Theodor Velixian

58.6K 2.9K 98
                                    

" Dokter mohon tundukkan kepala anda!" Perintah Vier pada Harleen yang menatap sosok di depannya dengan mulut ternganga.

Pria itu tiba 30 menit yang lalu dengan jet pribadi yang langsung mendarat kedalam aula utama kediaman Abraham. Pertama turun dari jet pribadinya, dia terlihat seperti seorang pria bermartabat dengan setelan jas silver yang memampangkan ke wibawaan, janggut panjang dan kumis tebal dengan sebagian rambutnya yang dibiarkan memutih. Semua pelayan langsung berbaris menunduk hormat, termasuk Harleen yang datang terburu buru menyambutnya.
Pandangan kagumnya langsung berubah 90° saat 3 atau 4 orang wanita berpakaian sexi juga ke luar dari jet itu kemudian bergelayut di pundaknya manja.

" Beliau adalah paman termuda tuan Andrew Abraham, saudari ibunya, tuan Theodor Velixian." Imbuh Vier. Barulah, Harleen menundukkan kepalanya terpaksa. Padahal hatinya menggerutu, dari penampilannya saja pasti si tua bangka ini hidung belang.

Dan benar saja, suara langkah kaki itu semakin mendekatinya, lalu berakhir dengan Harleen melihat sepasang sepatu mahal yang berhenti di hadapannya.

" Jadi ini dokter psikis baru Endru?" Tanyanya mengangkat dagu Harleen yang sudah menahan napas Emosi.

" Maaf tuan, nama tuan muda adalah Andrew bukan Endru. Dan tolong bersikap sopanlah dengan nona Harleen."

Seketika Harleen langsung melirik pemuda berjas hitam di sisinya. Dia terlihat datar dan bahkan seolah tanpa rasa takut tapi juga bisa bicara lantang dengan ekspresi sedatar itu? Vier menjadi semakin mirip dengan tokoh anime favoritenya " Sebastian Michaelis" dari Black Buttler yang judul aslinya kurotshitsuji

Sementara Theodor semakin mengendus aroma parfum Harleen lalu tersenyum mundur beberapa langkah.

" Kau sangat cantik, bahkan kakimu sangat indah. Kapan kaki itu akan terbuka, setidaknya sekali saja membiarkanku bersenang senang dengannya?" Ujarnya seronok. Harleen hampir saja menamparnya.
Beruntung, Vier menahan pergelangannya.

" Kalau anda datang untuk menjenguk tuan Andrew, anda seharusnya langsung datang ke ruangannya. Maaf, tapi saya belum cukup terlatih untuk menangani orang gila, oh dan satu hal, kaki saya sangat amat terlatih untuk menendang, kalau anda ingin melihatnya, kabari saja!" Tekan Harleen lalu berbalik dan melangkah pergi meninggalkan Theodor yang merapatkan rahangnya. Tangannya mengepal kesal.

" Berani sekali dia!" Ujar Theodor marah

" Tuan tolong, bersikaplah sopan di kediaman Abraham." Pinta Vier. Theodor tersenyum lalu memegang pundak Vier dan berbisik di telinganya

" Jangan salah paham Vier, kau hanya seorang pelayan. Saat semua ini jadi milikku, kau akan mengikutiku kemanapun aku mau." Bisiknya kemudian melangkah mengikuti lorong yang mulai gelap setelah atap rumah tertutup rapat. Vier hanya menatapnya tajam

Itu jika kau bisa menyingkirkanku...
Sampah- Batinnya

Vier menatap dengan raut wajah sukar di tebak.

***

" Dasar tua bangka mesum, dia pikir dia siapa? Sok banget jadi orang, lagian kenapa sih kamu harus gak bangun bangun kena dingin gitu doang pingsannya lama banget, kalau tau punya penyakit begini kenapa bikin rumah di sini hah!" Tekan Harleen di kamar Andrew. Ia membenarkan selimut sang pangeran sambil menggerutu kesal. Sebelum...

" Awch." Gadis itu menoleh spontan saat merasakan seseorang tiba tiba memegang bagian belakang tubuhnya ( p**t*t ). Bola matanya seketika memerah, dan....

" Swing." Harleen hendak menampar orang itu, tapi sekali lagi dia menahan tangannya. Ini benar benar sudah keterlaluan, tak pernah ada yang mempermalukan Harleen seperti itu. Ia ingin berkata kasar seandainya tidak tahu dengan siapa saat ini dia berhadapan

DOR ( A Psycho Husband )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang