" Andrew!" Harleen mencoba memanggil nama pemuda yang duduk berjarak 5 meter darinya di meja makan itu. Mereka duduk berhadapan dan Harleen tidak mengerti mengapa harus sepanjang itu meja meja makan orang kaya.
" Andrew!!" Kali ini panggilannya lebih keras. Andrew menatapnya malas
" Sorry ya soal kemarin." Ujar Harleen dengan bahasa bibir. Tapi...
" Siapkan pesawatku!" Andrew sama sekali tidak peduli, dia malah berdiri seolah Harleen tak ada. Sepertinya dia benar benar kesal kali ini.
" Maaf tuan tapi diluar sedang badai." Jawab Vier. Tapi...
" Kau mau mati?" Andrew menarik kerah Vier emosi.
" Hentikaaaann!!" Teriak Harleen saat Andrew meraih pistol dan menodongkannya di kening pelayan kesayangannya itu. Matanya memerah marah, hampir saja dia menekan pelatuk.
Harleen melangkah cepat ke arah Andrew lalu menahan lengannya dan menarik pistolnya, mengarahkan pistol itu ke jantungnya sendiri" Ayo Tembak aku! Marahnya padaku kan? Ayo tembak saja! Jangan alihkan emosimu pada orang lain." Tekan Harleen. Andrew menurunkan pintolnya, lalu mendengus kesal.
" Heran, jadi orang suka banget nembak sih." Celetuk gadis itu menghembuskan napas. Tapi..
Tap tap tap. Kelopak matanya mengerjab beberapa kali saat Andrew mendekatinya lalu berbisik
" Aku suka suara tembakan, apalagi menembak seseorang yang selalu ikut campur urusan orang lain." BisiknyaIa semakin mendekati Harleen yang sudah menegang lalu... bernapas di lekukan lehernya, dan...
" Dor." Ujarnya membuat Harleen terkesiap kaget dan sontak mundur beberapa langkah. Hingga..
" Dug." " Akhh." Kakinya terkatuk meja
" Ingat rasa sakit itu sebelum kau berniat membuatku meniup lilin." Tunjuk Andrew dengan sorot mata menajam.
Harleen melirik kakinya yang tampak memerah
" Dasar gila!" Teriaknya kesal lalu berlari pergi dengan langkah pincang
Andrew tersenyum melepas kepergiannya
" Tuan sepertinya anda bahagia." Bisik Vier dibelakang Andrew membuat tuan mudanya itu sedikit salah tingkah.
" Aku mau ke perpustakaan, pergi dan urus urusanmu sendiri!" Tekannya.
" Yes my lord." Vier menunduk hormat menahan senyumnya
***
Beberapa jam kemudian di kamar Harleen
Gadis itu menarik napas panjang menatap dirinya di depan cermin usai menenangkan pikiran dengan mandi selama 1 jam di air hangat. 30 menit lagi dia harus kembali menghadapi Andrew di ruang psikiatri. Wajah cantiknya tampak kurus dan stress, lingkar panda jelas tercetak di bawah kantung matanya, sementara rambut panjangnya dibiarkan basah.
" Semangat Harleen kamu pasti bisa. Kamu pasti bisa." Ucapnya menyemangati diri sendiri. Ia kemudian keluar dari kamar mandi setelah melilitkan handuk untuk menutupi tubuh telanjangnya. Sebelum tiba tiba...
" Haii."
" Aaahhh."
Seseorang tiba tiba mengurungnya di dinding dengan kedua tangan di sisi kiri dan kanan wajahnya.
Harleen menarik napas panjang, dia ketakutan, entah siapa lagi sosok ini. Yang jelas, dia menatap Harleen dari ujung rambut lalu... berhenti di dadanya.
" Kamu sexi." Ujarnya menatap ke arah sensual itu. Dan...
" Plash." Sebuah tamparan Harleen hadiahkan spontan. Membuat orang asing itu tersenyum nakal
KAMU SEDANG MEMBACA
DOR ( A Psycho Husband )
ActionWarning!!! 21+ Mengandung Thema kekerasan dan Konten Mature Pernah membaca cerita tenta Psikopath? Pembohong yang baik, pembunuh, berwajah dingin, kejam, Personality Disorders? Biar aku tunjukkan apa itu psikopath yang sebenarnya. Minessota Multip...