Untuk hati yang selalu merindu dikala sendu dan gelapnya kalbu.
***
Setelah berbaikan dengan kata yang sebenar benarnya. Rama dan Alya semakin terlihat erat. Elina sendiri tentunya panas melihat mereka berdua yang selalu bersama.
Jam istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu, Rama melangkahkan kakinya ke kelas Alya dengan dibuntuti oleh dua sobat sohib kerabatnya, Galang dan Davin.
"Bosen juga gue rasanya tiap istirahat kesini" ujar Davin sambil tetap melangkah dengan gaya angkuhnya di koridor kelas sebelas.
Rama memutar bola matanya malas. "Gak ada yang nyuruh lo ngikutin gue"
"Iya sih, lo juga lang kok ngikutin Rama juga?"
"Suka-suka gue, gue yang punya kaki kok lo yang ribet"
Davin mendecak sebal dengan jawaban Galang. Mengapa temannya yang satu ini terasa dingin seperti hot chocolatte ya?
Melihat kedatangan Rama dkk, Alya dan Kayla langsung menghampiri mereka yang masih di ambang pintu.
"Langsung ke kantin?" tanya Rama pada Alya.
"Iya, ayuk"
Mereka berjalan menuju kantin, memesan makanan dan minuman lalu duduk di tempat yang di sediakan.
Kursi yang seharusnya berisi enam orang selalu mereka tempati, otomatis akan tersisa satu kursi kosong bukan? Nah disinilah kesempatan Elina mendekat. Selalu saja.
"Hai, aku duduk disini ya" ujarnya tanpa menunggu persetujuan dia akan langsung duduk dengan sendirinya.
"Gak ada yang ngizinin lo padahal" ujar Davin yang ekspresi wajahnya mendadak berubah.
"Ya gapapa kali, kan kursinya juga kosong"
Tidak ada balasan. Mereka sibuk dengan makanan masing masing. Elina memandang jengah karena tidak dipedulikan oleh Rama.
"Ram, aku gak suka timunnya" ujar Elina manja.
"Sin-"
"Buang! Ribet banget idup lo! Kalau gak suka ngapain juga masih lo beli!" bentak Galang kuat. Galang yang selama ini diam rasanya juga sudah muak dengan tingkah Elina selama ini. "Lo cewek gak tau diri apa begimana? Udah jelas Rama punya pacar, masih aja lo ganggu" tambahnya.
"Kenapa sih lo marah-marah? Rama aja gak pernah ngelarang gue. Trus kok jadi lo sih yang ngomel?"
"Lo gak marah Ram? Lo gak terganggu? Lo gak masalah dengan dia yang jadi penyebab lo diam-diaman dengan Alya? " tanya Galang.
"Udahlah, masalah tempat duduk aja. Lanjutin makan lo" jawab Rama.
Alya sedari tadi hanya diam membisu. Sedikit banyak dia sudah memahami permainan Elina yang hanya ingin Alya terbakar cemburu. Tapi kali ini Alya hanya sibuk memakan makanannya sambil saling lirik dengan Kayla seolah ada telepati yang menghubungkan mereka.
Galang yang mendengar jawaban Rama, memilih kembali diam. Sedangkan Elina tersenyum karena merasa menang. Semuanya melanjutkan aktivitas masing-masing. Tapi lagi-lagi Elina mengacau. "Mama kamu apa kabar Ram?"
"Baik" jawab Rama singkat sambil melihat kearah Alya. Seperti yang kalian tau, Alya tidak pernah sekalipun dikenalkan dengan keluarga Rama. Tapi Alya berusaha untuk terlihat biasa saja.
"Hey... Hey.... Hey tayo hey tayo dia bis kecil Rama" Gavin yang merasa suasana mulai mencekam, dengan tidak tau malunya mengganggu orang orang yang lewat dengan harapan bisa mencairkan suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
XXL
Teen Fiction[REVISI ON GOING] Revisi: Davin=Kevin CERITA MASIH LENGKAP. Satu, gue benci sama lo! Dua, gue sangat-sangat benci sama lo! Dan tiga, gue benci karena cinta sama lo! "Gue benci sama lo kenapa gue harus ngerasain semua ini?! Gue benci sama lo kenapa l...