Akhirnya tantangannya gak tercapai. Ya sudahlah. Aku tidak akan memaksa kalian buat ngevote. Mungkin kalian yg tidak ngevote lebih suka jd silent reader. Atau jangan-jangan rata-rata dari kalian pada gak tahu cara ngevote?? 😅 apakah ada? Tunjuk kaki coba! V peace 😉
Tapi yang sudah ngevote pun aku ucapkan makasih ya. Aku hargai vote kalian.
** Info bentar, di part sebelumnya ada revisi mengenai surat cerai Hugo. Itu sudah aku rubah. Karena aku dikasih tahu oleh teman katanya tidak butuh lagi surai cerai jika pasangan sudah meninggal. Aku juga sudah mastiin di google. TQ lho Nai nainggolan14, sudah dikasih tahu. Biasanya aku pasti googling dulu, tapi aku malah gak cari tahu. >,<
Happy reading!
Semoga suka dengan endingnya.
VOTE dulu sebelum membaca. TQ :)
Ku tulis lirik lagu dari lagu-lagu yang jadi inspirasi part ini. Semoga suka. Tp maaf tidak kulampirkan youtubenya. Nanti terakhir hanya ada satu lagu penutup dariku.
----Love in Paris---
When will see you again? (Kapan aku akan bertemu denganmu lagi?)
You left with no goodbye, not a single word was said (Kau pergi tanpa ucapkan selamat tinggal tanpa sepatah katapun),
No final kiss to seal any seams (Tanpa kecupan terakhir 'tuk akhiri kebersamaan),
I had no idea of the state we were in (Aku tak tahu apa yang terjadi di antara kita)Adele ~ Don't You Remember
Lizzie berlari dan terus berlari tanpa mengenal lelah. Nafasnya yang sudah hampir habis pun tidak ia pedulikan. Yang dipikirannya sekarang, ia bisa langsung tiba di Paris dan menuju ke rumah sakit yang tadi diberitahukan Adriano di telepon.
Juna ikut berlari menyusul Lizzie di belakangnya. Juna ingin menghentikan Lizzie yang berlari sambil menangis, tapi sepertinya percuma. Karena dari tadi sambil berlari, Juna sudah memanggil-manggil namanya, namun tidak digubris Lizzie. Dia terus saja berlari.
"LIZZIE!" teriak Juna karena terkejut melihat Lizzie terjatuh. Dengan cepat Juna meraih tubuh dan lengan Lizzie untuk membantunya berdiri. "Kau tidak apa-apa?" tanyanya cemas.
Lizzie terisak. "Bagaimana kalau berita itu benar, Kak?" Lizzie meraung keras.
Juna langsung memeluk Lizzie dengan erat mencoba menenangkannya. Raungannya menyilukan pendengaran Juna bahkan hatinya tersayat melihat tangisan Lizzie yang tak kunjung reda. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan Lizzie karena ia tidak tahu harus menjawab apa? Perkataan apa yang cocok untuk menenangkan Lizzie saat ini?
"Kuatkanlah dirimu, Zie." Hanya ini yang bisa diucapkan Juna pada Lizzie sambil merangkul tubuhnya. Saat Lizzie masih menangis, sekilas Juna melihat sosok lelaki yang sedang berlari kencang melewati dirinya. Juna mengerutkan keningnya sesaat, lalu ia menoleh ke belakang ke arah lelaki yang tadi berlari. Juna mengacuhkannya, mungkin ia salah lihat karena efek berita Hugo tersebut.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Paris (Lizzie's Story-Completed) [#Wattys 2018]
Romance#2 kategori Sadstory #1 Kingdom #1 twin # 1 Paris Follow aku dulu ya... Lizzie Moretz, seorang gadis dari keluarga biasa saja. Penampilannya pun dibawah standard. Ia tidak pernah berpacaran dan orang-orang selalu menyebutkan kuper. Suatu hari, ia d...