37

10.2K 564 28
                                    

"Bun"

"Ya?"

Rama memandangi wanita paruh baya yang kini sedang sibuk memasak untuknya. Rama pun sebenarnya bingung, bertahun-tahun Rama mencoba membangkitkan semangat bundanya tapi tidak pernah tercapai. Bundanya masih terus menangis seperti layaknya orang depresi. Tapi mengapa semudah itu bundanya membaik setelah bertemu Alya dan lagi semalam bundanya habis mengamuk bukan? Bukannya Rama tidak senang dengan semuanya, tapi hal ini hanya sedikit membingungkan.

"Bunda sedang dalam tidak apa-apa yang sesungguhnya kan?" tanya Rama.

"Kamu tau gak pas ayah ninggalin kita sampai kemarin bunda emang keliatan kacau banget. Tau alasannya?" bunda balik bertanya pada Rama yang hanya dibalas gelengan.

"Harapan. Hal itu yang ngebuat bunda jadi 'gila'. Bunda kira dengan memperlihatkan bunda sakit, ayah bakalan kembali ke kita. Bunda bukannya gatau kamu juga sering nangis hampir setiap malam. Tapi bunda mencoba menutup mata dengan pikiran semuanya bakal terobati ketika ayah kembali. Tapi Alya? Dia datang membawa kabar jika ayah sudah memiliki anak lagi, apa lagi yang harus bunda lakukan? Menjadi terus bodoh? Bunda sadar, yang namanya harapan itu sudah tidak ada. Ayah sudah punya keluarga baru, dia sudah punya kebahagiaannya sendiri. Tidak mungkin bunda harus menyia-nyiakan anak bunda lagi. Dan saat ini, kamu yang jadi penyokong hidup bunda. Sumber kebahagian bunda. Maafin bunda selama ini yang selalu ngebuat kamu khawatir, bunda sayang kamu" jelas bunda panjang lebar lalu beralih memeluk Rama erat, menumpahkan air mata dan terus merapalkan kata maaf pada buah hatinya yang kini telah tumbuh menjadi pangeran.

"Bunda gak seharusnya kayak gitu, kita bisa ngelewatinnya sama-sama. Kita bisa. Rama sayang bunda, sangat sayang" balas Rama sembari sesegukan, dia merindukan bundanya yang seperti ini. Sangat rindu malah.

"Iya, kita bangkit sama-sama lagi ya. Kita bangun hidup kita yang baru dengan kamu dan bunda"

Memang benar, sakit yang kita buat sendiri hanya bisa disembuhkan oleh diri kita sendiri pula.

***

Rama menyantap nasi gorengnya dengan semangat, pagi ini ada bunda di meja makan bersamanya. Setelah vakum selama kurang lebih 3 tahunan, kini bundanya kembali menggunakan baju formalnya yang biasa dia gunakan untuk pergi bekerja.

Bunda adalah salah satu dari pemimpin perusahaan fashion ternama di kota ini. Dan di beberapa tahun terakhir, perusahaan hanya diurus oleh orang kepercayaan bunda. Tentulah berbeda tangan sendiri dengan tangan orang lain, nyatanya perusahaan tersebut kini mengalami penurunan. Dan disaat yang tepat bunda kembali.

Inilah hasil kerja keras bunda yang disalahkan oleh ayah. Padahal seandainya ayah bangkrutpun Rama tetap bisa makan. Bundanya adalah wanita karir yang sangat sukses. Begitulah menurut pandangan Rama.

"Bunda mau Rama antar?"

"Gak usah, kamu belajar yang rajin aja. Bunda bisa sama supir. Dan kalau bunda pulang telat, bunda harap kamu maklum ya"

Rama mengangguk paham. Setidaknya bundanya sudah baik-baik saja. "Bunda juga jangan lupa makan ya, obatnya juga diminum. Jangan memporsir tenaga"

Rama berangkat lebih dulu karena harus menjemput Alya. Sungguh hari ini rasanya benar-benar bahagia. Bundanya kembali.

***

Setibanya di rumah Alya, Rama langsung masuk karena pintun yang sudah terbuka.

"Pagi om" sapa Rama melihat ayahnya Alya.

"Tumben kamu lambat, biasanya jam 6 udah sampai" ujar papa Alya bercanda.

"Haha enggak juga om, tadi bunda masak jadi makan dulu di rumah" jelas Rama.

"Oh begitu, jadwal UN seminggu lagi bukan? Kamu ambil UN apa?" tanya papa Alya.

"Iya om, sebentar lagi. Fisika om"

"Wah hebat, ingin jadi arsitek?"

"Kira-kira begitulah"

Mereka larut dalam obrolan. Hingga Alya tiba dan menghentikan kisah yang terjadi.

"Besok kita lanjut om, kami berangkat dulu"

"Iya, hati-hati" kata papa Alya.

***

"Papa bicara apa tadi kak?" tanya Alya membuka pembicaraan saat di mobil. Memang Alya terkadang masih memanggil Rama dengan embel embel 'Kak'. 

"Seminggu lagi aku UN, trus UN mau ngambil apa trus cita-cita. Biasa aja sih" jelas Rama. "Makasih ya" tambahnya.

"Makasih untuk?" tanya Alya bingung.
"Makasih karena membuat bunda menjadi sangat-sangat baik. Terimakasih"

"Iya, aku tau bunda tu gak sakit. Bunda cuma butuh teman, dan dukungan tentunya"

"Aku juga bingung sebenarnya. Bahkan aku yang anaknya gak pernah bisa buat dia baik"

"Mungkin emang ini jalannya kamu ketemu aku, haha"

Kami tiba di sekolah, Rama benar-benar terlihat lebih baik dan lebih tampan dari sebelumnya.

"Belajar yang rajin ya pacarnya Rama"

Blush

"Pipinya merah tu" ujar Rama, lagi.

"Udah sana ih masuk kelas" Alya yang kesal dijaili mengusir Rama.

Rama tertawa terbahak meninggalkan Alya dan berjalan menuju kelasnya.

Begitu tiba di kelas, Rama langsung duduk di tempatnya. Davin dan Galang menghampiri Rama.

"Woi bro"

"Apaan?"

"Seminggu lagi ya kita kayak gini. Setelahnya abis deh" ucap Davin menerawang.

"Tumben waras. Jangan lupa belajar lo pada" Rama mengingatkan.

"Iyaya macam mak mak pulak kau ni" balas Davin entah pakai logat melayu atau batak. Gak jelas idupnya.

"Sadar gak sih setelah ini kehidupan kita lebih berat?" kini Galang buka suara setelah terdiam beberapa menit.

"Namanya juga hidup, mau makin berat sekalipun ya harus dijalani bukan mengakhiri" taulah kan siapa yang bijak, Rama.

"Bener banget, setelah ini kita bakal ditanya ip berapa? Kapan selesai? Kerja dimana? Kapan nikah? Kapan punya anak? Kapan mati?-"

Plak

"Gak ada yang nanya kapan mati begok" Galang memang sedikit sangar, dengan tidak berperiketemanan dia menggeplak kepala Davin keras.

"Sakit begok, lo gak mikir dulu sebelum mukul orang?"

"Kagak lah, lo pikir mukul orang sesusah ngerjain kimia sama mtk?! Kagak kan?"

Ck bocah sekali mereka, Rama hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya.

***

Aku benar-benar udah buntu rasanya. Kayaknya udah gak bisa di perpanjang lagi. Paling sekitar 5-7 part paling banyak atau malah kurang dari itu sebelum tamat. Ya XXL harus tamat setidaknya akhir tahun atau awal tahun depan. Karena pasti aku bakalan sibuk dan takutnya ngegantung banyak cerita bakal bikin diri aku sendiri jatuh.

Dan lagi, rencana XXL selesai tu dah lama walaupun aku belum ketik sama sekali. Dan sampai detik ini aku juga masih suka bingung waktu ketik XXL.

So aku kemungkinan bakal menghilang dulu sebentar haha. Jadi kami ujian semester dari tanggal 6-14 Desember. Doakan nilai semester ini bagus ya guys, biar bisa masuk SNMPTN.

SEE YOU. AND SORRY FOR LATE UPDATE. ❤❤❤❤

XXLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang