Love in Paris (Lizzie's Story-Completed) [#Wattys 2018]

35. The Encounter (Part 2- final)

Happy reading!

Semoga dapat feel sedihnya.

Vote ya jangan lupa. TQ ^^

Emma Bale ~

All I Want

All I want is nothing more
(Yang saya inginkan tidak lebih dari itu)

To hear you knocking at my door (Untuk mendengar Anda mengetuk pintu saya)

'Cause if I could see your face once more
(Karena jika aku bisa melihat wajahmu sekali lagi)

I could die as a happy man I'm sure (Aku bisa mati sebagai orang yang bahagia, aku yakin)

When you said your last goodbye (Ketika Anda mengatakan selamat tinggal terakhir Anda)

I died a little bit inside
(Saya mati sedikit di dalam)

I lay in tears in bed all night
(Saya menangis sepanjang malam di tempat tidur)

Alone without you by my side (Sendirian tanpamu di sisiku)

But If you loved me
(Tapi jika kamu mencintaiku)

Why did you leave me
(Kenapa kamu meninggalkanku?)

🌺🌺🌺

----LOVE in PARIS----

Sepasang mata tidak berhenti menatap sesosok wanita cantik yang tengah tertidur dengan wajah damainya. Wanita yang sangat berarti bagi seorang lelaki brengsek yang hanya bisa mempermainkan perasaannya. Wanita yang sangat-sangat dicintainya tapi gengsi untuk dikatakan hanya karena permintaan tolol mamanya untuk membantu dalam pembalasan dendamnya.

"Bantu Mama untuk membalas dendam pada keluarga D'Raoul. Mereka telah membunuh Papamu, Pierre."

"Tetapi bagaimana caranya, Ma?"

"Kau harus buat putri dari Louis jatuh cinta padamu dan sangat tergila-gila padamu. Dengan ketampananmu, Mama yakin kau bisa. Setelah itu terjadi, tinggalkan dia!"

Karena tidak mau mengecewakan mamanya, ia pun mematuhinya. Dan hanya dalam waktu dua minggu, ia telah berhasil membuat putri dari Louis D'Raoul jatuh cinta kepadanya.

Tetapi seiring berjalannya waktu, kebersamaannya bersama Eloise perlahan telah mencairkan hati Pierre yang diisi dengan dendam.

Akhirnya ia sendiri ikut terjerat dalam sebuah perasaan asing ke Eloise. Ia telah jatuh cinta kepada sosok wanita yang menjadi korban balas dendamnya itu. Kepolosan dan kelembutan Eloise mampu membuat sosok Pierre yang terkenal mempermainkan banyak wanita berakhir dengan mencintainya.

"Eloise..., please, maafkan aku. Aku harus bagaimana agar kau bisa membuka matamu? Kau bilang kepadaku bahwa kau mencintaiku. Kau juga berjanji kepadaku bahwa kita akan hidup bersama. Tetapi kenapa..., kenapa kau malah meninggalkanku, Eloise?" gumam Pierre sembari memandangi sosok wanitanya yang hanya terbalut dengan gaun terusan putih membuat warna kulit pada tubuhnya yang putih makin terlihat lebih pucat. Rambut coklat kemerahannya yang dulu tergerai indah pun yang sekarang tergerai kaku. Dan bibir merahnya yang dulu merekah sekarang terkatup rapat tidak bersuara.