6

8.6K 1K 57
                                    


🌚♥

Guanlin yang tengah berjalan dilorong kelas untuk kembali latihan basket pun mengernyit, saat melihat Seulhee, Mina, dan Chaeyoung tengah tertawa senang sambil menenteng-nenteng sebuah kunci.

Melihat 3 gadis itu tertawa senang pun membuatnya curiga. Dengan cepat ia bersembunyi dibalik dinding koridor.

"Pasti gadis aneh itu sedang berkomunikasi dengan para temannya!" Ujar Seulhee bangga.

"Ya, atau ... sedang menjerit 'tolong ... tolong ... kumohon bukakan pintunya ...' Ahahahaha ..."

Ucapan Mina membuat dua gadis itu juga ikut tertawa. Mendengar itu semua, Guanlin langsung mengerti. Raegun sedang dalam bahaya, dan seharusnya ia tidak peduli dengan semua ini.

Tapi, entah kenapa rahangnya langsung mengeras dan tangannya mengepal kuat. Ia keluar dari tempat persembunyiannya, dan menghampiri 3 gadis yang masih tertawa senang itu.

"Eh Guanlin kau-"

Tanpa basa-basi Guanlin merampas kunci dari tangan Seulgee. "Guanlin! mau kau apakan kuncinya?" Seulhee mencoba mengambil kunci itu dari Guanlin.

"Untuk membuka pintu, bodoh."

Selepas mengatakan itu Guanlin berjalan dengan cepat, meninggalkan Seulhee, Mina dan Chaeyoung yang langsung berwajah pucat.

***

"Mau tisu merah .. atau tisu biru?!"

"Kita harus menidurkannya?!"

Raegun mencoba mundur dari tangan hantu itu, tapi ia sudah terpojok.

"Untuk menghilangkan hantu itu, kita harus menidurkannya!" Hanako mencoba untuk melindungi Raegun dari tangan yang keluar dari wc duduk.

"Bagaimana caranya?!" Raegun mulai panik dan tangannya mencengkeram tasnya lebih kuat.

"Keluarkan sebuah botol dan kertas. Kertas ditulis kanji gerbang dengan warna merah!"

Dengan tergesa-gesa Raegun mengeluarkan sebuah botol minumnya yang sudah kosong, lalu ia robek secarik kertas dibuku tulisnya dan menulis kanji gerbang dengan spidol merah, tidak sia-sia ia belajar kanji Jepang karena itu adalah negara favoritnya. Setelah selesai, ia langsung menempelkannya didepan botol minumnya.

"Sudah!"

"Kau harus bacakan mantra 'Kami pinjam toiletnya'-ekhhh!"

"Hanako!"

Tangan hantu itu mencekik leher Hanako, Raegun pun dengan gemetar memegang botolnya.

"Kenapa kau malah membantunya?" Hantu itu makin mencekik leher mungil Hanako.

"Uhukk .. karena aku bukan hantu jahat sepertimu! Sekarang Raegun!"

Raegun mengangguk.
"Kami pinjam toiletnya ..."

"Kami pinjam toiletnya ..."

"Kami ... pinjam toiletnya!"

Raegun makin membelalakan matanya saat tangan hantu itu makin kencang mencekik leher Hanako.

"Tidak bisa ..." lirihnya.

"Kau harus memasukkan air penghalang didalam botol itu ahhkk!!"

Help ✖ Guanlin [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang