ALBINO || Bagian 3

525 29 2
                                    

Sesuai perintah Rava, Syahnaz sudah berdiri di taman seperti yang dijanjikan. Ia duduk sambil menunggu kedatangan orang tersebut.

"Hai, cantik," ucap seseorang di depan Syahnaz.

"Akhirnya kak Rava dateng! Aku udah lama nu–"

"Eh kamu siapa?" Syahnaz menatap takut orang tersebut.

Orang tersebut mengulurkan tangan, bermaksud mengajak kenalan, "Kenalin gue Ghana."

"Mending kamu pergi dari sini. Aku mau nyariin kak Rava."

Syahnaz hendak pergi, namun langkahnya terhenti karena lengannya dicekal oleh Ghana.

"Apa sih?! Lepasin tangan aku! Aku mau cari kak Rava!" hardik Syahnaz.

"Masih murid baru aja belagu lo."

Ghana mengapit kedua pipi Syahnaz. Matanya tertuju pada bibir pucat milik Syahnaz. Tanpa aba-aba, ia mencium bibir Syahnaz dengan kasar.

Bugh.

Rava memukul keras wajah Ghana hingga orangnya terjatuh. Tak hanya itu, Rava menarik kerah baju Ghana lalu menendang perutnya. Setelahnya, Rava duduk di atas perut Ghana lalu memukulnya tanpa ampun. Kini, mereka menjadi pusat perhatian para murid yang baru datang. Melihat Syahnaz yang menangis dan pertengkaran dua cowok tersebut, membuat mereka tertarik untuk menyaksikannya.

"Dih, masa si albino direbutin gitu sih? Mata mereka katarak kali ya?"

"Itu si albino pake pelet apa sih? Udah ngambil Rava malah mau ngembat si Ghana, yang ganteng semua dia godain deh."

Syahnaz yang masih menangis tersebut samar-samar mendengar percakapan dua orang itu. Ia segera berjalan menghampiri dua orang tersebut.

"Udah, kak, berhenti," lirih Syahnaz sambil menarik baju Rava. Air mata masih mengalir begitu deras di pipi Syahnaz.

"YA AMPUN SYAHNAZ! LO KENAPA?" teriak Cyntia yang muncul dari kerumunan murid.

"SYAHNAZ!" Dengan sigap Cyntia menangkap tubuh Syahnaz yang hampir ambruk.

Rava yang mendengar teriakan Cyntia segera menghampiri Syahnaz.

"Sakit, Kak." Syahnaz merintih saat cahaya matahari tertuju padanya.

"YA AMPUN! KOK LO NGGAK PAKE SUNBLOCK!" bentak Rava, ia segera menggendong Syahnaz menuju ruang UKS.

"Urusan kita belum selesai!" Rava menatap tajam Ghana, kemudian melesat pergi.

*--*

"Udah mendingan?" Syahnaz mengangguk pelan.

"Lain kali jangan ceroboh! Pakai sunblock-nya setiap dua jam sekali. Kalau tadi lo kenapa-kenapa gimana?"

"Iya-iya, aku tadi lupa pakainya, buru-buru soalnya." Syahnaz menggembungkan pipinya.

"Tapi lo bawa barangnya kan?" tanya Rava.

"Iya, aku bawa kok."

"Ke kantin yuk! Aku laper nih."

"Nggak! Nanti lo ngerengek gara-gara cahaya matahari lagi." Syahnaz mengayunkan kaki sambil memanyunkan bibirnya. Persis seperti anak kecil yang sedang merajuk.

"Oke, tapi lo pake jaket gue!" Rava melempar jaketnya pada Syahnaz.

"Ayo!" Syahnaz menarik tangan Rava.

"Pelan-pelan dong, Na. Nanti lo jatoh kalau lari-lari gini."

"Itu kantinnya udah deket." Ucap Syahnaz sambil menunjuk objek yang dimaksud.

ALBINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang