Bara terus menyangga kepalanya dengan kedua tangan yang berlumuran darah kering. Setelah ditangani di UGD, Bianca langsung dilarikan ke ruang operasi. Indikasi gagal ginjal akibat tusukan tersebut membuat Bara nyaris kehilangan akal.
Takut.
Entah sejak kapan, perasaan itu selalu ada setiap kali Bara bersama Bianca. Dulu, Bara takut kesepakatan dengan Bianca berakhir karena kondisi Om Faris membaik. Namun faktanya, Om Faris justru tidak tertolong, dan langsung membuat kesepakatan itu berakhir.
Saat Bara memutuskan menunggu, ia takut Bianca akan menemukan pria lain, dan melabuhkan hatinya. Namun faktanya, Bara bahkan tidak pernah tahu sedalam apa perasaan Bianca untuknya.
Saat Bara kembali menemui Bianca untuk pamit, Bara takut jika Bianca kembali menjauhinya. Namun faktanya, malam itu Bianca tidak pernah datang.
Dan saat Bara kembali bertemu dengan Bianca dewasa yang semakin cantik, Bara kembali diserang ketakutan. Apakah Bianca sudah memiliki keluarga sendiri? Dan faktanya, Bianca memiliki kekasih bule itu.
"Maaf?" kata seseorang membuat Bara mendongak.
Bara terkejut dengan pria bule yang baru saja terpikir di benaknya, kini tengah berdiri di depannya dengan menggunakan jas dokter.
Kekasih Bianca seorang dokter?
"Sebaiknya kamu membersihkan diri. Apa pasien keluargamu?"
Bara menelan ludah. "Bianca."
Pria itu mengernyit heran. "Excuse me?"
"Bianca tertusuk. Kemungkinan gagal ginjal." jawab Bara lesu.
Ted mengerjap. "Bianca? Maksudmu, Bianca,... B-bagaimana bisa?"
Bara bercerita bagaimana Bianca dikejar pria asing itu saat keluar pemakaman, hingga Bianca ditusuk saat mereka berusaha merebut tas Bianca.
"Maafkan aku. Aku terlambat menolongnya." lirih Bara.
Ted tidak menanggapi ungkapan sesal Bara. Ia langsung memasuki ruang operasi Bianca. Bara terduduk kembali dengan wajah muram.
Tak lama, Ted keluar ruangan dan menatap Bara tajam.
"Aku tebak, kamu pasti Bara, bukan?"
Bara menatap Ted penasaran. Bagaimana bisa Ted mengetahui namanya?
"Aku Ted." lanjutnya tak ingin basa basi.
Bara menjabat tangan Ted, masih menatap pria itu heran.
"Dengar, sekarang hubungi polisi, dan laporkan kasus ini. Aku akan menghubungi semua kerabatku untuk mencari donor!"
Bara mematung. "Apa separah itu? Bianca,... Bianca akan bertahan, kan?"
"Bianca kehilangan banyak darah. Untungnya persediaan darah masih cukup di rumah sakit ini. Namun yang membuatku khawatir adalah ginjalnya. Bianca mengalami gagal ginjal. Ia harus segera melakukan operasi transplantasi."
Bara membeku. Sengatan itu terasa lagi. Jantungnya seperti diremas. Membuatnya sesak dan susah bernafas.
Walaupun menjelaskan dengan nada tenang, Ted tidak kalah panik. Ia segera menelepon istrinya.
"Sayang?"
"..."
"Bianca tertusuk."
"..."
"Bisa kamu datang ke sini saja? Aku akan menjelaskannya di sini."
"..."
"Maafkan aku, Sayang. Kamu benar, seharusnya kita tidak menyerahkan ginjal itu."
"..."
"Aku, aku bersama Bara."
"..."
"Ya. Bara yang itu."
"..."
"Oke. Telepon aku kalau kamu sudah sampai."
Ted berbalik menatap nyalang pada Bara yang tengah menatapnya heran.
"Kenapa masih di sini? Hubungi polisi! Perampok itu tidak boleh dibiarkan bebas!"
"Tapi Bianca,..."
"Istriku akan datang sebentar lagi. Dia yang akan menunggu Bianca di sini. Got it? "
Bara merogoh celana bahannya untuk mengambil ponsel, sementara Ted berlalu sambil terlihat sibuk dengan ponselnya.
"Ted?" panggil Bara pelan.
Ted berhenti dan menoleh.
"Jadi kau bukan kekasih Bianca?"
Ted tersenyum asimetris. "Maaf mengerjaimu beberapa hari ini. Tapi seperti yang kamu dengar tadi, aku pria beristri. Dan istriku bukan tipe wanita yang akan membiarkan suaminya melakukan poligami."
Bara berdiri kaku menatap punggung Ted menjauh. Kata-kata Ted membuatnya teringat pada ucapan terakhir Bianca tadi, sebelum tak sadarkan diri.
"Bianca mencintaiku?"
Dan jawaban dari suara hatinya membuat Bara bergerak cepat menelepon salah satu kenalannya di kepolisian. Kemanapun perampok itu kabur, mereka tidak akan lolos dari Bara.
Aku mohon bertahanlah untukku, Bi.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You, Hurting Me
RomanceDua hati yang saling mendamba Dua raga yang sulit bersama