21

12.9K 702 29
                                    

Woeeee vote commentnya dong.

Setelah acara tembak menembak yang berakhir dengan tebengan pulang sekolah. Hingga pagi ini Rama datang kembali menjemput Alya untuk pergi bersama ke sekolah.

"Eh mantu Mama"

"I.. Iya pagi tante" jawabnya gugup. Bagaimana tidak? Baru pagi begini langsung dihadapi dengan Mama mertua.ups.

"Jangan gugup gitu dong, ayuk deh masuk" tak tanggung tanggung, Mama langsung menggandeng tangan Rama dan menyeretnya masuk langsung sampai meja makan.

Disana sudah ada Papa dan Gavin yang masih menunggu Alya. Mereka berdua hanya menyeringit bingung ketika melihat Rama tiba bersama sang mama.
"Pagi Om, Bang" sapa Rama yang hanya dibalas anggukan oleh Papa dan masih seringitan bingung oleh Gavin.

"Ngapain lo disini" Gavin berbisik setelah Rama duduk disampingnya.

"Nyokap lo bang yang bawa gue"

"Jangan bilang lo dipungut sama Mama, eh dengar ya gue gak mau punya adik lagi apalagi cowok"

"Gue bukan adik pungut lo kok bang, tapi adik-

"Alya cepat sini nak duduk, Rama udah nungguin ni dari tadi" panggil Mama setelah melihat sedikit pergerakan Alya dari pintu kamarnya.

"Gue adik ipar lo" Rama mengatakan pada Gavin secepat kilat.

"APA?! KALIAN UDAH JADIAN?! " tiba tiba Gavin berteriak.

"Ekhm" terdengar deheman dari Papa. Gavin diam, Rama membeku. Alya berusaha santai menuju meja makan dan Mama? Hanya tersenyum senyum.

"Pagi semua" sapanya lalu duduk disebelah Mama.

"Ayo mari makan semua, mama udah masak nasi goreng kesukaan kalian dan semoga Rama juga suka ya"

"Iya tante pasti"

Acara sarapan pagi bersama dimulai, tidak ada yang membuka pembicaraan. Alyapun hanya bisa diam, sebenarnya dia bingung apa reaksi Papa yang sebenarnya. Yang Alya tau selama ini Papa tidak mendukung anak gadisnya untuk berpacaran sebelum menamatkan sekolah menengahnya.

Seusai sarapan, Alya dan Rama pamit undur diri. Alya mulai mendekati Papanya yang mendadak serius.

"Kali ini Papa tidak melarang, tapi bukan berarti kamu bebas. Tetap dijalanmu dan tau aturan" tegasnya.

Alya memandang Papanya, kemudian senyum tulus terbit diwajah pria paruh baya yang sangat disayanginya.

"Alya sangat sayang sama Papa" ujarnya lalu memeluk sang Papa erat.

"Kok jadi mellow sih, sini Papa peluk Mama aja"

"Ih Mama ganggu orang aja" balas Alya ketus dan berlalu kearah Rama.

"Kami pamit ya om, tan, bang" pamit Rama. Alyapun mengekori keluar dari Rumah.

"Banyak drama ya kan kak dirumah gue" Akya membuka suara setelah mendaratkan bokongnya di kursi penumpang.

"Gak masalah, gue seneng dengan keluarga lo" Rama mulai mengendarai mobilnya.

"Tumben lo bawa mobil kak"

XXLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang