39. Hugo....

6.8K 514 271
                                    

Happy reading! ^^

Semoga kalian pada baper sama part ini. :D

Part ini akan kutaruh beberapa quotes.

Vote dulu sebelum membaca. TQ so much...

MLTR ~
Silent Times 🎧🎧

----Love in Paris----

'You can't expect someone to stay if all you're giving her is reason to leave'

(Anda tidak dapat mengharapkan seseorang untuk tinggal jika semua yang Anda berikan kepadanya adalah alasan untuk pergi)

****

Setelah hampir dua minggu berlalu sejak kepergian Lizzie, Hugo menjadi lelaki yang tidak mempunyai motivasi hidup. Rambutnya berantakan, rambut-rambut kecil tumbuh pada sekitar area wajah dan rahangnya, matanya yang hitam dan sembab karena tidak bisa tertidur pulas, dan ditambah berat badannya yang semakin lama mulai turun membuat dirinya mirip seperti tengkorak hidup.

Hidupnya hanya ditemani oleh minuman keras. Terbukti kamarnya banyak dipenuhi botol-botol minuman keras. Untuk mengenang wajah Lizzie, Hugo selalu memandangi majalah yang terpampang jelas foto Lizzie. Serta surat dari Lizzie selalu ia baca untuk mengingatkan ke dirinya bahwa semua adalah salahnya.

'Jangan mencariku, Hugo...' Karena tulisan inilah yang membuat Hugo menjadi seorang pengecut yang tidak berani melangkah lebih jauh. Hugo juga menyalahkan dirinya sendiri kenapa sampai Lizzie pergi. Tidak ada alasan kuat buat Hugo untuk bisa membawanya pulang.

Apakah ia harus menggunakan kata cinta untuk membawa Lizzie kembali? Apa itu cukup? Jawabannya adalah tidak!

'There are only two reasons why you leave someone you're still in love with- either it's the right thing to do, or it's the only thing to do'

(Hanya ada dua alasan mengapa Anda meninggalkan seseorang yang masih Anda cintai - apakah itu hal yang benar untuk dilakukan, atau itu satu-satunya hal yang harus dilakukan)


Apakah sudah benar yang dilakukan Hugo? Membiarkan Lizzie pergi membawa cintanya yang belum sempat ia utarakan. Shit! Hugo baru menyadari bahwa Lizzie belum memberikan jawaban kepadanya atas perasaannya.

Hugo menenggak botol beer yang ia tidak tahu sudah ke berapa botol. Perasaannya berkecamuk dan dipenuhi bayang-bayang Lizzie maupun Eloise. Hugo menangis dalam hati meratapi cintanya yang tidak pernah terbalaskan. Pertama Eloise, sekarang Lizzie.

Tidak! Seharusnya ia bisa mendapatkan Lizzie. Ini semua karena kebodohannya saja dan rasa takut yang telah menguasai dirinya. Seharusnya juga ia bisa mengalahkannya. Tapi, ada apa dengan dirinya? Seperti ada ikatan belenggu yang kuat mengikat dirinya, hatinya, dan pikirannya.

Hugo menenggak lagi dan lagi beer tersebut sampai sebuah tangan menjauhkan botol beer tersebut dari tangannya.

"Cukup, Hugo!!" seru Carissa, Mama dari Hugo.

Hugo telah kembali pulang ke kediamannya karena berkas kematian Eloise sudah keluar dan itu berarti pernikahan Hugo sudah terputus dengan sendirinya. Perceraian yang ingin diajukan Hugo pun tidak jadi karena sudah termasuk dalam cerai mati.

Love in Paris (Lizzie's Story-Completed) [#Wattys 2018]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang