45

19.6K 687 64
                                    

You make my day
You make my dawn
Where you can cry
Where I can cry
-SVT

STREAMING ANAK ANAK KESAYANGANKU YA....
AKHIRNYA KITA TIBA DI AKHIR CERITA. SEBENARNYA AKU SEDIKIT CEMAS, TAKUTNYA KALIAN MIKIR INI ADALAH TAMAT YANG DIPAKSAKAN. TAPI, INILAH AKHIRNYA.

DAN TUNGGU AJA YA EXTRA PARTNYA. OKE?

SESUAI NIATKU KEMARIN, BUAT YANG PENGEN TAU LEBIH ATAU PENGEN LEBIH DEKAT DENGAN AKU, KALIAN BISA FOLLOW INSTAGRAM AKU putrioktaviani2310 oke?

Ya, itu dia nama aku hehe 😂😂😂.

Terus bersama ya para readers kesayanganku. Readers yang membuatku mulai di kenal banyak orang. Aku gak akan ngelupain kalian.

Jangan hapus XXL dari library ya. Dan nantikan extrapartnya. Yey.

TERIMAKASIH BANYAK. TERIMAKASIH TERIMAKASIH TERIMAKASIH. AKU SAYANG KALIAN.

***

Alya tampak kacau sepulang sekolah tadi, mamanya sedang pergi arisan di rumah tetangga sekomplek. Papanya masih belum pulang bekerja. Dan hal ini adalah hal yang paling Alya syukuri.

Tapi masih ada satu penghuni rumah yang menyaksikan wajah lusuh Alya yang sudah memerah karena menangis setengah jam yang lalu. Dia adalah Gavin. Gavin hanya diam memandangi adiknya yang menangis tersedu setelah diantar Rama. Gavin tau kini adiknya sedang jauh dari kata baik-baik saja. Tapi dia sendiri juga hanya bisa diam karena tidak tau harus berbuat apa.

Kefrustasiannya semakin menjadi ketika Alya berhenti menangis, tapi wajahnya masih ditelungkupkan di atas lipatan tangannya. Gavin risau melihat adiknya yang tidak lagi bersuara. Setidaknya tadi dia tau Alya sedang melampiaskan kesedihannya.

Gavin bergegas menghampiri Alya, membalik badan Alya dengan cepat. Disitu Alya terlihat sangat kacau, dari dekat Alya terlihat sangat menyedihkan. Rambutnya berantakan, air matanya mengalir deras. Dia menangis tanpa suara.

"Dek, hey. Ini abang" Gavin mencoba menyadarkan Alya yang sudah seperti orang gila. "Dek, bicara sama abang. Abang disini sama kamu" tangan Gavin menepuk pipi Alya pelan.

Alya tadinya tidak menyadari keberadaan Gavin, itulah sebabnya Alya menangis histeris. Tapi saat dia tidak sengaja melirik keberadaan Gavin, Alya langsung mencoba menghentikan tangisnya. Tapi tidak bisa, berakhir lah dia dengan menangis dalam diam.

"Iya... Adek tau kalau abang liatin adek dari tadi" jelas Alya tanpa ditanya. Dia langsung memeluk Gavin erat, bahkan sangat erat. Seolah takut jika nanti dia juga akan kehilangan Gavin.

"Hey... Jangan kayak gini ya, kamu itu adik abang yang paling cantik, kamu anak yang kuat. Ingat gak sih dulu kamu sering abang jailin karena kamu bukan adik laki-laki yang selama ini abang impikan?" Alya mengangguk. "Nah, sekarang abang sadar kalau kamu itu adik yang memang bukan abang impikan tapi selalu ada di benak dan hati abang. Kamu pasti bisa ngehadapin semua yang sedang menimpa kamu"

"Dengarin abang sekali lagi ya, kalau kamu benar-benar gak kuat buat pisah sama dia, kamu bisa tetap ngelanjutin hubungan kamu sama Rama. Tapi dengan keharusan untuk kamu selalu percaya sama dia, tapi kalau kamu gak bisa percaya, abang dukung kamu untuk putus. Karena itu yang terbaik, hubungan tanpa kepercayaan itu omong kosong dek. Gak ada gunanya, jarak kalian bakalan jauh, bukan beda sekolah, kecamatan atau kota tapi udah beda negara. Pertimbangkan baik-baik dan pikirkan resikonya." saran Gavin.

XXLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang