2 Hati

22.8K 1.7K 216
                                    

Pembaca naik tapi votes kok turun yaa
Ayodong jangan pelit jempol. Ngetik itu susah loo ampe keriting 😂



Malam itu di meja makan, Jedin tak hentinya menatap Henry yang membantu Harleen dengan sangat telaten. Menyuapinya, mengelap sisa air yang jatuh dari bibirnya, sementara kursi Andrew masih kosong di sana. Gadis itu kemudian menyalakan kamera merakam semuanya.

" Apa yang kau lakukan?" Tanya Henry menatap ke arahnya.

" Aku wartawan. Dan aku hanya akan menyiarkan betapa murah hatinya tuan Andrew." Balas Jedin mengangkat sebelah alisnya yang membuat Henry menatapnya tajam.

" Matikan kameramu atau aku akan menghancurkanmu!" Ancamnya

" Heeei tuan bisnisman!!!! Jangan membentakku! Mungkin kau raja di luar sana tapi media jauh lebih berkuasa dari dirimu. Mau coba?" Jedin tersenyum menunjukkan kameranya yang membuat Henry kesal kemudian berdiri dan membawa Harleen pergi dari hadapan Jedin yang memanyunkan bibirnya tak kalah kesal

" Beraninya nantang sekalinya ditantang ciut. Dasar pengecut!" Gumamnya membuat Vier yang berdiri di belakang sana bersama Andrew tersenyum.

" Dia berbeda. Bukankah begitu tuan?" Bisiknya. Andrew menatapnya tanpa ekspresi

" Ya, karna dia terlalu gila." Jawabnya kemudian berbalik ke arah kamarnya. Tapi... sesampainya di sana...

Drrrrrttt  ddrrrrtttt..

" Ada apa Vier?" Tanya Andrew saat pelayan setianya itu berhenti melangkah sejenak membaca pesan yang tertera di layarnya

" Tidak ada apa apa tuan. Hanya operator." Jawabnya dengan wajah pucat menyembunyikan sesuatu.

" Vier?" Andrew memicingkan matanya menuntut kejujuran

" Hampir setengah investor Abraham berpindah pada PT. ELEXSANDREA GROUP milik Henry Vanharris. Saya khawatir kalau...

" Kau tidak perlu menghawatirkan apapun." Potong Andrew

" Aku bisa menyelesaikan semua ini." Imbuhnya kemudian beranjak pergi dari hadapan Vier dengan wajah memerah

Ia menuju sebuah lorong bermarmer coklat dengan ukiran tulip di sepanjang jalannya, melangkah cepat saat mendapati seseorang yang ia cari berada di sana. Lalu...

" Akh." Decak Jedin seketika. Andrew menarik pergelangan tangannya saat gadis itu hendak membuka pintunya

" Kau bilang kau akan membantuku mengangkat popularitas Abraham kan? Mana janjimu?" Tekannya

" Andrew ssshh sakit." Jedin meringis. Tangannya memerah saking kerasnya Andrew menahan tangan itu.

" Klek." Andrew membuka pintu kamar Jedin. Lalu...

" Brak." Ia merampas kemudian melempar kamera gadis itu ke ranjangnya. Tatapannya beradu dengan gadis bermata coklat itu.

" Apa maumu hah?" Tekan Jedin berkacak pinggang.

" Lakukan apapun untuk mengangkat popularitas Abraham, hampir semua investorku pergi pada Vanharris sialan itu. Dan aku rela melakukan apapun untuk mengembalikan posisiku dan menendangnya dari rumahku." Jawab Andrew. Wajah putihnya memerah

" Aku akan melakukannya. Tapi kau harus sabar!"

" Lakukan itu secepatnya!" Bentak Andrew

" Semuanya harus mengikuti prosedur." Balas Jedin memerah

Tapi...

" Aku tidak butuh prosedur, lakukan apapun yang aku perintahkan. Maka aku akan menyerahkan apapun yang kau mau termasuk diriku!"

DOR ( A Psycho Husband )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang