Siapa dia...?

39.1K 2.7K 124
                                    

" Vier, bangunlah atau aku akan membunuhmu!" Tekan Andrew menodongkan pistolnya pada pria yang saat ini hanya terdiam dengan puluhan selang penyambung nyawa yang menempeli tubuhnya.

" Aku memerintahkanmu untuk bangun Vier! Kenapa kau membantah perintahku!!" Teriak Andrew. Dan...

" Dor." Bunyi ledakan itu menggema. Perawat dan dokter hampir lemas dilantai melihat ekspresi gila tuannya yang mengancam pasien dengan pistol yang ditembakkan ke atas

" Kalau kau membangunkannya dengan cara seperti itu, yang ada dia akan semakin sekarat Andrew, kau tahu soal jantung kan? Dan pelayanmu itu tidak memiliki 9 nyawa." Ujar Harleen dibelakangnya. Andrew tak menjawab, dia hanya diam lalu melangkah keluar dari ruangan dengan ekspresi wajah sulit di artikan

" Dreww...!!" Harleen berlari mengikutinya.

Kali ini, pemuda itu hanya berdiri didalam sebuah ruangan yang semua bendanya dipenuhi dengan kain putih

" Masuklah!" Ajaknya pada Harleen yang mengernyit heran. Bahkan suara langkah diruangan itu terasa sangat nyaring, Harleen berdiri disisi Andrew.

" Disinilah awal aku menjadi gila." Ujarnya

" Maksudmu?" Harleen mengernyit.

Flashback

" Aaarkkhh." Jeritan itu menggema dari bibir mungilnya yang hampir seluruhnya berwarna merah memar akibat dicambuk. Sementara ibu dan kakaknya hanya menatap dari luar pintu. Tak berani menolong atau mencegah ayahnya memukuli Andrew

" Plash." Cambukan demi cambukan dia terima hingga akhirnya dia terkulai.

" Ayah sudah mengatakan padamu berkali kali tapi kau tidak juga mengerti. Kenapa kau pura pura pergi kesekolah padahal kenyataannya kau bermain dengan anak anak miskin dan menyerahkan uang sakumu untuk mereka. Kapan kau akan seperti kakakmu hah, memalukan!!" Umpatnya kemudian melangkah keluar dengan tegap, meninggalkan Andrew yang meringkuk menahan sakit.

Sejak kejadian itu, Andrew menderita sakit selama 1 minggu. Dia tidak mau bicara dan sedikit sekali makan.
Bahkan terkadang dia mencorat coret foto ayahnya yang selalu membandingkan dirinya dengan sang kakak.

Flashback Off

" Andrew?" Harleen mengibas ngibaskan tangannya meminta jawaban

" Mereka meninggal di tempat ini." Jawabnya

Flashback

" Andrew, kau menyayangi ibu kan? Pergilah nak... ayo pergi!!" Perintah ibunya yang sudah dipenuhi luka memar. Andrew menggeleng pelan. Dia bisa melihat ayahnya berusaha mencari pistolnya sebelum...

" Dor" " Dor" "Dor"

Darah itu memuncrat kesemua sisi ruangan. Andrew berlari dengan kaki kecilnya kebawah meja. Melihat tubuh ibunya yang menggelepar dilantai, ayahnya, kakaknya. Bau amis darah dimana mana. Dia ketakutan bahkan untuk keluar dari bawah meja.

" Kau mengingat kejadiannya?" Tanya Harleen. Andrew menarik napas panjang lalu menggeleng pelan.

" Aku ingin makan." Jawabnya beranjak keluar.

Benarkah Andrew tidak mengingatnya?

***

Dalam alam bawah sadarnya

" Andrew tetaplah di sini nak, jangan pergi kemanapun!"

" I love you sayang." Kecupan sayang dari bibir penuh darah ibunya sebelum tubuhnya ditarik dari Andrew kemudian tergeletak tanpa bisa mengatakan apapun. Andrew kecil menatap kedua tangannya yang penuh darah

DOR ( A Psycho Husband )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang