ALBINO || Bagian 11

213 12 1
                                    

"Lo Syahnaz kan?" Perempuan itu menyeringai melihat lawannya tidak memberontak.

"Apa urusan lo kalo dia Syahnaz." Cyntia menaikkan alisnya. "Lepas tangan lo itu!"

"Gue ngomong sama albino murahan ini bukan sama lo." Syahnaz meringis karena cengkraman itu semakin menjadi, kukunya mulai menusuk pipi Syahnaz.

Mata Syahnaz mulai berkaca-kaca. "Lepasin, sakit kak." ucap Syahnaz melirih. Ia tidak berani menatap mata orang itu.

"Lo pikir dengan gak ketemu gue hidup lo bakal tenang? Mimpi lo ketinggian."

"A-aku gak mikir gitu kak." ucap Syahnaz takut-takut.

Cyntia mendorong kasar tubuh perempuan itu. "Aw," ringis perempuan tersebut. "Berani lo ya."

Cyntia merenggangkan ototnya lalu ia menggulung lengan bajunya. Gadis tomboy itu menarik rambut indah orang itu. Tarikan tersebut mampu membuat lawannya kesakitan.

"Mau nyakitin Syahnaz harus berhadapan dulu sama gue." ujar Cyntia, ia menghempas tubuh perempuan tadi.

"Dasha," Cyntia membaca badge nama perempuan tersebut. "Udah kurus, belagu lo. Gak pernah makan apa gimana." Cyntia tersenyum penuh kemenangan melihat wajah merah padam milik Dasha.

"Gue bukan lo yang makan kayak orang kesetanan!"

"Gue bukan lo abis makan langsung dimuntahin lagi. Tarisa aja gak segitunya jadi model, lo terlalu terobsesi buat kurus."

"Lo," Dasha menunjuk geram Cyntia.

Syahnaz menggebrak meja. "Kamu pergi dari sini!" ucap Syahnaz sedikit berteriak. Napasnya memburu, terlihat dari gerakan bahu Syahnaz.

"Udah berani lo sekarang ya." Dasha meremehkan ucapan Syahnaz.

Syahnaz mendorong pelan tubuh gadis tak tahu diri itu namun anehnya sampai membuatnya terjatuh hingga membuat luka di lutut mulus Dasha. Ini bukan Syahnaz yang biasanya bisa meredam emosi. Sekarang sangat sulit baginya untuk mengatur emosinya saat ini.

"PERGI!" Syahnaz hendak melempar gelas kaca namun ditahan oleh Cyntia. Baru kali ini Cyntia melihat gadis albino itu marah dan penyebabnya adalah Dasha yang tak ia ketahui apa maksudnya.

Syahnaz menatap berang Dasha. Kilat kemarahan terpancar dari mata albino itu. Ia melempar gelas yang dipegang ke samping, Cyntia sampai mengelus dada karena terkejut.

"PERGI ATAU KAMU MATI SEKARANG JUGA!"

*--*

"Aku di mana?" tanya Syahnaz yang sudah sadar. Ia memegang kepalanya yang terasa sakit.

"Lo di UKS, tadi lo pingsan di kantin." jelas Cyntia.

"Es krim aku mana."

"Lo gak inget kejadian di kantin tadi?" tanya Cyntia hati-hati.

"Enggak. Emangnya aku ngapain?" ujar Syahnaz sangat polos.

"Serius lo!?" Syahnaz mengangguk kaku. Cyntia memberitahunya dari awal sampai akhirnya Syahnaz pingsan begitu saja; tanpa aba-aba.

Tubuh Syahnaz tiba-tiba menegang. Butiran keringat mengalir di pelipisnya. Ia mengenyahkan pikiran buruk dari kepalanya. Jangan sampai hal itu terjadi lagi.

Merasakan keanehan dalam diri temannya, Cyntia menatap mata albino itu. Ketakutan mendalam terpancar dari bola mata itu. Cyntia melambaikan tangan di depan wajah Syahnaz; guna menyadarkan gadis itu dari lamunannya.

ALBINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang