9

9.3K 1K 73
                                    


🌚♥

"Ck. Sial!"

Decakan kesal dari pemuda berambut cokelat kemerahan yang sedang termenung diatap sendirian terus saja terulang.

Pagi ini di atap sekolah, akibat kejadian pulang sekolah kemarin membuatnya bingung, gundah, gelisah, kalut, dan salah.

"Ck. Kenapa aku memikirkan hal seperti itu!?"

Krieettt

Suara pintu atap yang tergeser membuatnya menoleh kebelakang, dan saat itu juga tubuhnya membeku.

"Park Woojin?"

Raegun pun dengan suara halusnya menyapa Woojin yang tengah tidak bisa berkutik. Dengan perlahan ia mendekatkan dirinya kepada Woojin.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya heran.

Woojin menggeleng, mencoba menjernihkan pikirannya. Ia tersenyum kikuk pada Raegun.
"Ah, a-aku hanya mencari angin segar," Jawabnya gugup.

Raegun sedikit terkekeh mendapati gerak-gerik Woojin yang seperti itu. Ia pun tersenyum seperti biasa dan memundurkan langkahnya, yang membuat lelaki itu mengerutkan dahi bingung.

"Kau masih takut padaku, jadi aku akan menjauh darimu, maaf."

Kini lelaki bermarga Park itu jadi tambah bingung. Raegun pun membalikkan badannya untuk kembali pergi dari atap kebawah.

"Tunggu!"

Tapi suara Woojin membuatnya berhenti, ia pun menoleh kearah lelaki itu. "K-kau jangan pergi," ucap Woojin gugup.

Bibir merah muda Raegun tersenyum tipis, dan itu menyebabkan debaran aneh di dada lelaki itu kembali muncul.

"Kau temani aku disini," ucap Woojin akhirnya. Entah kenapa kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya. Raegun pun mengangguk tipis dan kembali mendekati lelaki itu.

Mereka berdua terdiam cukup beberapa menit untuk memperhatikan langit sambil bersandar pada pagar pembatas atap.

"Maafkan aku,"

Suara Woojin kembali membuka pembicaraan mereka, mata hitam Raegun terpaku pada wajah Woojin yang menatap ke langit.

"Untuk apa?"

"Untuk yang kemarin, dan semuanya," ujar lelaki itu sambil menunduk. Raegun menaikkan sebelah alisnya, dan saat itu pula sosok hantu Bethoven muncul diatap dengan tiba-tiba, tepat dibelakangnya.

"Kau tidak melakukan kesalahan apapun, dan aku suka kau jujur tentang hal kemarin,"

Ucapan lembut Raegun membuat Woojin memerah, dan ia memperlihatkan cengiran khas dan juga gigi gingsulnya sambil menggaruk belakang kepala.

"Habis bagaimana ya, aku masih memikirkannya dari kemarin, dan ..."

Woojin menoleh ke arah Raegun, dan pada saat itu pula ia melihat wajah gadis itu menjadi pucat pasi, arah matanya menatap lurus kebelakang.

Disana, Woojin bisa melihat sosok hantu berbadan besar dengan raut wajah mengerikan tengah tersenyum miring ke arah Raegun, begitupula ke arahnya.

Help ✖ Guanlin [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang