12

17.5K 983 16
                                    

"Kenapa dek?" tanya Gavin ketika melihat Alya masuk dengan wajah murung.

Alya melihat kearah Gavin lalu menggeleng lemah. Kemudian langsung berlalu pergi menuju kamarnya.

Gavin yang melihat adiknya begitu lesu langsung ke dapur dan membuatkan susu coklat dingin kesukaan Alya.

Ttok ttok

"Dek, abang masuk ya" Seru Gavin lalu membuka pintu kamar.

Alya sedang menungkupkan wajahnya diantara bantal, tidak mempedulikan Gavin yang masuk.

"Dek, kamu kenapa?" tanya Gavin sambil mengusap rambut adiknya sayang.

Alya hanya terus menggeleng.

"Abang bawa susu coklat dingin"

Satu kalimat yang seketika membuat Alya duduk menghadap Gavin.

Susu coklat memang ampuh-Gavin

"Mana?"

"Nih" Gavin memberikan susu coklat yang dibuatnya tadi.

Alya langsung meminumnya hingga tandas.

"Kamu kenapa? Mau cerita?"

"Tadi tu kan aku lagi jalan sama kak Rama, trus aku belum makan sejak sehabis sarapan, akunya nyantai aja tapi kak Rama marah gitu" jelas Alya.

"Ya jelas lah, kalau abang ada disana pasti juga marah. Kamu kenapa nyantai aja, trus kenapa ngambek dimarahin?"

"Namanya juga cewek, aku pengen kurus. Trus bukan ngambek cuma ya ya gitu lah"

"Kamu itu cantik apa adanya, gak perlu susah susah diet kalau ujung ujungnya sakit" ucap Gavin menjelaskan baik baik pada Alya agar adiknya mengerti.

***
Kenapa selalu Gavin yang ada bukan orang tua Alya? Karena memang aku pengen buat abang idaman gitu karena aku pribadi gak punya abang.

Orang tua Alya sibuk dengan pekerjaannya, tapi bukan berarti mereka kekurangan kasih sayang dan membenci orang tuanya. Disini mereka mengerti dan paham itulah kenapa abangnya goals banget. Pasti akan ada juga Qtime dari orangtuanya.

****

Di hari minggu paginya, Rama benar benar datang menjemput kerumah Alya.

"Dek, ada teman lo" ketuk Gavin di pintu kamar Alya.

Kenapa di pintu kamar? Yang benar saja, ini masih jam setengah tujuh pagi. Ini jam tidur Alya. Dengan malas Alya bergerak dari tempat tidurnya dan pergi keluar.

"Siapa sih?" tanya Alya yang masih mengucek matanya.

"Gue"

"Kak Rama? Ngapain?" tanyanya bingung.

"Jogging sama gue" ujar Rama.

Seketika Alya tersentak dan lari ke kamarnya.

"Tungguin" teriaknya saat berlari.

Rama hanya terkekeh, mood gadis itu sudah membaik rupanya.

Alya mandi secepatnya, lalu bergegas mengambil celana olahraga dan baju kaus panjangnya, mengikat rambut membentuk ekor kuda lalu berlari keluar lagi.

"Dah yuk" ajak Alya.

"Sepatu lo? Masa nyeker" tanya Rama.

"Iya, astaga" Alya berlari kembali mengambil sepatu dan duduk di kursi yang ada.

Saat sedang memasang sepatu, tiba tiba Rama berdiri di depannya lalu merunduk dan mengambil kaki Alya yang sebelahnya.

Rama menasangkan sepatu Alya, lalu mengikatnya dengan rapi.

Deg blush

Sekaligus jantung Alya berdetak dan pipunya memerah.

Mengapa Rama begitu manis

"Kk..kkak" cicit Alya pelan.

"Hm? Selesai" ujar Rama.

"Mmakasih"

"Yuk" ajak Rama sambil mengulurkan tangannya.

Alya dengan ragu menyambut tangan Rama, lalu mereka berjalan keluar rumah.

"Lari sekitar komplek lo aja ya, kita udah kesiangan"

"Iya"

Mereka mulai berlari keliling sekitaran komplek, Rama dengan sabar menunggu Alya yang cukup lambat.

***

Setelah cukup lama dan juga berkeringat, Rama mengajak Alya duduk di taman yang ada di sana. Alya hanya menurut. Lalu, setelah duduk Rama pergi membeli minum untuk mereka berdua.

"Nih" ucap Rama sambil menyerahkan botol mineral.

Alya mengambil minumnya dan tersenyum ke arah Rama.

"Makasih"

"Hm"

Mereka duduk dalam diam. Melihat beberapa anak anak yang sedang berlarian. Lalu salah satu anak disana terjatuh dan Rama berdiri menghampiri. Alya hanya melihat dari jauh.

Disana Rama mengangkat anak tersebut lalu menggendongnya.

"Kamu kenapa?" tanyanya lembut.

"Jjatuh..hiks" jawabnya sambil sesegukan.

"Jagoan gak boleh nangis" hibur Rama.

"Akit bang" isaknya lagi.

Rama melihat anak itu yang menunjuk sikut nya yang memerah. Lalu Rama mengelusnya pelan, syukurlah sikutnya tidak berdarah.

Lalu Rama merogoh saku celananya dan mengambil coklat dari sana.

"Jangan nangis lagi ya, ni abang kasih coklat"

"Iiya, maacih abang" ujar anak itu lalu tersenyum kepada Rama.

Rama menurunkan anak itu dan kembali ke tempat Alya berada.

"Dapat coklat darimana?" tanya Alya.

"Tadinya gue bawa buat kasih lo, tapi ya gitu" jawab Rama.

Alya diam, selalu ada kejutan dari sikap Rama.

"Sarapan yuk, gue traktir" ajak Rama.

"Lagi?" tanya Alya.

"Iya gpp"

"Gue aja yang traktir kakak" ujar Alya.

Rama mengangguk saja.

***

Setelah sarapan, Alya dan Rama kembali ke rumah Alya.

"Masuk dulu kak?" tanya Alya.

"Gausah, gue langsung pulang aja" jawab Rama.

"Oke, makasih" ujar Alya sambil tersenyum.

"Untuk?"

"Segalanya" setelahnya, Alya masuk ke dalam rumah tanpa melihat Rama kembali.

Rama hanya terkekeh dan menjalankan motornya.

Di dalam Rumah, Alya tersenyum senyum sendiri membuat Gavin bingung ada apa dengan adiknya.

"Gak panas" seru Gavin setelah meletakkan telapak tangan di kening Alya.

"Yeeee emangnya aku sakit"

"Trus kenapa senyum sendiri, siapa tau otak kamu udah mereng dek"

"Ya nggak lah, besok besok aja deh ceritanya. Aku mau mandi" Alya beranjak dari duduknya dan pergi menuju kamar.

"Besok besok kalau udah sakit ya dek" gumam Gavin. Tapi biarlah, dia tetap senang melihat adiknya bahagia.

***

Please give vote and comment

XXLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang