Keadaan menjadi sedikit canggung sejak kejadian semalam, meskipun bibir mereka berkata hubungan mereka baik-baik saja. Hari ini, Alya tidak berangkat dengan Rama. Memilih pergi bersama Papanya dan dijemput dengan Gavin. Saat istirahatpun dia akan lebih memilih ke perpustakaan. Terus menerus hingga seminggu lamanya mereka tidak bertatap muka meskipun kadang Rama memaksa namun takdir tetap tak mengizinkan.
Mereka tetap berkomunikasi walau hanya dari ponsel. Hanya dengan pesan singkat dan sambungan telepon. Tapi hanya sebatas percakapan singkat yang salah satunya 'Kamu kenapa?' 'Kamu gak apa apa kan?' 'Kamu marah sama aku?' yang tentunya akan selalu Alya jawab 'Nggak, aku gak marah' 'aku baik-baik aja'.
Tidak lagi bisa mengelak hari sabtu pagi, mama sudah heboh-heboh di dapur memasak sarapan yang Alya rasa biasanya tidak pernah atau mungkin jarang. Karena sabtu itu hari lelah bagi keluarganya. Mereka akan memilih tidur sedikit lebih lama. Dan berakhir dengan aktivitas masing-masing. Lalu kapan Qtime nya? Minggu, biasanya minggu itu benar benar untuk keluarga. Begitulah.
Tapi kali ini, pukul 6.30 pagi sudah tersedia sarapan lengkap dari nasi goreng sampe roti selai dan lainnya tersusun rapi diatas meja makan. Alya yang memang kebiasaan bangun pagi lalu menyambung tidur lagi menyaksikan apa yang mamanya lakukan.
"Tumben banget ma, biasanya juga masih tidur diketek papa"
"Iya dong, ada yang mau kesini katanya"
"Siapa?"
"Calon mantu mama"
"Ohh" sesungguhnya Alya mengira yang akan datang itu Kayla. Tapi setelah mengambil minumnya suara bel rumah berbunyi.
"Bukain pintunya Al"
Alya bergegas membuka pintu walaupun hanya menggunakan baju tidur kesayangannya dan rambut yang dikuncir asal. Toh cuma Kayla kan, siapa peduli.
"Kay-
"Hai"
Kata-kata Alya terputus, yang datang bukan Kayla. Tapi Rama. Astaga, apa apaan ini. Mamanya tidak memberi tau sama sekali. Bahkan Rama juga tidak.
Dengan cepat Alya menutup pintu kembali. Lalu berteriak keras. "Mama kok gak ngasih tau sih yang datang kak Rama"
Mamanya yang terkejut langsung saja menghampiri. "Kenapa sih kamu teriak gitu? Masih pagi loh Al"
"Kenapa mama gak bilang kalau yang bakal datang itu kak Rama?!"
"Ya kamu gak nanya. Udah minggir!"
Alyanya diusir gaes, trus dengan cepat Alya berlari ke kamarnya. Masuk ke kamar mandi dan langsung menjalankan ritual pagi hari yang seharusnya dia atau orang lain lakukan.
Mama Alya membuka pintu kembali untuk Rama. Merasa sedikit bersalah karena ulah Alya yang tidak karuan. "Maaf ya nak Rama, Alyanya belum mandi makanya pas liat kamu langsung ngacir"
"Iya tante gak masalah" balas Rama terkekeh pelan menganggap lucu apa yang dilakukan Alya.
Rama berjalan mengikuti nyonya pemilik rumah ini. Lalu dia diperintahkan untuk duduk di ruang keluarga. Tempat hangat yang menjadi saksi bisu untuk setiap kebahagiaan keluarga ini.
Namun, karena dia yang sedikit lasak. Anggaplah begitu. Rama berjalan kearah figura-figura yang terpampang maupun yang terletak rapi di boffet ruang keluarga ini. Ada foto Alya disana, duduk berdua bersama bang Gavin di depan pintu rumah. Alya hanya menggunakan celana pendek dan singlet. Begitu pula dengan Gavin. Keluarga yang menyenangkan. Ada pula foto pawai TK Alya yang menggunakan seragam Pilot. Sangat cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
XXL
Teen Fiction[REVISI ON GOING] Revisi: Davin=Kevin CERITA MASIH LENGKAP. Satu, gue benci sama lo! Dua, gue sangat-sangat benci sama lo! Dan tiga, gue benci karena cinta sama lo! "Gue benci sama lo kenapa gue harus ngerasain semua ini?! Gue benci sama lo kenapa l...