🌚♥•
•
•
"Hei Linlin!"
Woojin dengan wajah bingungnya menatap Guanlin yang tengah melamun dikelas. Menatap luar jendela sambil menghela napas berkali-kali.
Panggilannya pun tidak dijawab, lelaki Lai satu ini benar-benar tengah melamun didunianya sendiri.
"OIII!!"
Guanlin berjengit, dan baru tersadar bahwa Woojin berada disampingnya.
"Apa yang kau lakukan?" Sinis Guanlin dan kembali menatap jendela.
Woojin dengan wajah kesal menepuk bahu Guanlin, "Kau yang sedari tadi aneh!"
Guanlin menggeleng, "Aku ingin sendiri, pergi sana." Usirnya pada Woojin.
"Huh, yasudah!" Woojin dengan wajah yang menekuk pergi keluar kelas.
Guanlin kembali menghela napasnya. Ia sedang kalut oleh pikirannya di malam itu, malam dimana Raegun memeluknya yang tengah menangis.
Ada apa dengan gadis itu?
Kenapa ia sangat bisa menenangkan hatinya yang sedang gundah?
Guanlin lagi-lagi mengusap wajahnya lelah. Gadis berambut hitam panjang itu memenuhi pikirannya hari-hari ini.
Mata hitamnya seakan meneduhkan hatinya, pelukannya menenangkannya, dan kata-kata lembutnya menyemangatinya dari semua kesedihan yang ia punya.
Baru kali ini ia kembali memeluk seseorang setelah sekian lama kematian Minhyun. Gadis itu seperti tahu bahwa ia tengah membutuhkan kasih sayang dan kata penyemangat yang ia tidak bisa dapatkan kepada siapapun. Orangtuanya telah berubah, Minhyun telah tiada.
Dan gadis itu, walau Guanlin telah berbuat jahat padanya, gadis itu tetap memancarkan senyum manisnya.
Sudah seminggu kejadian itu telah terlewati, dan ia masih memikirkannya.
Malam itu, selepas Raegun memeluknya, ia mengantar gadis itu pulang dengan menaiki mobilnya, ia tidak mengucapkan apapun, dan gadis itu hanya berucap terimakasih atas tumpangannya.
Saat ia kembali kerumah, hubungan dengan orangtuanya kembali seperti biasa, Sehun masih memaksanya untuk mengurus perusahaan. Tapi ia abaikan itu, dan tetap menjalani hari-hari yang membosankan.
Dan sekarang, ia masih gundah. Apa Raegun mengenal Minhyun dan mendoakan makam kakaknya? Atau ingin mendapat kekuatan dengan meminta pada arwah?
Besok adalah hari dimana ia akan tanding basket, dan pikirannya sedang kalut, Woojin yang menegurnya saja ia tidak dengarkan.
"Hei Guanlin, kita latihan sebelum bertanding besok!" Ujar Sungwoon yang datang bersama Sungwooo dan Daniel.
Guanlin mengangguk, dan mengikuti temannya kelapangan. Bermain basket adalah hal yang ia sukai, dan dengan bermain mungkin pikirannya tentang Raegun akan berkurang sedikit, ya hanya sedikit.
***
Lain halnya dengan Guanlin, Raegun tenang-tenang saja dengan kelakuannya yang seperti itu. Ia memang sudah biasa memeluk siapapun agar orang itu tenang.
Dan sekarang ia tengah bersama Minhyun diatas atap, semenjak kejadian itu Raegun selalu bersama Minhyun. Dan semenjak itu pula Raegun tidak lagi memanggil Lai Guanlin untuk Guanlin karena ada Minhyun yang takutnya tersinggung akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help ✖ Guanlin [ ✔ ]
Horror[ SEASON 1 COMPLETED ] [ Highest rank #1 in Horor ] [ Highest rank #10 in Horror ] ----------------------------- Kisah tentang Park Raegun, yang selalu dikucilkan dan dibully oleh satu sekolah, terutama anak sang pemilik sekolah tersebut, Lai Guanli...