(Mulmed di atas adalah Rafael, Ayah dari Adriano ⬆ )
Happy reading! ^^
Semoga terhibur dengan part ini. Dan jangan lupa untuk VOTE sebelum membaca, TQ ^^
Justin Bieber feat BloodPop~
Friends 🎧🎧🎧
So I'm wondering, can we still be friends?
Jadi aku ingin tahu, bisakah kita tetap berteman?
Can we still be friends?
Bisakah kita tetap berteman?
Doesn't have to end (ah-ah)
Tak harus di akhiri******
Mereka berdua bersalaman. Setelah tangan mereka terlepas, Hugo melanjutkan perkataannya. "Jadi mulai sekarang, apa aku bisa menjadi temanmu?"
Mata Lizzie membulat sempurna mendengar permintaan Hugo. Belum ada beberapa menit sejak ia mengucapkan permintaannya tadi walau ia sempat menghapusnya, tapi tetap saja Lizzie masih tidak percaya. Ternyata mitos itu terbukti benar.
"Hem... A-aku..."
-------Love in Paris------
"A-aku..., Bolehkah aku pikir-pikir dulu?" Lizzie tampak ragu-ragu untuk mengiyakan karena ia masih tidak yakin dengan lelaki ini. Ia merasa lelaki bernama Hugo mempunyai motif tersembunyi untuk menjadi temannya. Walau itu hanya dugaan sementaranya dan belum mendapatkan bukti.
Lizzie menunduk sembari memainkan jari-jarinya. Ia merasa gugup karena lelaki bermata biru itu kini sedang menatapnya dengan tajam bagai elang. Lizzie merasa tatapan lelaki itu perlahan menghunus ke dalam retinanya dan menyebabkan detak jantungnya kini mulai berdebar tak karuan.
"Kalau kau ragu akan ketulusanku berteman, aku tidak akan memaksanya," ucap Hugo. Ia seakan tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Lizzie karena menerka dari raut wajahnya. Hugo mencoba bersikap biasa saja, walau dalam hatinya ia masih mencoba mencari cara agar Lizzie tidak menolak permintaan pertemanannya.
Lizzie terhentak begitu Hugo berkata seperti itu. Dia seakan bisa membaca pikirannya. Lizzie mengangkat wajahnya menatap Hugo. "Bu-bukan begitu," pungkirnya. "Hanya saja, tadi aku meminta sesuatu dan sekarang telah terkabul," elaknya dengan berbohong. Tidak sepenuhnya berbohong juga sih. Tadikan Lizzie sempat terkejut saat Hugo memintanya berteman.
"Memangnya tadi kau minta apa? Apa kau minta seorang pacar?" goda Hugo memperdalam tatapannya.
Fix, rasa gugup Lizzie sudah tak terbendung lagi. Entah kenapa kalau ditatap olehnya, Lizzie selalu merasa gugup. Tanpa menjawabnya, Lizzie memilih langsung berjalan dengan wajah yang sudah mulai merona merah. Kalau ia tidak segera pergi, yang ada lelaki itu bakal tahu kalau ia merasa gugup. Tapi tebakan Hugo tadi hampir tepat.
"Eh, tunggu aku!" Hugo segera menyusul Lizzie. Dengan langkah cepat, ia sudah berhasil berjalan di samping Lizzie. "Apakah tebakanku tepat?" tanyanya diiringi kekehan pelan. Dan mereka pun berbincang sambil berjalan.
"Tidak sepenuhnya tepat. Tadi aku bukan minta seorang pacar, melainkan meminta seorang teman lelaki." Lizzie menjawabnya dengan terang-terangan membuat Hugo mencerna perkataan Lizzie untuk sesaat.
Lizzie terkekeh geli melihat raut wajah Hugo yang kebingungan. "Kau pasti bingung kenapa aku minta teman lelaki?"
Hugo menganggukkan kepalanya tanda iya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Paris (Lizzie's Story-Completed) [#Wattys 2018]
Romance#2 kategori Sadstory #1 Kingdom #1 twin # 1 Paris Follow aku dulu ya... Lizzie Moretz, seorang gadis dari keluarga biasa saja. Penampilannya pun dibawah standard. Ia tidak pernah berpacaran dan orang-orang selalu menyebutkan kuper. Suatu hari, ia d...