08

21.7K 1.1K 27
                                    

Semenjak kejadian Alya pipi merona sampai seperti kepiting rebus itu, mereka semakin dekat. Fans Rama mulai memanas.

Kejadian Rama merangkul Alya dan menggandeng Alya ke kantin sudah tersebar. Alya yang diisukan dekat dengan Rama namun dengan kata yang lebih kasar.

Dasar cewek gatal!
Gak tau diri dikira dia cantik apa?!
Sadar diri lo!
Paling cuma dimainin kak Rama

Seperti itulah kata kata yang Alya dapat, terkadang ada banyak kertas di laci mejanya dan isinya umpatan dari para fans Rama.

Alya mulai gelisah dengan keadaan, dia takut, takut dihina lebih jauh, takut fans Rama bertindak lebih jauh.

Namun Alya menyembunyikan semuanya, seolah tak terjadi apa apa.

"Al... Kita kasih tau kak Rama aja ya" Panggil Kayla. Sebenarnya Kayla cemas dengan Alya karena dia tidak protes, tidak melawan hanya diam seolah tak terjadi apapun.

"Gue gakpapa Kay" selalu itu jawabannya.

"Tapi nanti mereka makin ngelunjak" ucap Kayla lagi.

"Gue... Jauhin kak Rama aja biar mereka tenang"

"Al! Lo seharusnya gak ngomong gitu" bantah Kayla.

"Jujur Kay gue capek dikatain terus, gue cuma mau nganggap semuanya baik baik aja padahal nggak! Gue juga gak sanggup, mereka gituin gue juga karena kak Rama kan? Jadi lebih baik gue jauhin kak Rama. Dengan gue yang dekat terus sama dia itu juga gak akan nyatuin gue dengan kak Rama, seharusnya dari awal gue sadar diri!" penjelasan Alya berakhir dengan isak tangis.

Kayla terdiam melihat temannya masih terisak. Dia tidak tau apa yang harus dilakukan lagi selain memberi tau kak Rama semua ini. Tapi Alya tidak mau, terpaksa Kayla tidak melakukannya dan membiarkan Alya mencoba menjauhi Rama.

Jika Rama datang ke kelasnya Alya pergi dengan alasan ke toilet, jika bertemu di koridor atau lapangan Alya terus pergi menghindar, Alyapun sudah tidak ke kantin lagi, dia paling menitip makanan dengan Kayla. Kayla hanya diam dan melihat saja sampai kapan Alya akan terus begini.

Rama menyadari semuanya, mengapa Alya menghindar? Setau Rama dia tidak ada membuat kesalahan dengan Alya namun mengapa Alya terus menghindarinya. Rama juga terus mencoba mengirimi pesan kepada Alya namun Alya tidak membalasnya.

***

Pagi ini Alya datang kepagian lagi, karena abangnya yang mempunyai kuliah pagi. Alya berjalan menuju ke kelasnya, tiba tiba ada yang berdiri di depannya dan kepala Alya langsung mendongak melihat orang tersebut.

"Kak Rama?" suara Alya pelan. Alya langsung bergegas ingin meninggalkan Rama, namun tangannya dengan cepat di cekal oleh Rama.

"Lo kenapa? Kenapa ngehindar dari gue?" tanya Rama lembut.

"Maaf gue harus pergi" Alya melepas cekalan tangan Rama yang kebetulan tidak sekuat dahulu.

Lagi, Rama dibuat bingung dengan tingkah Alya.

***
Malam harinya, Alya sedang diam di kamarnya. Dari tadi dia hanya menatap pesan masuk yang cukup banyak di handphonenya. Tidak ada lagi pesan yang masuk sejak kejadian tadi pagi.

"Mungkin kak Rama udah sadar kalau gue gak menarik,haha" gumam Alya kemudian tertawa hambar.

Namun, tiba tiba handphone nya bergetar ada pesan masuk.

Kak Rama: Gue didepan rumah lo

Alya syok,itu yang terlihat di notifnya. Tapi Alya terlalu takut untuk keluar dan menemui Rama.

Ttok ttok ttok

"Dek, ada cowok lo tu di depan. Lo laku juga ternyata ya dek" panggil Gavin dari luar kamar.

