21. What should i do now?

4.8K 462 192
                                    

Part ini didedikasikan untuk teman pembacaku yang sedang berulang tahun kemarin. Selamat Ulang Tahun ya! 🎂🎂🎁^^ UunDarsilla nih kadonya sudah ku kabulkan. 😘

Maaf tidak sepanjang kemarin. 3000 kata lumayanlah ya? Yang penting bisa up. >,<

Happy reading! Semoga terhibur ^^

VOTE dulu ya sebelum membaca. TQ

DJ BoBo ~

Happy Bithday🎧🎧

----Love in Paris----

1 detik,

5 detik,

10 detik...

Hugo tidak juga melepaskan pelukannya pada Lizzie.

"Hugo...," panggil Lizzie dengan suara yang pelan. "Sampai kapan kau mau memelukku? Kita dilihat banyak orang," lanjutnya dengan berbisik di samping telinga Hugo sambil melirik ke orang-orang yang tengah memperhatikan mereka.

"Kalau ku lepas, nanti kau bisa mendapatkan masalah lagi. Jadi lebih baik begini saja karena aku jadi bisa melindungimu."

Astaga ini cowok, seenaknya saja bicara! batin Lizzie menggerutu sebal. Wajahnya sudah memerah karena menahan malu. Ditambah semua orang sedang melihat ke arahnya dengan bermacam-macam tatapan yang tidak bisa dijabarkan. Lizzie sih bukan tidak suka dengan perhatian Hugo, tapi masalahnya sekarang bagi Lizzie, Hugo itu salah sikon. Mau tidak mau dan harus, Lizzie pun yang bertindak melepaskan duluan dengan mendorong bahu Hugo dengan kasar.

Hugo sampai kaget karena tindakan Lizzie yang tiba-tiba. Padahal menurut Hugo, moment ini sangat pas untuk bisa memeluknya lama. Astaga kenapa pikiranku jadi mesum di saat seperti ini sih?

Setelah lepas dari pelukan Hugo, Lizzie berdehem sambil merapikan rambut dan pakaiannya. Lizzie berusaha bersikap biasa saja di hadapan semua orang. Rasa takutnya, rasa terkejutnya, dan rasa penasaran karena tanggal lahir Eloise yang sama dengan dirinya disingkirin dulu. Yang mau dikeluarkannya adalah rasa kesal yang sudah menjalar dari tadi. Tidak ada pertimbangan lagi bagi Lizzie. Pokoknya kekesalannya itu harus ia salurkan. Ia harus bersikap berani sekarang, kalau tidak, yang ada ia akan dikerjai lagi dan mereka semakin semena-mena terhadapnya.

Setelah mengatur nafasnya menjadi normal dan menetralkan debaran jantungnya yang tidak karuan, Lizzie memberanikan diri untuk mendamprat wanita yang telah menjebaknya di ruangan gelap dan menyeramkan itu.

Lizzie menoleh ke Clementine. "Eh, Nenek Tua...!" serunya dengan enteng, membuat semua orang melebarkan matanya karena terperangah mendengar panggilan Lizzie ke Clementine. Tidak terduga sama sekali bagi mereka, seorang Eloise bisa bersikap tidak sopan dan berbicara kasar. "Aku adalah Eloise D'Raoul!" sebutnya dengan nada tegas. "Sekali lagi kau berani meragukan diriku, aku akan menyuruh Yang Mulia mengulitimu dan menggantungnya di sebelah sarang laba-laba!" ancamnya dengan emosi yang dipendam.

Setelah puas menyalurkan amarahnya, Lizzie berjalan dengan dagu yang diangkat tanpa memperdulikan reaksi orang-orang yang melihat dan mendengarkannya. Ia juga tidak pamit ke yang lain karena dalam hatinya, ia sudah ingin cepat-cepat kabur dari sana.

Semua orang terpaku menatap Lizzie dan terkesima dengan ucapannya. Sampai Leon pun menggelengkan kepalanya pelan sambil memuji Lizzie dalam hati. Hebat!

Love in Paris (Lizzie's Story-Completed) [#Wattys 2018]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang