Semenjak Dasha dirawat, Resty menjadi sering mengunjungi gadis itu. Banyak hari yang ia kosongkan dari jadwal pemotretan dan mengurus beberapa barang yang ia jual. Resty ingin melihat perkembangan kesehatan Dasha yang masih lemah di atas kasur rumah sakit. Tubuh Dasha bahkan sudah sangat kurus dari yang terakhir ia lihat. Resty merutuki dirinya yang bodoh dalam mengurus anak.
Kini sudah jadwal makan siang serta jadwal meminum obat untuk Dasha. Awalnya Dasha menolak ingin makan, namun Resty terus membujuk anaknya agar mau makan. Dengan alibi akan membebaskan Dasha dari dunia model. Dasha tetap menolak suapan dari Mamanya. Gadis itu bilang ia sedang tidak nafsu untuk makan.
Dasha memang sulit makan jika sedang sakit.
Resty menyerah. Wanita tersebut meletakkan makanan Dasha di atas meja. Membiarkan gadis itu terus menonton kartun kesukaannya semenjak ia sakit. Ponsel hitam dengan logo berbentuk apel yang digigit itu bergetar. Menandakan adanya notifikasi baru. Dasha mengambil ponselnya yang terletak di atas lemari kecil lalu membaca pesan yang baru saja masuk.
Syahnaz
Aku mau kesana
Ada mama gk?Ada
Lo klo mau kesini ya kesini aja
Mama g bkl marahGk berani akutu
Bsk aja dehGue gk mau mkn
ByeIssss
Iya2 ini aku kesanaDasha tertawa membaca balasan dari Syahnaz. Menarik perhatian Resty yang ternyata sedang sibuk memainkan ponselnya. Wanita itu bertanya pada Dasha yang dibalas dengan gelengan. Mengabaikan tingkah anaknya dan kembali memainkan benda pipih tersebut.
Beberapa menit mereka asyik dengan dunianya sendiri. Tidak ada pembicaraan di ruangan tersebut. Kecuali saat Resty menyuruhnya makan siang. Selebihnya mereka saling diam tanpa susah payah mau membuka obrolan.
Suara ketukan pintu membuat Resty berpaling dari ponsel tersebut. Matanya membulat ketika Syahnaz membuka pintu tersebut. Resty melirik Dasha yang mengulum senyum saat Syahnaz datang. Bahkan gadis itu menunjuk makanan yang masih tergeletak di meja.
"Kamu tuh males banget mau makan. Aku mesti ke sini terus buat nyuapin kamu. Capek tau," keluh Syahnaz begitu sampai di tempat Dasha. Gadis itu memilih mengabaikan Resty yang terdiam di sofa yang sudah tersedia di sini.
"Lo nggak sopan lewatin mama gitu aja."
"Berisik. Kamu harus makan dulu. Sebentar lagi aku mau pergi sama Rava."
Syahnaz dengan telaten menyuap makanan tersebut ke Dasha. Gadis itu membiarkan Resty yang masih diam karena kehadirannya di tempat ini. Syahnaz memarahi Dasha yang belepotan saat makan. Nasinya berserakan di kasur. Syahnaz yang risih melihatnya langsung memungut butir-butir nasi yang terjatuh itu.
"Kayak anak bayi," ucap Syahnaz begitu siap mengambil nasi tersebut. Kemudian kembali menyuapkan makanan tersebut pada Dasha. "Hari ini nggak ada coklat. Lagi bokek."
"Siapa juga yang mau coklat."
Mulut Syahnaz dicebikkan mendengar omongan Dasha. "Kamu selalu nagih coklat kalau aku ke sini."
"Hari ini nggak gitu."
"Hiri ini gik giti." Syahnaz kelewat kesal dengan Dasha yang selalu mengelak. Menciptakan tawa dari Dasha. "Karena ada mama nggak berani minta."

KAMU SEDANG MEMBACA
ALBINO
Teen FictionDunia akan menjadi baik jika lo tetap bersama gue. *--* Kisah gadis albino yang belum berdamai dengan masa lalu. Menyebabkan dirinya takut untuk terbuka dengan sekitar. Namun, hari itu. Hari pertama ia masuk SMA Oxigar. Ia perlahan mulai melawan ras...