➖🚨➖
"AKU pun merasa begitu, Lai Guanlin."
Pemuda itu membulatkan matanya, "Benarkah?"
Raegun mengangguk lalu menyeka air matanya dengan secepat kilat, ia menatap Guanlin dengan sedikit terkekeh.
"Merasa kalau itu hanya omong kosong belaka, sudah 3 tahun kita tak pernah mengenal ..."
Guanlin sendiri menatapnya dengan raut sedikit kecewa, namun pemuda itu hanya mengangkat bahunya acuh. "Oh, kalau begitu maaf, aku salah mengira."
Ketika Guanlin membalik badannya untuk kembali menghadap ke papan tulis, andai waktu itu ia kembali melihat ke arah belakang untuk sekedar melihat keadaan Raegun, bahwa gadis itu tengah menundukkan kepalanya sambil menangis.
Sekarang, 5 tahun sejak kejadian itu, Raegun tak pernah sedekat dulu dengan Guanlin, mengetahui keberadaan laki-laki itu, aktivitasnya, bahkan kepeduliannya pada Raegun. Pemuda itu bagaikan orang asing baginya.
Namun sekarang, setelah 5 tahun mereka dipertemukan lagi dengan perasaan yang masih sama. Bagaimana bisa takdir mempermainkan mereka seperti ini?
"Kau harus kuat Raegun, jangan karena cinta hidupmu jadi berantakan."
Raegun pun melanjutkan langkahnya untuk keluar dari kantor polisi, tentu untuk menuju ke rumah sakitnya. Tapi sialnya pikirannya masih terngiang tentang Guanlin, apalagi tentang keahlian yang sekarang ia punya. Raegun tak mengerti, ternyata itu semua tetap berdampak pada hal yang tak bisa dijelaskan dengan logika.
"Tunggu, Raegun!"
Lagi, suara itu membuat tubuhnya membeku, darahnya berdesir, dan jantungnya berdebar. Raegun menoleh ke belakang dan mendapati Guanlin yang baru saja mengejarnya, dengan raut wajah yang sama seperti 6 tahun ketika menanyakan tentang Minhyun.
"Ada yang ingin kau tanyakan lagi? Lai-ssi?"
Guanlin menatap gadis di depannya dengan sedikit mengerutkan dahi, tentu saja ia masih belum puas, apalagi ketika ucapan mengganjal sebelum pergi dari ruangannya. Sebenarnya ia bukan tipe yang mengejar, tapi untuk urusan kali ini, ia mengalah.
"Mungkin, omong-omong apa kau ingin pulang?"
Raegun menggeleng. "Aku ingin ke rumah sakit."
"Ada yang sakit?"
"Tidak, tapi aku bekerja di sana, sebagai perawat."
Guanlin mengangguk dalam diam, ternyata gadis itu sekarang menjadi perawat, entah kenapa ia jadi ingin lebih tahu apa yang gadis itu lakukan selama ini
"Kau bekerja di malam hari, aku akan mengantarmu. Jangan menolaknya."
Hampir saja Raegun ingin tertawa, kenangan lama kembali mampir di otaknya, semakin membuat dadanya sesak. Mungkin ingatannya hilang, namun sifatnya tidak. Dia, masih Guanlin yang dulu pernah mencintainya.
Raegun pun menurut, melawan egonya, ia sangat merindukan Guanlin dan ingin berlama-lama dengan pemuda itu. Namun Raegun tidak ingin lagi jatuh semakin dalam, cukup malam ini sebagai yang terakhir, setelah itu ia tidak ingin bertemu dengan Guanlin lagi.
"Lai-ssi, memangnya kau tahu dimana rumah sakitnya?" Tanya Raegun, ketika ia sudah berada di mobil yang sama dengan pemuda itu.
"Aku tahu kau pintar, dan rumah sakit paling bagus adalah Wanna Hospital."
Raegun lagi-lagi tersenyum, tentu sifat sok tahu dan percaya diri itu masih sama. Mereka melewati perjalanan dengan kesunyian, yang satu membayangkan kenangan di masa lalu, dan yang satunya lagi tengah berpikir keras untuk menguak misteri yang ada pada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help ✖ Guanlin [ ✔ ]
Terror[ SEASON 1 COMPLETED ] [ Highest rank #1 in Horor ] [ Highest rank #10 in Horror ] ----------------------------- Kisah tentang Park Raegun, yang selalu dikucilkan dan dibully oleh satu sekolah, terutama anak sang pemilik sekolah tersebut, Lai Guanli...