina baru saja pergi saat Rama memasuki perpustakaan yang diyakininya akan ada Alya disana. Dan benar saja, dia melihat Alya yang sedang duduk dengan bukunya. Mengapa Alya duduk dilantai perpus disaat ada meja dan kursi?
Ramapun memilih untuk menghampiri Alya. "Al..." tapi tidak ada respon. Rama menepuk pundaknya sedikit dengan pelan. Alya menoleh, langsung berdiri.
"Kamu kenapa?"
"Aku ke toilet dulu ya kak" tanpa menjawab pertanyaan Rama, Alya langsung berlari keluar perpustakaan.
Rama terdiam sebelum akhirnya tersadar dan langsung mengejar Alya. Entah benar atau tidak tapi Rama merasakan hal yang janggal disini. Dengan cepat Rama mencekal lengan Alya berharap dia berhenti.
"Lepasin kak" pinta Alya dengan suara bergetar.
"Kamu kenapa?" tanya Rama mulai khawatir.
Alya terus menggelengkan kepalanya, seolah memberi tau bahwa dia tak apa. Tapi bukan Rama namanya yang akan menuruti. Rama menarik lengan Alya, ini semua tidak benar. Kini mereka sedang di tengah koridor yang ramai. Membuat keributan bukanlah hal yang baik. Itulah sebabnya Rama memilih menarik lengan Alya menuju ke taman belakang. Setidaknya itu tempat yang baik untuk mereka bicara.
Sampai tiba di taman belakang Rama baru melepas cekalan tangannya. "Sakit kak!" bentak Alya ketika Rama melepas cekalannya.
"Maaf oke? Aku gak maksud nyakitin kamu. Kita gak mungkin buat keributan disana. Yang ada kita bakalan malu" ujar Rama.
"Iya malu, apalagi kalau sama aku kan?" balas Alya, berjalan kearah kursi taman dan duduk disana. Menarik napas dalam seolah ada beban yang begitu besar di hatinya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
XXL
Teen Fiction[REVISI ON GOING] Revisi: Davin=Kevin CERITA MASIH LENGKAP. Satu, gue benci sama lo! Dua, gue sangat-sangat benci sama lo! Dan tiga, gue benci karena cinta sama lo! "Gue benci sama lo kenapa gue harus ngerasain semua ini?! Gue benci sama lo kenapa l...