Terperangkap

27.1K 1.7K 65
                                    

200 votes for next part

Jutaan blitz kamera memenuhi tempat itu, pantai dengan 1 kapal besar yang menunggu untuk dinaiki pejabat dan para pebisnis handal yang sukses di bidangnya tampak saling menjabat tangan. Keagungan Henry menjadi bibit yang terbiak untuk dibicarakan

" Ayo Vier kita turun!" Tekan Andrew memakai kacamata hitam di wajahnya yang membuat pelayan di depannya menarik napas panjang.

" Haruskah anda melakukan ini tuan?" Tanyanya cemas.

" Kau tahu sejak kecil aku tidak suka menolak tantangan."

" Jangan khawatir Vier, aku bisa mengatasinya!" Tekan Andrew, lalu...

" Klek." Ia melangkah turun dari mobilnya dan puluhan mata langsung ter arah padanya begitupula banyaknya pers yang sangat ingin selalu meliput dirinya. Vierpun dengan setia mengikuti di belakangnya, hingga...

" Salacar Andrew Abraham, senang bisa melihatmu di sini. Kau mempesona pestaku!" Sambut Henry kemudian menjabat tangannya. Terasa begitu kuat Andrew meremas tangan itu yang artinya, dia sudah tahu siapa Henry sebenarnya.
Pemuda itu tersenyum dingin lalu memeluk Andrew

" Aku akan memiliki segalanya darimu. Istrimu berada dalam pelukanku, sekarang aku akan mulai menghancurkanmu." Bisiknya berharap Andrew akan emosi dan menunjukkan siapa dirinya dan kegilaannya di depan semua orang. Tapi...

" Benarkah?"

" Eh?"

" Kalau begitu lakukan saja!" Senyum Andrew lalu melepas pelukannya.

Sementara itu, Harleen yang tampak hadir dengan gaun indah yang selalu mampu mengekpose kecantikannya tertahan saat melihat Andrew di sana.

"Dokter."

" Andrew aku mencintaimu."

" Dokter aku.." Andrew memegang tangannya waktu itu lalu menarik dirinya ke dalam pelukan hangatnya

" Mencintaimu." Bisiknya kemudian mencium bibirnya lembut. Yang jujur, Harleen seolah masih merasakan ciuman itu setiap kali dia melihat ke arah Andrew

Tak terasa, air mata Harleen berlinang turun mengingat semua itu. Wajah cantiknya mencoba berpaling dan menarik napas. Ia mencoba kuat, betapapun kenangan kenangan itu selalu membuatnya lemah tetap saja, Andrew alasan pertama hidupnya hancur.

" Hai." Harleen memeluk Henry di depan Andrew lalu memberikan wishky ke tangannya.
Andrew menarik napas panjang melihat tangan Henry yang melingkar kotor di punggung telanjang Harleen. Ingin rasanya dia meninju wajah pria itu. Tapi... Andrew mengulurkan tangannya lalu melepas kacamatanya dan tersenyum

" Selamat malam nyonya Vanharris." Ujarnya.

Deg. Harleen langsung tertahan melihat senyum di wajah pria yang masih shah sebagai suaminya di depan hukum itu.

Andrew kau tersenyum?
Kenapa rasanya aku... kecewa...

" Selamat malam tuan Abraham. Terimakasih sudah mau datang ke pesta calon suamiku." Sambutnya dengan suara gemetar. Andrew mengangkat sebelah alisnya lalu melepas jabatan tangan mereka.

" Saya tunggu undangan pernikahan kalian. Oh ya, dan kalian terlihat sangat cocok." Senyum Andrew dingin memukul perasaan Harleen yang kemudian tanpa sadar memerah.

" I..iya."

" Oh iya Vier, ayo kita bergabung dengan undangan lain. Jangan biarkan kita menjadi mengganggu pasangan serasi ini." Imbuh Andrew memasang kembali kacamatanya kemudian berbalik dan beranjak pergi

DOR ( A Psycho Husband )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang