Part 57

15.5K 1.6K 72
                                    

Typo mohon Komentari, Happy Reading.

Seketika, rambut keenam Senior dari tiga akademi berbeda itu langsung berubah. Warna, hijau tua, biru, jingga, hitam, kuning tua, dan coklat itu berubah menjadi warna putih. Seperti warna rambut Multieyes, dengan rambut panjang terurai kebelakang.

"Apa maksud kalian?!" tanya Zeffina dengan seluruh orang yang langsung bersiaga menghadapi keenam orang itu. "Kalian tidak perlu khawatir dengan kami. Kami berenam adalah penduduk terakhir dari Kerajaan Wiczy." Ujar salah satu orang itu, yang terlihat seperti pemimpin dari keenam orang itu.

"Wiczy?" tanya Putri Aura yang tidak mengerti, "Itu adalah Kerajaan yang sudah lenyap. Kerajaan yang dianggap suci." Ujar Putri Viona yang mengetahui tentang Kerajaan itu.

"Lalu, apakah mereka berenam orang baik?" tanya Lily yang berada paling belakang dalam lindungan Antha, "Aku pikir mereka bukan jahat. Karena saat seluruh Kerajaan Lozency dalam penyerangan serigala putih. Mereka berenam lah yang beraksi duluan, hingga menjadi penyelamat bagi setengah penduduk Kerajaan Lozency." Ujar Ruez, pria berkacama itu.

"Itu benar, bahkan mereka yang menghadapi para serigala itu." Timpal Soyez, si wanita berambut hitam berponi. "Lalu, kenapa Ryzid menghancurkan Kerajaan kami?!!!" bentak Pangeran Alran tiba-tiba, yang membuat semuanya kembali siaga, jika terjadi pertaruangan.

"Yang menciptakan Ballack sendiri adalah Multieyes," ujar pria pemimpin orang-orang itu. "lalu, Ryzid salah menyalahgunakannya untuk mengambil atau menyerap kemampuan mata orang lain." Lanjutnya mencoba menjelaskan perbuatan Ryzid.

"Aku tidak mempercayainya, lalu alasan dia mengambil seluruh kemampuan mata rakyatku itu apa??" tanya Pangeran Alran yang sedikit emosi. "Untuk mencoba menyelamatkan Kerajaan Wiczy." Ujar pria tadi, menjawab pertanyaan Pangeran Alran.

"Tetapi itu sia-sia. Ketika Putri Steny menghancurkan Ballack-Ballack itu, semuanya berantakan, Ryzid kembali berdiam mencari jalan lain. Karena seharusnya, ketika Ryzid mengambil inti Kristal dari lima Kerajaan. Itu sudah cukup, tetapi Multieyes mengambil seluruh Inti Kristal Kerajaan itu." Timpal wanita dibelakangnya.

"Aku tidak sadar, bahwa Multieyes adalah orang jahat. Jika aku mengetahuinya dari awal, sudah kubuat dia jadi sate warna-warni dia atas lava ku." Komentar Stella secara tidak sadar mendengar hal itu. Membuat yang lainnya cukup heran mendengarnya.

"Ketika kami tahu Putri Steny adalah orang yang tepat untuk menyelamatkan Kerajaan kami. Akhirnya kami membuat keputusan untuk menjadi mata-mata, dengan cara membekukan Pangeran kami dengan segel suci." Jelas wanita itu, dengan wajah memprihatinkan.

"Pangeran? Siapa?" tanya spontan Stella. "Ryzid adalah seorang Pangeran." Jawab pria tadi yang kembali membuat seluruh orang di sana terdiam mendengarnya, "Ha ha ha ha!" tawa Stella sendiri yang membuat seluruh orang merasa aneh dengan hal itu.

"Jika dia seorang Pangeran, seharusnya dia bisa berpikir jernih tentang semua terjadi." Komentar kembali Stella, "Huft!" Siren langsung menutup mulutnya dengan tangannya, layaknya orang yang tengah diculik.

"Karena Pangeran kami telah dikutuk oleh Ryzid, kemampuan Kristal putihnya berubah menjadi Kristal Hitam, yang berarti itu adalah Kristal jahat. Bahkan dia tidak berpikir jernih, semuanya menjadi dangkal akibat Multieyes." Ujar pria itu yang kini lebih memprihatinkan dari sebelumnya, tatapannya menjadi tatapan meminta tolong akan semuanya yang terjadi.

"Apa kamu ingat Lily? Saat kita berada di Kerajaan Glace. Seorang wanita mengatakan, bahwa kita harus berhati-hati. Karena bisa saja Multieyes memiliki dendam, akibat kejadian yang membuat seluru air Planet Zaverius menjadi berwarna-warni selain biru." Ujar Bryan dengan bertanya kepada Lily.

"Benar, karena Raja dan Ratu terdahulu, membunuh Multieyes sebelumnya, dan membuang tubuhnya ke laut." Ujar Lily, yang mengingat hal itu juga.

"Maksud kalian?" tanya Putri Cellia yang tidak tahu akan hal itu.

"Itu benar, ribuan tahun yang lalu. Ketika Multieyes pertama lahir di Kerajaan Wizcy, dan itu merupakan sebuah kutukan bagi Kerajaan itu sendiri." Ujar pria pemimpin orang-orang itu, "Namun Multieyes akhirnya diperbolehkan untuk hidup dan tumbuh, walaupun Kerajaan Wizcy selalu dihadapi oleh kerusuhan yang dibuat Multieyes secara turun temurun." Timpal wanita dibelakangnya.

"Hingga ketika salah satu generasi Multieyes mencoba mengambil alih seluruh Kerajaan Wizcy, para Ratu dan Raja dari Kerajaan lainnya pun turut ikut membantu untuk menyelamatkan Kerajaan Wizcy. Dengan hasil, Multieyes itu terbunuh dan tubuhnya dibuang ke laut." Ujar pria tadi lagi.

"Beberapa puluh tahun pun akhirnya seluruh Kerajaan tentram, hingga tidak disangka-sangka Kerajaan kami tiba-tiba saja berubah menjadi hitam. Ternyata itu adalah perbuatan Multieyes, yang tidak disangka keturunannya masih hidup." Lanjutnya lagi menjelaskan hal itu.

"Ketika Ryzid menjadi jahat, Multieyes pun berpura-pura menjadi baik." Ujar wanita dibelakangnya tadi, "Ini semua karena dendam." Ujar Zeffina dengan berpikir itu.

"Akar permasalahnnya di sana. Semuanya karena dendam dan dendam. Tidak bisakah kita menjadi manusia baik saja?" tanya Stella yang tiba-tiba seperti orang sok suci. "Tidak bisa kah kamu diam?" tanya Zeffina yang merasa terganggu itu.

"Intinya, bisakah Putri Steny mengakhiri ini semua. Membuat Kerajaan Wizcy kembali? Dan menyelamatkan Planet Zaverius?" tanya pria tadi yang sedikit ragu tentang hal itu. "Jadi kita berada dipihak yang sama?" tanya Zeffina setelah lama cukup berpikir itu.

"Kami tidak berkata kita ada dipihak yang sama, kami hanya meminta pertolongan kalian." Ujar pria itu yang merasa putus asa. "Ruez!" panggil Pangeran Alran, yang membuatnya sedikit terkejut. Ruez pun segera pergi menghampiri Pangeran Alran. Dan tiba-tiba dia membisikikan sesuatu kepada Ruez. Ketika Ruez mengangguk, Pangeran Alran langsung memegang tangan Ruez, Cellia yang mengetahui itupun segera memegang tangan Pangeran Alran dan segera membuat Putri Vionda dan Aura berpegangan juga, hingga akhirnya "Wush!" mereka semua menghilang.

"Mereka meninggalkan kita." Ujar Steve sedikit jengkel dengan hal itu. "Kita tidak bisa membantah keputusan seorang Pangeran dan Putri Bukan, terlebih mereka sudah menjadi Raja dan Ratu secara sistematis." Ujar Bryan dengan tersenyum kepada Steve.

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Zeffina sembarang.

***

"Makhluk sialan kau!!" seru Steny dengan wajah nya yang begitu seram itu. Makhluk tidak terlihat itupun akhirnya memunculkan dirinya, dan tidak lain itu adalah, "Pintar juga kau, putri keras kepala." Ujar Multieyes dengan tertawa.

"Tidak perlu banyak bicara! Makhluk sepertimu tidak layak hidup dunia manampun!!" bentak Steny dengan jari-jari robotnya yang langsung melebar dan mencoba menyergap Multieyes, "Ha." Gumam Multieyes yang dengan segera menyilangkan tangannya kedepan, hingga tidak lama keluarlah sebuah pelindung transparan yang melindunginya itu.

Steny menghirup udara dalam-dalam, hingga membuat mulutnya mengembung dan, "Byurrrr!!!" sebuah lava panas langsung mengarah ke arah Multieyes, dengan bantuan lava itu, pelindung yang tidak kuat menahannya pun langsung hancur seketika.

"Argh!" rintih Multieyes, ketika jubah putihnya itu terbakar, membuat tubuhnya sedikit melepuh karena lava itu. "Kamu pikir kamu bisa mengalahkanku??" tanya Multieyes menyeringai, hingga tidak lama sebuah sayap keluar dari punggungnya. Sayap berwarna warni dengan bentuk sisi yang tajam.

"Prankk!!" keempat Kristal berbeda warna berdatangan dari atas, yang sedikit membuat Multieyes terkejut dengan hal itu. Bahkan sayap yang baru dibuatnya itu pun sedikit sobek oleh salah satu Kristal. "Putri Steny, ambil ini!!" seru Cellia dengan melemparkan sebuah tongkat kristal hijau. Steny yang melihat itu pun segera mengambilnya, dan ketika tongkat Kristal itu berada ditanganya, kristal itupun melebur dan lenyap entah kemana.

"Apa yang terjadi?" tanya Putri Viona yang melihat Steny tiba-tiba saja mendarat, dengan sayap hingga jari-jari robotnya menghilang. "Dia kembali normal." Ujar Pangeran Alran yang melihat Steny berdiri terdiam.

"It's Show Time!!" ujar Pangeran Alran, yang tiba-tiba belari dan mengeluarkan begitu banyak kristal dibelakangnya, "akan aku ladeni kau!" ujar Multieyes yang kembali menyeringai dengan mengeluarkan sebuah pedang putih.

***

To Be Continued.

By. Gentaidenta.

Crystal Eyes [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang