"Kenapa di sana begitu ramai?" tanya Zeffina menatap orang-orang yang berkerumun, matanya pun otomatis membesar, "entahlah, mungkin ada sesuatu yang menarik" jawab Seith yang sedikit penasaran.
Tidak beberapa seorang warga berjalan melewati mereka, Seith pun langsung melontarkan pertanyaan, "Ada apa di sana?" tanya Seith sedikit tidak sopan, "Ahhh! Temanmu, si Anti Penyihir itu telah ditangkap" jawab orang itu yang langsung pergi begitu saja.
"Temanku? Relien!" kagetnya yang langsung berlari mengarah ke tempat itu.
"Hei! Mau kemana kamu!!" teriak Zeffina melihat Seith yang tiba-tiba berlari, "ayo kita ikuti dia" seru Steny yang juga langsung berlari menyusul Seith.
"Tunggu aku!!" teriak Zeffina yang sedikit kesal. Ketika Seith telah sampai di tempat Anti Penyihir yang biasanya ditempati oleh Relien, dia tidak melihat siapa-siapa. Hanya terlihat warga yang kini sudah mulai pergi.
"Dimana dia?" tanya Steny kepada Seith, Seith pun tampak terlihat sanga cemas.
"Kakak Seith!" teriak seseorang tiba-tiba dengan berlari ke arahnya, "kakak Relien ditangkap!" panik seorang wanita yang terlihat sangat muda itu.
"Apakah hanya dia?" tanya Seith, "Kakak Relien dan juga tamunya, yang berjumlah enam orang" jawab wanita itu, "enam orang? Jangan-jangan!" seru Zeffina.
"Teman kita!" seru Steny dengan menatap langit, "Steve! Apa yang akan terjadi kepada mu?" isak Zeffina yang tiba-itba langsung murung.
"Ayo kita susul mereka! Aku tidak akan membiarkan temanku dan teman kalian menjadi bahan untuk para orang Suci itu" ujar Seith dengan wajah yang kini terlihat beberada dari sebelumnya.
"Memangnya apa yang akan terjadi kepada mereka?" tanya Steny, "menghilangkan kemampuan mata mereka, dan mungkin juga ditambah sebuah hukuman" jawab Seith.
"Ayo!" seru Zeffina yang tiba-tiba berlari duluan, sedangkan Steny dan Seith menatap heran.
"Zeffina apa yang kamu lakukan?" tanya Steny dari jauh, "dia terlalu bersemangat" ujar Seith yang langsung menyusul Zeffina. "Dan sekarang aku yang di tinggal" gumam Steny dengan wajah lelah.
***
"Tidak akan ada orang yang bisa menghalangiku lagi" terkekeh seseorang dengan membelai sebuah patung manusia yang terlapisi oleh lilin berwarna warni.
"Setelah dia berhasil, setelah itulah aku beraksi!" ujar Pria itu dengan tatapan tajam, dan ternyata patung itu lebih dari satu.
***
"Selamat datang di Kerajaan Marvick!" ujar seseorang pria dengan pakaian serba putih, rambutnya berwarna abu-abu, orang itu tidak sendiri. Melainkan tujuh orang yang terlihat sama, mereka semua tampak mengeluarkan aura putih tetapi itu bukanlah putih yang sebenarnya.
"Tidak usah banyak basi-basi!" Bentak Relien kearah 7 orang itu.
"Relien, sudah lama anda tidak kemari? Bagaimana kabarmu?" tanya salah satu orang itu, yang tampak sebagai seorang pemimpin dari yang lainnya.
"Sangat baik, baik sekali. Dibandingkan dengan Istana yang memuakkan ini!" ujarnya menghina Istana itu. Padahal Istana yang terlihat hanya kabut dari jarak jauh, ternyata Istana ini begitu indah, Kristal Ungu mendominasi seluruh bagian Istana, dengan aura Mistis yang menyibakkan pandangan orang yang sensitif.
"Jaga Ucapanmu itu!" bentak salah seorang yang datang, dia mengenakan Jubah Ungu dengan Mahkota diatasnya, rambutnya hitam dengan ujung berwarna putih dengan matanya yang berwarna Ungu mengkilap agak kemerahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal Eyes [END]
FantasySequel dari ~Amazing Eyes Academy~ peringatan!! Baca terlebih dahulu "Amazing Eyes Academy" sebelum cerita ini. Ketika Keturunan Kristal Hitam mencoba mengahancurkan Kerajaan Lozency, Kerajaan yang masih berdiri di Planet Zaverius. Membuat Steny ha...