JIKA ADA TYPO TOLONG DIKOMENTARI
HAPPY READING...
"Maafkan aku" ucap Steny sembari menunduk, "tidak apa, lagipula ini sudah takdirku" ucap Cellia yang juga menunduk, terlihat sekali dirinya yang begitu sedih, "tapi, maaf Cellia, aku harus keluar sekarang juga" ucap Steny yang langsung pergi berlari, Cellia yang melihatnya hanya pasrah, karena dia juga telah memperingati Steny, tetapi Steny tetap saja keluar.
"Semoga kamu selamat" ucap Cellia yang melihat Steny sudah berada di depan gua, lalu Steny hilang.
"Aku harus tahu! apa itu Ballack!!" ucap Steny tegas yang berlari dengan cepat, setelah dia berlari dia mencari tempat yang dia datangi, tepatnya Desa para peri. Dia melihat beberapa peri itu masih bersembunyi dibawah tanah, tetapi dia tidak melihat Ratu peri serta para penjaga-penjaganya.
"Kemana mereka?" tanya Steny yang kebingungan, tetapi tidak lama, salah seorang peri datang menghampiri Steny dengan wajah yang sayu, dia langsung menuju kearah telinga Steny, "mereka telah mengambilnya hiks, hiks, hiks" ucap tangis peri itu, peri itu langsung kembali ke tempat persembunyiannya. Dengan segera Steny langsung berlari mencari Ratu peri itu, "Ratu Peri dimana kau!!" teriak Steny.
"Pasti dia ada disana" ucap Steny yakin, dia pergi kearah belakang pohon yang lumayan besar, "semoga dia baik-baik saja" ucap Steny lagi, setelah sampai disana, dia pun segera melihatnya,
"Waaaaaa!!" teriak Steny, dia begitu kaget ketika yang ada dihadapannya bukan Ratu peri, tetapi makhluk hitam dengan asap dimana-mana, makhluk ini seperti bola besar, dengan mata merah menyala serta bau yang tidak sedap. Karena begitu kagetnya Steny bahkan harus jatuh kebelakang.
"Jangan mendekat!!" teriak Steny karena melihat makhluk itu mendekati dirinya, dengan segera Steny langsung mengangkat tangannya, alih-alih dia ingin mengusir makhluk itu, "awww!!" rintih kesakitan Steny karena ternyata mata kirinya kembali perih, tetapi tanpa disangka juga para peri yang bersembunyi disekitaran itu melihat tangan Steny yang tiba-tiba mengeluarkan cahaya yang begitu terang.
"Wusshhh!" orang yang melihatnya bahkan memicingkan matanya, "Tinggg!" terdengar suara sesuatu yang hancur begitu rapih, Steny pun membuka matanya karena rasa sakit pada matanya telah hilang, "Hah!" ucap kaget Steny melihat butiran-butiran cahaya kecil berhamburan di udara, tetapi warna kuning agak kehijauan begitu dominan.
"Apa ini?" tanya Steny kebingungan, "Syuttttt!" tiba-tiba butiran cahaya itu langsung pergi kearah Steny dengan cepat, butiran itu mengelilingi Steny. Tiba-tiba Steny mendengar Steny sesuatu saat butiran cahaya itu mengelilingnya, "kembalikanlah nak" terdengar suara seorang kakek, "siapa kamu?!" teriak Steny sembari membuka matanya, alangkah terkejutnya dia ketika melihat dirinya berada di suatu tempat dengan begitu banyak cahaya dengan berwarna berbeda.
"Kau, adalah simbol dari kebaikan di alam semesta ini, kami para tetuamu akan selalu membantumu" terdengar suara seorang nenek, akhirnya Steny membuka matanya, dia pun kembali terkejut, "Apa!!" ucap kaget Steny melihat apa yang ada dihadapannya.
"Bukankah tadi aku berada di hutan Grinlee" ucap Steny, dirinya melihat Istana Lozency, "apa aku benar-benar kembali?" ucap Steny tidak percaya, di tatapnya Istana itu, "benar, sepertinya ini Istana Lozency" ucap Steny yang setengah yakin, tiba-tiba seseorang pelayan melewatinya.
"Tunggu! Apakah ini Kerajaan Lozency?" tanya Steny sembari menepuk pundak pelayan itu, pelayan wanita itu langsung berbalik "Tuan Putri!!" ucap kaget pelayan itu, "Hei!!! Tuan Putri sudah ditemukan!!!" teriak pelayan wanita itu, tidak lama para prajurit mendengar teriakan pelayan itu, "ternyata benar, aku sudah kembali!" ucap Steny sembari berpikir, dirinya tidak mengubris para pelayan dan prajurit yang berdatangan di depan Istana, tetapi tiba-tiba.
"Sytt" sesorang memeluk Steny dengan eratnya, "hah" gumam Steny karena begitu kaget, saat dilihatnya kearah atas, dia melihat rambut marron bergoyang-goyang karena tertiup angin, "dari mana saja kamu, aku begitu mengkhawatirkanmu, maafkan aku dengan kejadian malam itu" ucap seorang pria dengan suaranya yang mencoba untuk tidak menangis.
"Kejadian malam itu?" tanya Steny mencoba berpikir keras, "aww!" rintih kesakitan Steny karena tiba-tiba dia melihat bayangan-bayangan aneh dipikirannya.
"Kenapa denganmu!" ucap Antha yang langsung menggengdong Steny ke dalam Istana, "Cepat panggilkan penyembuh!" teriak Antha yang begitu khawatir melihat Steny seperti itu, "aku minta maaf atas kejadian semalam, entah apa yang ada di-" ucapan Antha terpotong karena tiba-tiba jari Steny menahan mulut Antha untuk berbicara.
"Sudah tidak apa-apa, maafkan aku juga, karena aku terlalu egois" ucap Steny dengan wajah muram, "ada apa dengan matamu?" tanya Antha, "Degg" Steny pun langsung kaget, "apakah dia tahu dengan mataku?" tanya Steny dalam hati, tatapannya begitu kosong memikirkan hal itu.
"Maksudku? Kenapa matamu, bukankah kamu merasa kesakitan?" tanya Antha yang tidak tahu apa-apa, "Ahh" ucap Steny yang tersadar, "Aku tidak apa-apa, mungkin mataku kelelahan" ucap Steny berbohong.
"Dimana Lily, Zeffina, Stella dan yang lainnya?" tanya Steny mengalihkan pembicaraan, "mereka begitu khawatir denganmu, bahkan mereka tidak mau makan sama sekali ketiak kamu hilang" ucap Antha dengan menatap Steny, sedangkan Steny hanya menatap langit berwarna jingga yang mulai kehilangan cahayannya.
Di malam harinya
"Tuan Putri!!" teriak Lily, Zeffina dan Stella yang melihat Steny yang sedang berbaring di kamarnya, "Aaaaa!" teriak heboh Steny melihat ketiga temannya itu, mereka pun segera berpelukan dengan begitu erat, "kemana saja kamu? Kami begitu mengkhawatirkanmu, bahkan kami tidak mempunyai mood sama sekali setelah kamu menghilang" ucap Lily dengan wajah muram, "tapi sekarang kamu sudah kembali" ucap Lily senang.
"Oh ya, bukan maksudku berbuat apa-apa ya, tapi inikan sudah malam, dan kamu juga perlu beristirahat yang lebih, jadi sebaiknya kita kembali dengan cepat" ucap Stella agak ragu, "Kamu benar juga, sebaiknya kita kembali ke kamar" timpal Zeffina dengan mengacungkan jarinya.
"Tapi aku masih ingin bersama kalian" ucap Steny kecewa, "Sudahlah, kamu kan baru kembali, kita bicara besok pagi saja" ucap Lily dengan sedikit menghibur, "Oh ya kamu tidak rindu dengan Antha?" ucap Stella dengan tertawa.
"Kami sudah bertemu" ucap Steny dengan malu-malu, "Sudahlah, sebaiknya kamu istirahat sekarang, kami pergi dulu" ucap Lily yang beranjak berdiri, "Aku juga, selamat malam Putri tercinta Steny" ucap Zeffina dengan tersenyum, "Semoga mimpi indah ya, semoga kamu bermimpi Antha ya, hehe" ucap Stella menggoda Steny, "Dah! Selamat malam juga" ucap Steny tersenyum, setelah ketiga temannya itu lenyap setelah pintu tertutup, Steny mengalihkan pandangannya ke jendela, "Ryzid, bagiamana kamu menciptakan BALLACK? Aku begitu heran denganmu, siapa kamu sebenarnya, suatu saat nanti aku akan mengalahkanmu Ryzid!" ucap Steny tegas.
Di sisi lain
"Bagaimana bisa dia mengambil sumber kekuatanku!" ucap serak seorang pria yang begitu marah, "tapi tenang saja, aku masih mempunyai 16 sumber kekuatan, aku rasa itu cukup! Dan lihat sajalah nanti, aku akan mengambil seluruh kekuatan yang ada di Planet Zaverius ini!!" ucap tegas pria itu, "hahahahaha" tawa jahatnya menggelegar di malam itu.
TERIMAKASIH YANG SUDAH MEMBACA
MAAFKAN SAYA YANG UP CERITA TANPA JADWAL...
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal Eyes [END]
FantasySequel dari ~Amazing Eyes Academy~ peringatan!! Baca terlebih dahulu "Amazing Eyes Academy" sebelum cerita ini. Ketika Keturunan Kristal Hitam mencoba mengahancurkan Kerajaan Lozency, Kerajaan yang masih berdiri di Planet Zaverius. Membuat Steny ha...