Sesampainya di rumah sakit, Bara mengejar Bianca yang terlebih dahulu keluar mobil. Menggenggam tangan Bianca di tangan kanannya, Bara melangkah mengikuti kecepatan Bianca. Bara menggenggam tangan Bianca erat, tak menyadari tangan Bianca yang juga melakukan hal yang sama.
Melihat Febia dan Rendra yang tengah duduk berdampingan di depan kamar rawat ayahnya, Bianca mempercepat langkahnya. Firasat buruk itu seakan meremas jantungnya.
Bianca kehilangan suaranya. Bara menyadari itu.
"Pa, Tante, Om Faris gak papa, kan?" tanya Bara saat jarak mereka cukup dekat.
Febia, ibu Bianca, menoleh dengan wajah sembab. Rendra menoleh dan menampilkan senyum tipis, namun Bara mengenal sorot mata ayahnya yang terlihat panik.
"Bian, Ayah,..." isak tangis Febia memutus ucapannya. Bianca semakin tidak sabar dan tanpa sadar menekan kuku dalam genggamannya, mengenai punggung tangan Bara.
Rendra mengambil alih. "Ayah kamu ditemukan pingsan. Dia sedang ditangani dokter."
"Gak mungkin." lirih Bianca. "Tadi Ayah baik-baik aja. Ayah bilang senang karena donor itu. Ayah bilang,..."
Bara merengkuh Bianca yang terdengar melantur. Mendekap kepala Bianca ke dalam pelukannya. Tangannya membelai punggung Bianca sambil lalu. Membisikkan kalimat-kalimat penenang, walaupun ia merasa sangat takut sekarang.
Bianca menangis. Kali pertama ia menangis di hadapan orang lain, selain ayah dan ibunya. Tangan kanannya masih mencengkeram tangan Bara begitu kuat. Tangan kirinya berusaha mencari pegangan dan berakhir di bahu Bara. Kepalanya bersandar penuh pada Bara. Meredam isaknya. Menyalurkan rasa takutnya.
Suara pintu terbuka membuat keempat orang tersebut berdiri dengan kondisi siaga. Seorang pria paruh baya dengan jubah putih keluar dari kamar rawat ayah Bianca.
"Pasien mengalami serangan jantung."Kalimat pertama yang keluar dari dokter itu membuat keempatnya menahan nafas. Febia menutup separuh wajahnya menahan isaknya keluar lagi. Sedangkan Bianca bersandar sepenuhnya pada Bara karena nyaris kehilangan tenaga.
"Kami sudah melakukan semua prosedur medis untuk menyelamatkannya. Tapi mohon maaf, Tuhan berkehendak lain." lanjut dokter tersebut setelah sebelumnya menjelaskan kondisi Ayah Bianca dengan beberapa istilah kedokteran yang tidak dimengerti Bara.
Saat itu, Bara menyadari bahwa Tuhan tidak mengabulkan doanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/114111401-288-k45950.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You, Hurting Me
Roman d'amourDua hati yang saling mendamba Dua raga yang sulit bersama