Hari ini (mungkin) lebih banyak tentang Dasha ya! Kalian pasti ada yang penasaran sama kehidupan dia kan?
Jgn lupa baca author note ya. Ada sesuatu yang mau aku sampaikan ke kalian😊
-------
"Lo siapa sih! Gue baru kenal lo hari ini dan lo bilang udah lama nggak ketemu. Dasar gila!" Dasha mengumpat seperti biasa. Meluapkan amarah pada lelaki yang sedang menyetir. Bahkan gadis itu memukul lengan Rendra.
"Kamu nggak ingat saya?" Hanya itu yang terlontar dari mulut Rendra.
"Jangan gila! Gue bahkan baru sekarang liat lo!"
Mata Dasha sedikit membulat ketika Rendra ngerem mendadak. Ponsel yang baru Dasha mainkan itu tercampak ke kaki. Membuat gadis itu menahan emosi yang sudah di ujung kepala.
"Anjing! Lo cowok gila yang pernah gue temuin!" umpat Dasha pada Rendra. Mata Dasha kembali membulat ketika Rendra mengurung tubuhnya. Lelaki itu menatap tajam dirinya. Membuat Dasha gelagapan. "Apa sih lo! Sadar umur! Dasar om-om!"
"Sejak kapan kamu berubah Dasha?" tanya Rendra yang menatap lekat mata gadis itu. Napasnya terasa di kulit wajah Dasha. "Sejak Pak Adinata meninggal?"
Dasha terpaku. Nama mendiang Ayahnya membuat mulut Dasha membisu. Mata gadis itu menatap gusar Rendra. "Lo siapa? Kenapa lo bisa seenaknya menyimpulkan begitu! Meninggalnya ayah gue bukan penyebab buruknya kelakuan gue!"
Dasha menelan ludahnya dengan susah payah. Tenggorokannya terasa dihalangi oleh sesuatu sehingga membuat Dasha sulit untuk bernapas normal. Rendra inisiatif memberikan air mineral botol.
"Jangan sebut ayah gue lagi. Dia udah tenang di sana."
"Mau ke kafe?" Rendra menawarkan tempat untuk menenangkan pikiran Dasha. Begitu gadis itu mengangguk, Rendra langsung mengemudikan mobil ke kafe yang sudah jadi langganannya. "Maaf."
Dasha menoleh, kemudian memalingkan wajahnya lagi. Suara dengan nada lembut dari Rendra membuatnya merasa de javu. Seperti pernah mendengar suara itu sebelumnya namun ia tidak yakin itu nyata.
"Nggak masalah," ujar Dasha. Gadis itu memilih untuk memejamkan mata agar bisa menahan air yang ingin keluar. "Gue juga salah udah berlaku nggak sopan ke lo."
"Maaf karena udah buat kamu bingung. Ternyata bener, kamu udah nggak inget saya lagi." Rendra menguatkan pegangannya pada setir, karena tak bisa meluapkan amarah pada gadis di sebelahnya.
"Gue mohon, jangan banyak omong. Gue nggak kenal lo sebelumnya dan selamanya tetap begitu."
*--*
Mobil Rendra sudah memasuki lahan parkir. Lelaki itu menatap Dasha yang terlihat kebingungan. Tangannya terulur untuk mengembalikan fokus gadis itu, namun langsung ditepis oleh Dasha. Mata gadis itu menatap nyalang lelaki di sebelahnya.
"Kafe ini... kenapa gue nggak ingat apapun?" tanya Dasha, nadanya seperti menahan emosi yang membuncah. "Gue kenapa!"
"Saya mau kamu ingat tentang saya sedikit aja. Di tempat ini selain remaja SMP dan ayahnya, ada orang yang tertarik dengan gadis yang bersama ayahnya itu." Rendra mengusap rambut putih Dasha. "Orang itu lagi ngerjain tugas kuliah. Melihat gadis itu tertawa malah membuatnya kagum. Lalu tanpa sadar orang itu ikut nimbrung dengan mereka."
"Kamu tidak ingat?"
Dasha menggelengkan kepala. Tidak adak ingatan yang muncul ketika Rendra menjelaskan peristiwa tersebut. Gadis itu mengangkat tangan guna memanggil pelayan di kafe itu. Memesan sebuah minuman yang bisa membuatnya tenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALBINO
Teen FictionDunia akan menjadi baik jika lo tetap bersama gue. *--* Kisah gadis albino yang belum berdamai dengan masa lalu. Menyebabkan dirinya takut untuk terbuka dengan sekitar. Namun, hari itu. Hari pertama ia masuk SMA Oxigar. Ia perlahan mulai melawan ras...