Menjual Harga diri

67.4K 3.7K 108
                                    

" Brak."

Aku beringsut mundur menjauh dari pria yang membantingku ke ranjang saat ini. Menyeka darah segar yang mengalir dari sudut bibirku yang tadi dihantamnya dengan punggung tangannya. Rasanya benar benar menyakitkan, dan tak ada satupun orang yang menolongku. Mereka hanya menatap tubuhku yang diseret, bukan hanya di gendong atau diangkat, tapi di seret lalu dibanting menuju entah kemana, lalu tiba tiba aku berada di sini.

Kali ini, pesonanya benar benar hilang dari hadapanku. Aku benar benar kesal

" Aku ingin pulang!!" Teriakku tak peduli. Aku tak ingin mengobati seorang pembunuh. Salah salah aku akan berakhir menjadi korban mutilasi yang bahkan tak akan ditemukan sampai dunia ini berakhir

" Kau pikir kau siapa hah? Kau memerintahku?" Teriaknya dengan urat leher menegang menatapku

" Aku tidak memerintah! Bedakan antara perintah dan permintaan dong ah." Kesalku

" Vier tutup pintunya!" Teriaknya kearah pelayan yang bahkan tak menatapku iba saat itu. Entah hatinya terbuat dari batu jenis apa, pelayan ini seolah tercipta hanya untuk mematuhinya saja

" Klek." Pintupun ditutup

Apa yang akan dia lakukan padaku?

Suasana tiba tiba menjadi menakutkan saat kami hanya tinggal berdua. Aku menatapnya getir

" Kenapa vier membawamu kemari?" Seringainya melepas satu persatu kancing kemejanya. Sudah jelas, apa yang dia tuju, aku mengerti jelas saat dia menatap lurus ke arah celah kaki jenjangku. Lalu menjelajahi ragaku dengan pandangan nakalnya yang sexi itu.

Dia benar benar gila. Bodo amat akan fisik sempurna yang dia punya, aku bahkan tidak peduli lagi pada dirinya.
Aku tidak mau menjual harga diriku padanya. Aku bukan tokoh dalam novel dan aku tidak mau merelakan selangkanganku dinikmati olehnya, aku bukan seorang pelacur, bahkan kalaupun aku harus berhenti kuliah aku tak akan peduli

" Ibu, ayah maafkan aku."

***

" Mau kemana kamu?" Tekan Andrew saat Harleen merangkak cepat dari ranjangnya lalu hendak bergegas kearah pintu. Dan...

" Crash." " Brak." Ia bahkan seolah tak peduli kalau Harleen masih seorang wanita. Andrew menarik pinggangnya kemudian membantingnya sekali lagi hingga terjatuh ke lantai. Benar benar seorang prikopat berdarah beku.

" AKU MAU PULANG!" Teriak Harleen menangis, sikunya berdarah. Mendengar itu, Andrew tersenyum. Ia menarik dagu Harleen kasar lalu memaksanya berdiri.

" Plash." Sebuah tamparan kuat seakan memecahkan rahang Harleen seketika. Ia terhuyung lemas di ranjang itu, menggeliat menahan sakit. Hidungnya banjir darah seketika, sementara sosok di depannya tersenyum dengan ekspresi yang benar benar terlihat puas. Harleen meneteskan air mata

Apa yang aku jaga selama ini...
Haruskah hilang dengan cara seperti ini?
Aku tahu dengan jelas kemana adegan ini akan berakhir - Batinnya

" Kau tahu? Ada berapa nyawa yang hilang di tempat ini? Aku berusaha bersikap baik padamu tapi kau malah menantangku." Ujar pemuda itu menautkan alis lalu membalik pundak Harleen kasar

" Aku tidak menantangmu. Aku ingin pulang, hanya itu, aku tak akan menceritakan apapun atau apapun yang terjadi di tempat ini, aku mohon lepaskan aku." Tangis Harleen. Tubuhnya mulai terguncang, dia benar benar ketakutan.

DOR ( A Psycho Husband )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang