Season 2 : Preview 1

1.8K 276 15
                                    

➖🚨➖

            RAMBUT berwarna hitam itu bergoyang lembut seiring berjalannya sang empu di lorong rumah sakit yang mulai ramai ini. Mata kelam teduhnya meneliti ke arah sekitar, lalu menghela napas pelan ketika berpapasan dengan sesuatu hal yang tak kasat mata. Rumah sakit adalah tempat terbanyak kedua yang dihuni banyak arwah dan hantu, menurut penelitiannya selama ini.

"Raegun!" Sesosok gadis cantik dengan mata cokelat juga rambut dikuncir kudanya menghampiri Raegun. "Kau ingin pulang? Ini kopi hangat untukmu di jalan, terimakasih selalu mau bekerja di malam hari!"

Raegun tersenyum manis. "Terima kasih Hyewoo, semangat juga bekerjanya."

Ia keluar dari rumah sakit terkenal Busan, bukan menjadi dokter, tapi ia hanya perawat disana, yang tentunya selalu berjaga di malam hari sampai pagi. Hanya ia yang tidak takut dan semua orang di rumah sakit tentu menyukai sikapnya yang baik hati nan rendah hati, tanpa mengetahui keahliannya ini.

Sudah 5 tahun, dan ia menjalani hari kuliah dengan sangat monoton sampai lulus, tidak ada yang mengancam bahaya seperti waktu di bangku SMA, meninggalkan banyak suka duka yang terlupakan begitu saja. Tahun terakhir kemarin, Guanlin dan yang lainnya tidak lagi berteman dengannya, ia pun mengatakan bahwa perasaan yang ada pada lelaki itu hanya omong kosong belaka.

Raegun tentu takut untuk memperburuk keadaan, apalagi jika mereka kembali terlibat dengan nyawa sebagai sanderanya.

"Menunggu bis datang?"

Di balik suara bising banyak kendaraan yang berlalu lalang, suara lembut itu memasuki pendengarannya, Raegun tersenyum tipis lalu menerima tangan yang terulur ke arahnya.

"Tumben kau datang, apa kau cuti?" tanya Raegun, mereka berdua berjalan beriringan menuju rumahnya.

"Iya, karena aku merindukanmu."

Raegun terkekeh pelan, pemuda di sampingnya saat ini tak pernah berubah. Dia Kim Yohan, teman kuliahnya sejak dulu. Mereka bersahabat sejak lama, namun Raegun mengetahui bahwa Yohan menyukainya, tapi ia tidak. Ia takut, jika Yohan akan bernasib sama seperti Woojin dan Guanlin dulu.

Dering ponsel miliki lelaki itu berbunyi tiba-tiba yang secara menghentikan langkah keduanya. "Maaf," ucapnya dan menjauh dari Raegun untuk menerima panggilan.

"Silakan."

Menunggu beberapa detik, akhirnya Yohan kembali mendekat namun dengan raut wajah sedih. "Ada panggilan di kantor, katanya sangat penting, maaf, ya? Besok pasti aku akan langsung datang kerumahmu." Ucapnya penuh penyesalan."

Raegun mengangguk mengerti. "Tidak apa, hati-hati. Aku dan Ibu akan memasaki makanan yang kau suka nanti,"

Yohan hanya tersenyum tipis, masih dengan wajah sedihnya, lalu ia kembali berjalan dengan berlawanan arah. Raegun sendiri juga berjalan sambil sesekali bersenandung, menatap banyaknya bunga sakura yang bertebaran di jalan. Sekarang sudah musim semi, ini adalah musim yang ia cintai.

Ketika sudah sampai di perempatan dekat rumahnya, ia melihat banyak mobil polisi yang tengah mengerubungi rumah seseorang yang ia kenal. Mendengar sekelebat-sekelebat, dan ia dapat mengetahui bahwa ada pembunuhan yang terjadi di sana.

"Apa Pak Hanyoun dibunuh?" gumamnya.

Lalu Raegun sedikit mengintip di balik kerumunan polisi dan juga warga, namun bukan bercak darah atau sesuatu yang berkaitan dengan pembunuhan, Raegun malah langsung bertatapan dengan arwah Pak Hanyoun yang juga menatapnya dengan terkejut. Buru-buru ia mengalihkan pandangannya dan berlalu dari sana untuk cepat sampai ke rumah.

Help ✖ Guanlin [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang