8

9.3K 1.1K 103
                                    

🌚♥



Hantu Bethoven sudah menghilang diruang musik, meninggalkan dua insan yang tengah duduk berpelukan dengan keadaan gadis berkulit pucat yang tubuhnya lebam-lebam.


Seulhee, Mina dan Chaeyoung segera berlari masuk kedalam pintu yang sudah bisa dibuka, lalu mendekati sang dua insan tersebut.

Chaeyoung dan Mina saling menutup mulut memakai kedua tangannya melihat keadaan Raegun yang malang. Seulhee menutupi wajah kasihan sekaligus cemburu dibalik rambut ombre merahnya.

"Raegun dia-"

"Dia pingsan,"

Guanlin memotong ucapan Seulhee duluan, tangannya mengelus pipi lebam Raegun sebentar sebelum menggendong gadis itu dipunggungnya.

"Aku akan merawat Raegun dirumahku, dan tentang kejadian ini, jangan beritahu siapapun," tambah Guanlin pada 3 gadis yang masih menatap Raegun iba itu.

"Kalian cukup tutup mulut, Raegun sedang dalam bahaya dan aku akan menjaganya."

Guanlin pun berjalan keluar dan meninggalkan 3 gadis yang saling mengangguk. Kekacauan di ruang musik, ia yang akan membersihkannya hingga kembali seperti semula.

Mina menatap Seulhee yang tengah menahan tangisnya, "Untuk saat ini, jangan pikirkan dulu rasa cintamu... "

Seulhee mengangguk pelan, dan mereka bertiga pun ikut keluar ruang musik yang masih berantakan.

***


Guanlin membawa Raegun kerumahnya, dan meletakkan gadis itu diatas ranjangnya untuk dirawat.

Ia menyuruh para pelayan rumahnya untuk membawa peralatan yang dibutuhkan, dan sekarang ia hanya tinggal menunggu gadis itu untuk sadar.

"Terimakasih ..."

Kata-kata gadis itu sebelum benar-benar pingsan kembali terngiang dipikirkannya. Dan langsung membuat jantungnya berdegup dengan kencang.

Mata hitamnya menatap wajah gadis cantik yang sedang tidur diranjangnya sekarang, dan semburat merah pun muncul dikedua pipinya.

'Apa-apaan aku ini?'

Guanlin menggelengkan kepalanya dengan cepat sehingga membuat rambutnya bergoyang lembut.

Tapi matanya pun tetap tidak bisa lepas dari wajah cantik Raegun yang masih lebam-lebam. Diapun mengulurkan tangannya yang gemetar untuk menyentuh pipi Raegun.

Dan saat tangannya menyentuh pipi Raegun pun ia kembali merasakan getaran aneh didalam hatinya.

"Engh~"

Dengan cepat ia angkat kembali tangannya, kelopak mata Raegun terbuka perlahan, dan memperlihatkan mata hitam sekelam malam dibaliknya.

Mata gadis itu menyapu seisi ruangan dan akhirnya tertuju pada wajah khawatir Guanlin didepannya.

"Lai- Lai Guanlin?"

Saat ia sadar dimana dirinya berada, ia pun mencoba bangkit, tapi tangan Guanlin lebih dulu menahannya dan kembali membuatnya terbaring.

"Jangan bangun, aku ingin mengobatimu,"

Guanlin mengambil beberapa kapas dan ia teteskan obat untuk diusapkan pada luka Raegun.

Help ✖ Guanlin [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang