36

10K 673 22
                                    

Alya meremas tangannya merasa gelisah, saat ini dia sedang di dalam mobil dengan Rama menuju ke sekolah. Apa yang di katakan papanya terngiang-ngiang di telinga Alya. Apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia memberi tau Rama? Tapi bukankah Rama belum bertanya? Benar, nanti saja dia jawab jika Rama bertanya.

"Kamu kenapa Al?"

"Eng... Nggak apa-apa kok, iya"

Rama kembali bersikap biasa saja, mengendalikan stir dengan lihai hingga tiba di sekolah mereka.

"Yuk turun" ujar Rama sambil melepas sabuk pengamannya. Tapi yang diajak tidak menghiraukan, dia tetap diam di posisinya.

"Al... Alya hello?" panggil Rama hingga Alya tersadar dari lamunannya.

"Kalau kamu gak sehat, aku bisa saja mengantarmu kembali kerumah"

"Ah tidak, aku tak apa sungguh" kata Akya meyakinkan.

"Baiklah ayo" mereka berdua keluar dari mobil Rama. Alya mengekori Rama dari belakang yang membuat Rama jengah dan langsung menarik Alya ke sampingnya.

Keadaan sekolah masih seperti biasa dan juga sudah sedikit membaik. Bisikan 'setan' sudah jarang terdengar. Tapi jangan pernah lupakan 'induknya setan' a.k.a Elina dia masih bernyawa di sekolah tercinta ini. Pernah sekali Alya mengangkat telfon di hp Rama yang ternyata adalah dia. Dan lagi melihat pesan-pesannya yang terlalu banyak tapi hanya dibalas singkat oleh Rama. Ya setidaknya itu bisa membuat Alya tenang.

"Nanti ajak aku ketemu bunda lagi ya?" pinta Alya pada Rama tepat saat tiba di depan kelasnya.

"Really?" tanya Rama seolah tak percaya.

"Please" senyum Rama terkembang. Lalu mengangguk cepat membuat Alya kembali sumringah dan mengatakan lambai padanya sebelum benar-benar masuk ke dalam kelas.

Rama berjalan kembali menuju kelasnya. Rutinitasnya setiap hari, mengantar Alya terlebih dahulu baru ke kelas. Tetap terasa menyenangkan.

"Hai Ram" sapa Elina begitu melihat Rama yang akan duduk di tempatnya.

"Hm"

"Bunda kamu apa kabar?" mengapa gadis ini ikut-ikutan bertanya tentang bunda Rama?!

"Baik" jawab Rama singkat.

"Aku mau ketemu boleh, udah lama aja rasanya"

"Boleh, ikut aja nanti pulang sekolah. Aku sama Alya juga bakal kerumah" keputusan gila macam apa ini?!

Elina tersenyum licik begitu mendengar bahwa akan ada Alya disana. Kita lihat saja nanti.

Jam pelajaran sudah di mulai. Seluruh murid masuk ke dalam kelas dan mulai mengikuti pelajarannya.

***

"Ayuk Ram" ajak Elina seolah Rama hanya miliknya. Ew.

"Gue mau jemput Alya dulu" ujar Rama langsung meninggalkan Elina di tempatnya.

"Manja banget sih tu cewek sialan" desis Elina.

Elina yang terlalu malas memilih langsung menuju parkiran.

Rama sudah tiba di kelas Alya. Menunggu Alya yang masih sibuk merapikan barang-barangnya.

"Udah? Ayo" ajak Rama setelah melihatnya selesai.

"Ayooo" girang Alya seperti anak kecil yang membuat Rama tertawa.

Alya menautkan jari-jarinya di tangan Rama yang membuat Rama menggenggamnya kuat seolah takut kehilangan. Walaupun awalnya Rama sempat tersentak kaget, karena jarang sekali Alya memulai kontak fisik dengannya. Entahlah Alya hanya merasa tidak enak, seperti ada yang ganjal saja.

XXLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang