Aku gak nyangka kalau makin banyak yang suka sama cerita ini, untuk cerita pertama aku sumpah ini rasanya bahagia banget.
Makasih ya buat yang tetap nungguin cerita ini❤❤❤❤
"Aku tidak tau apa yang aku sesali, karena kau pergi dengan alasan yang sepele atau aku yang tidak pernah mencegahmu. Aku tidak tau jika kejujuran itu menyakitkan, karena kejujuran itu kau memilih pergi dariku."-PO
***
"Adek masuk kesana ambil bolanya"
"Tapi abang, disana gelap adek gak berani"
"Kan adek yang bikin bolanya masuk kesana, adek dong yang ngambil"
"Adek...gak berani"
"Yaudah kalau gitu jangan main sama abang lagi" ucap Abangnya kemudian berjalan meninggalkan sang adik.
Sang adik yang takut abangnya tak mau bermain dengannya lagi berlari ke gudang.
"Abang ini adek ambil bolanya" soraknya.Abang berbalik, matanya melihat sang adik yang pergi masuk ke gudang dan mengambil bola. Entah kejailan dari mana, diapun menutup pintu gudang lalu menguncinya.
Berniat hanya bermain selagi dia mengambilkan minum untuknya dan adiknya. Namun, semuanya tidak benar. Sang adik yang sudah menemukan bola langsung berlari hendak keluar tapi pintu gudang tertutup.
"Abang" teriaknya tapii tak terdengar jawaban.
Dia panik.
"Abang tolongin adek, adek kekunci digudang" teriaknya lagi tapi tetap tak ada sahutan.
Keadaan gudang terasa mencekam, gelap dimana mana, hanya cahaya dari ventilasi yang terlihat.
Dia takut, bahkan sangat takut.
Brak
Ada kardus yang tiba tiba terjatuh, dan beberapa tikus mulai keluar.
Tangisnya pecah.
"Abang tolongin adek, adek takut"
"Abang" teriaknya terus menerus berharap sang abang kan tiba.
***
Abangnya selesai mengambil minum, dan kembali menuju ke gudang.
"Abangg"
Terdengar sayup sayup teriakan dari seseorang, dia teringat adiknya. Dengan cepat sang abang berlari menuju gudang lalu membuka kunci pintunya.
Disana terlihat adiknya terduduk lemas dengan memeluk lutut, seketika rasa bersalah menyelubungi hatinya.
Dengan cepat direngkuhnya tubuh sang adik masuk kedalam pelukannya. Merapalkan kalimat penenang.
"Abang disini, maafin abang" gumamnya sambil terus mengusap punggung adiknya.
Dibawanya keluar duduk di bangku taman yang tersedia di halaman rumah lalu diberikannya minum yang diambilnya tadi.
Adiknya masih terus terisak, dan jujur dia merasa sangat bersalah. Tujuannya hanya ingin bermain dan agar adiknya menjadi berani dan kuat.
"Maafin abang ya" pintanya terus menerus.
"Adek takut" balas adiknya disertai isakan
KAMU SEDANG MEMBACA
XXL
Teen Fiction[REVISI ON GOING] Revisi: Davin=Kevin CERITA MASIH LENGKAP. Satu, gue benci sama lo! Dua, gue sangat-sangat benci sama lo! Dan tiga, gue benci karena cinta sama lo! "Gue benci sama lo kenapa gue harus ngerasain semua ini?! Gue benci sama lo kenapa l...