"Gak mau! Suruh aja dia pergi" balas Alya.

"Kalau berantem di selesaikan, bukan dipendam. Keluar lah dek, kasian cowok lo" bujuk Gavin lagi.

Alya membuka pintunya "Dia bukan cowok gue" lirih Alya pelan.

"Pantesan, abang juga ragu. Masa dia mau sama lo" Gavin mengangguk angguk.

Wajah Alya semakin murung lalu pergi meninggalkan abangnya menuju keluar untuk menemui Rama.

Alya berjalan ke depan pintu pagar, disana Rama tengah berdiri diatas motornya.

"Al..." panggil Rama.

"Ada perlu apa ya kak?" tanya Alya seolah tidak terjadi apapun.

Alya memang pandai sekali memanipulasi perasaannya.

"Gue tau lo ngejauhin gue karena fans fans gue kan?"

"Pede banget sih, emang kakak punya fans?" lagi, seolah tidak tau apapun.

"Al, plis jangan kayak gini. Gue bakal lindungin lo kalau mereka macam macam"

"Gue gak ngerti" hanya itu balas Alya.

"Al! Gue tau lo selama ini dihina sama mereka, seharusnya lo bisa ngendaliin semua ini, seharusnya lo paham kalau mereka hanya iri sama lo" jelas Rama sedikit berteriak.

Wajah Alya berubah datar "Gak, gue gak bisa dan gak akan pernah bisa. Gue juga gak paham, apa yang bisa diiriin dari gue? Gue cuma cewek biasa yang... Yang terlalu berharap lebih"

Rama ingin membuka suara namun langsung di potong oleh Alya "Sebaiknya lo pulang! Gue capek"

Alya menutup pintu pagarnya, Rama hanya diam. Jelas dia melihat ada setitik air mata yang jatuh, segitu beratnya kah berdekatan dengannya?

Rama menghidupkan mesin motornya, lalu dengan cepat berlalu pulang kerumahnya.

Dari atas sana Alya memandang ke bawah, semua rasa bercampur aduk. Dia lelah, dia sakit, dia muak dengan semuanya.

***
Gavin memasuki kamar Alya setelah mengetuk tiga kali, itulah peraturannya jika Alya tidak menyaut.

Ditempat tidur Alya sedang berbaring ditutupi dengan selimut namun terlihat bahunya bergetar tanda dia sedang menangis.

"Dek... Kamu kenapa?" tanya Gavin gusar.

Alya masih terisak.

"Dek, cerita sama abang kalau ada masalah" pinta Gavin.

Alya merubah posisinya menjadi duduk dan langsung memeluk Gavin. Dia masih terisak ketika Gavin mengelus punggungnya.

"Adek cantiknya abang kenapa? Kok nangis?" tanya Gavin lembut.

"Bang adek jelek ya? Gendut ya? Gak menarik ya?" tanya Alya masih terisak.

"Nggak kok, siapa bilang? Abangnya aja ganteng jadi adeknya juga cantik dong, trus apa tadi gendut? Adek itu berisi gak gendut, enak di peluk. Apalagi? Gak menarik? Masa sih, abang aja takut adek banyak yang godain" jelas panjang lebar.

Gavin menegakkan kepala adeknya, mengusap sisa air mata, lalu merapikan rambut dan poni Alya.

"Kan cantik" puji Gavin.

"Kamu harusnya percaya diri aja, gimanapun kamu seharusnya sadar kalau kamu itu lebih, gak ada yang pantas ngejelek jelekin kamu"

"Bang, kok jijik dengar kamu kamunya" Alya menatap abangnya polos.

"Dari dulu juga kamu kamu, kamu aja yang duluan pakai 'Lo-Gue' "

"Dek ternyata gue salah, lo jelek juga kalau abis nangis gini"

Sudah jelas kelanjutannya, Alya langsung mengamuk kepada Gavin.

***

Ini part nya panjang ya, keasikan ngetik jadi gasadar. Hahahh

Adakah yang merindukan cerita ini? Atau sangat membosankan?

Jangan lupa vote and commentnya guys

XXLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang