Harleen gemetar memegang garpu di tangannya, ia bahkan tak berani menatap ke arah Andrew
" Kau tidak suka Steaknya?" Suara Andrew membuyarkan suasana canggung di antara mereka. Harleen mengangkat wajah cantiknya lalu menggeleng cepat.
" Aku suka kok." Jawabnya dengan suara gemetar kemudian mulai memotong steak itu dan dimasukkan ke mulutnya dengan terpaksa
Perasaan apa ini? Aku bahagia berada di sisinya tapi...
Tiba tiba saja aku merasa takut." Habiskan kalau begitu!" Ujar pemuda itu seketika membuat Harleen terbatuk. Dan...
" Brak." Andrew berdiri lalu menggebrak meja di depannya membuat Harleen tersentak kaget.
" Beraninya kau batuk di depan meja makanku!" Tekannya dengan sorot mata menajam, benar benar berbeda dengan Andrew yang tadi. Harleen segera bangkit dari duduknya gugup
" Maafkan aku sepertinya aku harus ke kamar dulu. Aku merasa kurang sehat." Dalihnya hendak beranjak sebelum...
Andrew menahan lengan atasnya kuat hingga gadis itu meringis menahan sakit.
" Duduk dan habiskan makanmu!" Bisiknya penuh penekanan.
" Tapi aku benar benar kenyang Drew." Ujar Harleen yang justru membuat Andrew menatapnya semakin tajam.
" Aku tidak suka dibantah." Tekannya
" Baiklah." Harleenpun kembali duduk dan memotong motong steak di mejanya. Entah kenapa hatinya merasa sakit dengan sikap Andrew. Tapi, beberapa detik kemudian
Pemuda itu duduk di sisi Harleen lalu meraih sendok dan sup di depannya." Kau harus mencicipi ini, rasanya sangat enak." Ujarnya menyendokkan sup itu lalu mengarahkannya ke bibir Harleen dengan senyum manis. Bola mata Harleen langsung memerah mendapat perlakuan romantis itu. Bahkan, Andrew mengambil tissue lalu mengelap bibir Harleen pelan.
Siapa dia sebenarnya?
Yang mana dirinya yang asli?" Maaf jika aku barusan membuatmu takut ya." Senyumnya kemudian memegang tangan putih Harleen lembut membuat Dokter muda itu mengangguk. Harleenpun tersenyum menerima suapan dari Andrew. Hingga...
" Ekhm." Suara dari Theodor menyentakkan kemesraan mereka.
" Maaf sudah mengganggumu Andrew, tapi aku memiliki informasi penting untukmu tentang Xavier." Ujarnya seketika membuat Harleen dan Andrew berdiri dengan tatapan penuh harap.
" Apa itu, cepat katakan!" Tekan Andrew
" Ada seorang dokter kenalanku dari singapura. Peluru yang menembus kepala Xavier, aku tidak bisa memulihkannya. Tapi dia pasti bisa karna dia berkali kali menghadapi kasus seperti ini. Tapi kau tahu sendiri kan, aku tidak bisa ke sana untuk menemuinya karna jika aku pergi, Vier pasti akan kritis lagi." Ujar pria paruh baya itu membuat Harleen menatapnya penuh maksud
" Kau tidak bermaksud mengirim Andrew ke sana kan?" Tanya dokter muda itu curiga. Theodor hanya mengangkat bahu.
" Itu selalu terserah padanya. Dia akan pergi atau tidak. Yang aku tahu jadwal profesor Adam sangat padat. Dan jika terlambat kau sudah tahu akibatnya kan?" Senyum Theodor melirik Harleen.
" Tidak, aku akan berangkat ke sana. Pelayaaaaannn!!" Teriak Andrew.
" Aku ikut!" Pinta Harleen memegang lengan suaminya itu erat.
" Sebaiknya kau juga di sini dokter." Ujar Theodor.
" Andrew." Harleen memelas memegang lengan Andrew saat para pelayan berjejer rapi di depan Andrew
KAMU SEDANG MEMBACA
DOR ( A Psycho Husband )
AzioneWarning!!! 21+ Mengandung Thema kekerasan dan Konten Mature Pernah membaca cerita tenta Psikopath? Pembohong yang baik, pembunuh, berwajah dingin, kejam, Personality Disorders? Biar aku tunjukkan apa itu psikopath yang sebenarnya. Minessota Multip...