Happy reading! Semoga terhibur....
Jangan lupa untuk VOTE.. TQ
Taylor Swift ~
Delicate 🎧🎧-----Love in Paris-----
"Kenapa wajahmu memerah?" tanya Adriano kepada Lizzie yang baru saja berjalan masuk menghampiri dirinya. Adriano memang sedang menunggu Lizzie di ruangan khusus tanpa diketahui siapapun untuk mengajari hal lainnya yang berkaitan dengan penyamaran Lizzie sebagai Eloise.
Lizzie menangkup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia langsung melihat ke cermin besar yang memang terpasang khusus di dinding-dinding ruangan. "Masa sih wajahku masih memerah?" Lizzie memperhatikan wajahnya di cermin itu dan benar saja rona merahnya belum menghilang. Ini semua karena ciumannya dengan Hugo yang berdurasi lama itu.
"Memangnya kau habis ngapain sama Hugo?" tanya Adriano.
Lizzie langsung menggeleng kepalanya pelan mengusir bayangan Hugo yang sedang menciumnya dari kepalanya. Sekiranya sudah hilang, ia menoleh ke Adriano. "Tidak ngapa-ngapain."
"Yakin tidak ngapa-ngapain?" selidik Adriano menyipitkan matanya menatap Lizzie.
Lizzie kembali berjalan menghampiri Adriano. "Jadi sekarang kita mau belajar apa?" tanya Lizzie dengan mengubah arah topik pembicaraan. Ia melihat ada seorang wanita sedang duduk di hadapan Adriano.
"Cara berjalanmu dan Bahasa Perancis," jawab Adriano.
"Baiklah," jawab Lizzie tanpa memprotes seakan ia sudah bisa menebaknya.
"Aku sudah menghadirkan seorang teman untuk membantumu dalam cara berjalan dengan anggun," ujar Adriano. Dan bertepatan selesai bicaranya Adriano, seorang wanita yang tengah duduk membelakangi Lizzie memutar tubuhnya.
Lizzie juga mengarahkan matanya untuk melihat siapa yang menjadi gurunya. Dan begitu ia melihatnya, terkejutlah Lizzie. "Cherryl?"
Cherryl dan Lizzie saling bertatapan beberapa detik.
Cherryl menyunggingkan senyuman lebar ke Lizzie. "Hai, Nona Eloise!" sapa wanita yang ternyata adalah Cherryl.
Lizzie melihat penampilan Cherryl yang sudah tidak memakai pakaian pelayan.
"Jadi, Princess Eloise, dia yang akan membantu mengajarimu," ucap Adriano.
Lizzie mengerjapkan matanya. Sebenarnya ia ingin bertanya ke Adriano, kok seorang pelayan yang mengajarinya, dan bukan seorang 'guru'. Tapi karena Lizzie tidak mau ambil pusing, ia mengikuti apapun yang disuruh Adriano. Ia mempercayakan semuanya ke Adriano yang tidak mungkin menjerumuskannya ke hal-hal yang malah membongkar samarannya.
"Oh ya, mulai sekarang dia bukan lagi bekerja sebagai pelayanmu. Tapi dia akan datang sebagai seorang teman," lanjut Adriano.
Lizzie mengernyitkan keningnya. "Aku tidak mengerti sama sekali dengan ucapanmu, Ad."
"Sudahlah, nanti saja akan aku jelaskan. Sekarang kita mulai belajarnya," jawab Adriano tanpa mau membuang waktu.
"Okelah."
Cherryl pun mulai beraksi untuk mengajarkan Lizzie cara berjalan yang anggun.
"Berdirilah lurus dengan pinggul berjarak selebar bahu, jangan kunci kedua lututmu, Nona. Biarkan keduanya sedikit lemas, seperti ketika Anda bersiap-siap berjalan," papar Cherryl dan Lizzie mulai mempraktekan sesuai intruksi darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Paris (Lizzie's Story-Completed) [#Wattys 2018]
Romance#2 kategori Sadstory #1 Kingdom #1 twin # 1 Paris Follow aku dulu ya... Lizzie Moretz, seorang gadis dari keluarga biasa saja. Penampilannya pun dibawah standard. Ia tidak pernah berpacaran dan orang-orang selalu menyebutkan kuper. Suatu hari, ia d...