Jebakan

22.2K 1.3K 180
                                    

More votments for Next

Please share story ini kalau suka ya dan yang baik hati baca juga Clara with The Boys yaaa ( Last promo 😊 #cape.com )

1 bulan kemudian...

" Andrew?" Harleen memegang lengan putih Andrew yang mematung dengan pandangan kosong ke depan.

" Ada apa sih?" Tanyanya lagi. Andrew menarik napas panjang lalu mendorong sendok ke bibir Harleen

" Makan!" Perintahnya

" Tu kan, kau tidak menjawab. Aku tidak mau makan!" Harleen memalingkan wajah. Andrew tersenyum pucat menatap paras cantik Harleen yang memalingkan wajah.

Bagaimana jika kau tahu...
Apa yang aku lakukan pada Jedin.
Apa kau akan memaafkanku?

" Aku hanya berpikir, sepertinya aku menjadi kekasih gelapmu sekarang." Ujarnya membuat Harleen mengernyit

" Apa maksudmu?"

" Aku suamimu kan, tapi.. Henry dia selalu di sisimu dan aku harus diam diam seperti ini. Haaah." Andrew menarik napas panjang. Membuat Harleen tersenyum

" Kau cemburu ya?" Tanyanya

" Tidak, aku hanya.. mmm maksudku siatuasi macam apa ini."

" Bilang cemburu saja gengsi. Andrew Andrew... sabarlah, aku butuh waktu untuk mengatakannya pada Henry. Kau tahu dia begitu baik padaku bahkan sangat baik. Dia..

" Terus saja membelanya!" Andrew berdiri meletakkan mangkok sup di tangannya.

" Drew jangan marah dulu. Maksudku aku tidak bisa langsung menyakiti hatinya. Dia sudah begitu baik selama ini. Ayolah letakkan keras kepalamu itu." Harleen mengembungkan pipinya

" Ya dia memang baik padamu. Kalau begitu kau terus saja bersamanya! Aku ini jahat kan. Aku brengsek, aku egois." Andrew memalingkan wajah lalu melangkah ke arah pintu dengan wajah memerah sebelum...

" Tapi aku sayangnya sama kamu. Gimana dong." Celetuk Harleen. Andrew menoleh pelan...

" Bodo amat!" Tekannya membuka pintu. Tapi...
Wajah Andrew semakin memerah saat melihat siapa yang hendak mengetuknya.
Henry tampak berdiri di sana dengan kemeja kerjanya yang sudah tampak rapi. Ia pun mengernyitkan alis melihat Andrew ke luar dari ruangan Harleen.
Di tangannya tampak seikat mawar merah yang tertata begitu cantik.

" Sedang apa kau di sini?" Tanya Henry dengan sorot menajam

" Ini rumahku, aku mau melangkah ke manapun bukan urusanmu!" Balas Andrew sepertinya masih dengan nada kesal

" Ya tapi ini ruangan kekasihku!" Tekan Henry

" Is Tri Ku!" Balas Andrew

" Kau!" Henry meradang.
Andrew tersenyum dingin menatap Henry

" Menyedihkan." Celetuknya singkat tapi cukup untuk membuat darah tinggi Henry kumat.

" Awas ya!" Dia hendak merapatkan jari jarinya. Sebelum...

" Henry... kau kah itu?" Tanya Harleen melangkah pelan ke sana.
Kalau dia tidak ke sana. Pasti bisa terjadi perang dunia ke 3 antara suami dan kekasihnya itu. Karna di mana mereka bertemu, di situlah perang akbar selalu terjadi

" Harleen jangan bangun dulu! Kemarilah.. aku akan mengantarmu ke tempat tidur!" Henry bergegas masuk melewati Andrew lalu memapah Harleen penuh perhatian ke ranjangnya. Dia kemudian mengambilkan mantel dan menyelimutkannya ke tubuh Harleen

" Di luar sangat dingin. Aku tidak ingin kau sakit lagi. Kau harus segera pulih agar kita bisa segera ke luar dari tempat ini." Senyumnya manis. Membuat Harleen meremangkan air mata

DOR ( A Psycho Husband )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang