36

5.2K 558 36
                                    

🌚♥




Liburan pertama mereka gagal total, berakhir dengan kesedihan yang amat dalam atas kepergian Chaeyoung yang belum pasti. Gadis itu koma, dan mereka hanya mampu berdoa agar ada keajaiban yang datang untuk menolong gadis itu.

Kemauan hati Chaeyoung, tidak bisa diubah oleh siapapun, selain dirinya sendiri.

Setelah mereka pulang Jiwagakure, mereka semua kembali ke rumah masing-masing, lalu membawa Chaeyoung untuk ke rumah sakit.

"Jiwagakure itu mempunyai legenda yang cukup tidak terkenal, daerahnya saja ada di pedalaman." Ucap Daniel saat ini.

Mereka kembali berkumpul mengelilingi ranjang Chaeyoung, yang dimana gadis itu sendiri sangat terlihat tidak baik-baik saja.

"Kujiregawa salah satunya, aku mengetahui hal tersebut dari buku yang sudah lama ku baca. Dan Kujiregawa bangkit akibat adanya rasa dendam terhadap musim dingin," Ujar Jihoon dengan wajah serius.

Mina mengerutkan dahinya sambil berucap, "Musim dingin belum datang,"

Jihoon menggeleng, "Dendam terhadap musim dingin. Ini salah Chaeyoung dan Woojin yang mempunyai dendam, dan bertepatan pada waktu musim dingin akan tiba. Memang kebetulan, tapi ini namanya takdir."

"Kau dendam?" Tanya Sungwoon pada Woojin, dan lelaki pirang itu mengangguk.

"Maafkan aku, aku dendam padamu Guanlin. Karena ada dirimu, aku tidak bisa bersama Raegun."

Raegun menyembunyikan senyumnya karena nada Woojin menyebut namanya telah kembali seperti dulu. Tapi setelah mendengar bahwa Chaeyoung juga dendam, ia sangat tahu bahwa itu adalah dendam kepadanya.

"Chaeyoung dendam karena Raegun merebut Woojin. Hubungan percintaan segi tidak jelas ini yang menyebabkan Chaeyoung pergi."

Jinyoung menggenggam tangan Chaeyoung dengan penuh rasa bersalah, Seulhee yang berada disampingnya hanya mengelus pelan pundak lelaki itu.

"Aku mohon kepadamu Jinyoung, Chaeyoung masih hidup, jangan pernah lepaskan infus kepadanya. Aku ya-"

"Chaeyoung sudah meninggalkan kita, Woojin! Ini hanya mayatnya! Kau-"

Jinyoung lagi-lagi ingin memunculkan emosinya, ia menjambak rambut panjangnya dengan pelan, lalu Raegun pun untuk pertama kalinya mengeluarkan suara.

"Waktu yang akan kita tempuh sangat lama, maka dari itu, kumohon kalian lakukanlah kehidupan seperti biasanya. Chaeyoung hanya koma, dia masih hidup-"

"Dia sudah mati!"

"Jinyoung! Sadarlah! Hal seperti ini yang diinginkan para hantu terkutuk itu kepada kita! Mereka ingin memecah belah pertemanan kita, lalu mengambil kalian seperti Chaeyoung juga!" Bentak Raegun dengan serius, gadis itu mengeluarkan air matanya sambil tersenyum tipis. "Untuk kali ini, aku tidak ingin persahabatan yang sudah terjalin runtuh, hanya kali ini, sampai Chaeyoung sadar. Setelah itu kalian bisa kembali menjauhiku dan-"

"Sampai mati aku tidak akan menjauhimu Raegun, jangan sekali-kali kau mengucapkan itu!" Potong Guanlin dengan balas membentak.

"Iya betul! Jika kita memulainya dengan sama-sama, maka kita harus akhiri ini semua dengan sama-sama juga!" Tambah Jihoon semangat.

Kilatan kepecayaan terpancar jelas di seluruh mata temannya, sampai bagian mata tajam Jinyoung, Sakura terdiam.

"Kau bisa membunuhku jika-"

Help ✖ Guanlin [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang