Part 35

22.5K 2.2K 72
                                    

TYPO, komentari

"Ada apa dengan kalian?" tanya Steny sedikit geram.
"Kami masih mengantuk" ucap Zeffina dengan mata yang terpejam.

"Kalau begitu-
"Wushhhhhhh!!!" Cahaya yang amat terang langsung mengelilingi mereka, dan tidak lama mereka semua sudah berpindah tempat.

"Apa ini?" Tanya Lily ketika merasakan tekstur aneh pada telapak tangannya, "seperti tanah" ucapnya lagi dengan mencoba matanya untuk ia buka.
"Dimana ini?!" tanya nya sedikit kaget, tetapi melihat teman-temannya yang masih tertidur itu, secepat kilat dia, "aaaaaaaaaaa!" teriak Lily
"Wo wo wo, kita harus mengalahkannya!" bangun Steve yang masih mengigau.

"Ada apa Lily?" tanya Stella dengan santainya, "aku masih mengantuk" timpal Zeffina.
"Apalah kalian tidak sadar, kalian ada dimana sekarang!" ucap Antha yang ternyata sudah menyadari akan dimana sekarang.

"Antha benar" ucap Lily, "BANGUN! Pakk!" lily memukul Bryan yang masih tidur.

"Benarkah?" tanya kompak Zeffina dan Stella.
"Dimana Steny?!" tanya Antha kaget, Antha terlihat amat panik saat melihat Steny yang tidak sadarkan diri yang berjarak amat jauh dari mereka bertujuh.

"Apakah dia masih belum sadar juga?" tanya Steve yang melihat Steny yang belum juga sadar, "belum, jika dilihat dari segi tubuhnya dia tampak sehat. Tapi sepertinya tidak ada yg salah dengan tubuhnya" ucap Lily yang mengerti tentang pengobatan itu.

"Maksudnya ?" tanya Antha.
"Kemungkinan besar, ada energi lain yang tidak dapat dikendalikan oleh tubuh Putri Steny" jawab Lily lagi.

"Aku sekarang mengerti, dia tidak dapat selalu menggunakan kekuatannya. Karena jika dia menggunakannya terlalu banyak, maka seperti inilah hasilnya" ucap Antha.
"Sekarang kita ada dimana?" tanya Steve yang baru sadar ketika rambutnya selalu tertiup angin.

"Aku merasa sedang berada di Pantai!" Seru Zeffina dari kejauhan, "benar, jika kita tidak salah, berarti kita sudah berada di Wilayah kerajaan Vurnish" ucap Lily.

"Kita tunggu Steny sadar, sebentar lagi hari menjelang malam. Kita akan menginap disini malam ini" ucap Antha.
Akhirnya di malam itu mereka semua beristirahat di dekat Laut Kerajaan Vurnish, dengan tekanan angin yang amat tinggi, membuat mereka merasa kedinginan.

"Brushh! Brushh!" suara ombak terdengar, membuat mereka terbangun dari tidur lelap nya. Sudah lama mereka tidak tidur senyenyak malam tadi, walaupun dengan udara dingin.
Mereka semua terbangun secara serentak, tetapi lagi-lagi Seseorang menghilang. Siapa lagi kalau bukan Steny.

"Kemana perginya dia?" tanya Antha yang sekarang sudah terbiasa dengan menghilang nya Steny.
"Itu di sana!" tunjuk Stella kearah Pohon yang dibawahnya terdapat seorang wanita yang sedang melihat kearah lautan dengan air berwarna-warni itu.

"Kalian!! Cepatlah! Kita harus segera menuju Istana Vurnish!" teriak Steny sembari melambai-lambaikan tangannya, "ayo, cepat sebelum dia kembali marah!" peringat Lily. Dengan segera mereka langsung menuju kearah Steny dengan berlari.

"Lihatlah, itu Istananya!" tunjuk Lily melihat sebuah Istana ditengah-tengah lautan dengan kabut yang mulai menghilang oleh cahaya matahari.
"Istananya tampak indah" timpal Steve, "kau benar" Seru Zeffina.

"Sebenarnya apa yang kalian lihat?" tanya Steny kepada teman-teman nya itu, secara serentak mereka melihat kearah Steny.
"Istana Vurnish, memangnya apa lagi?" ucap Bryan.
"Istana? Aku tidak melihat Istana, hanya ada sebuah batu besar disana" ucap Steny sedikit kebingungan.

"Batu Besar? Apakah ada yang salah dengan matamu Putri?" Tanya Lily, "apa maksud kalian, sudah jelas bahwa itu batu besar. Dan mata kalian lah yang salah" ucap Steny tegas.

"kamu baik-baik saja kan?" tanya Antha dengan membelai wajah Steny, "hentikan, kamu tidak percaya kepadaku?" marah Steny, "kalau begitu kalian pergi duluan saja, biar aku menyusul nanti" ucap Steny yang langsung pergi menjauh.

"Putri Steny, bukan begitu. Kami semua melihat hal yang sama, kami melihat Istana itu, lihatlah! Istana indah itu" Ucap Bryan mencoba meyakinkan Steny yang sekarang entah pergi kemana.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Zeffina yang kebingungan, begitupun dengan yang lainnya seakan-akan mereka berada dijalan buntu.

"Kita harus coba kesana, kita harus membuktikan bahwa itu benar-benar Istana, saat itu terbukti benar, kita kembali menjemput Putri Steny" Ucap Anta, "aku setuju, rencana yang bagus" timpal Siren.

"Sekarang kita buat kapal terlebih dahulu" ucap Zeffina, "aku tahu, pasti kalian mengandalkan ku kan?" ucap Lily dengan ekspresi lelah, "memangnya siapa lagi yang bisa buat" ucap Stella.

"baiklah, akan aku buat" dengan nada kesal. "apa yang kita butuhkan lagi?" Tanya Siren.
"Bryan kamu dapat membuat arus bukan? Agar kita dapat kesana dengan cepat" ucap Siren,
"Pintar juga kamu, obat apa yang kamu minum?" tanya Steve terkekeh, "apa kamu mengejekku?" geram Siren.

"kemarin aku lihat dia minum obat tektonik ABC, mungkin karena itu dia pintar" ledek Zeffina, "itu Obat atau gempa?" tanya Bryan yang merasa aneh.

"Obat gempa supaya otaknya bisa bergeser" cetus Zeffina, "kalau begitu bukan pintar, tapi tambah bodo-
"hentikan!!!!" teriak Siren yang tidak tahan mendengarnya.

"Sabar" ucap pelan Stella sembari tertawa kecil, "ahh!" kesal Siren dengan akhir semuanya tertawa.

"Aku merasa aneh, bagaimana bisa mereka melihat batu sebagai Istana" gumam Steny, "Mataku baik-baik saja, mata mereka yang salah" gumamnya lagi yang melihat ke arah Batu yang dilihat temannya sebagai Istana.

"tunggu! Bukankah seharusnya ada Pelangi Biru?" ingat Steny ketika ingat perkataan Multieyes saat menjelaskan tentang Kerajaan di Planet Zaverius.
"Aku harus kembali dan memberitahukannya kepada mereka" ucap Steny yang dengan segera pergi menuju ke tempat teman-temannya, tetapi saat dia sampai disana dia tidak menemukan teman-temannya.

"kemana mereka pergi?" tanya Steny, "apa yang harus aku lakukan" ucapnya sembari melihat batu besar yang dilihat oleh temannya sebagai Istana Vurnish.
"Tunggu, kapal apa itu?" tanya Steny yang melihat sebuah kapal yang sedang menuju ke arah batu besar itu.

"jangan-jangan itu mereka" ucap Steny, "aku harus menyusulnya" ucap Steny yang langsung loncat ke laut dan segera berenang. Dengan kemampuan berenangnya saat masih sekolah dulu dia adalah perenang terbaik.
Dia juga menggunakan sedikit kemampuan matanya untuk mempercepat kemampuan renangnya itu. Tetapi saat dia berenang jauh ke tengah laut, tiba-tiba sebuah senjata mencoba mengenai kakinya.

Dia yang menyadarinya langsung berhenti dan menyelam ke dalam air, "apa itu tombak?" tanyanya penasaran, "tunggu, bukankah itu trisula" ucapnya dalam hati saat melihat sebuah tongkat dengan ujung runcingnya yang ada tiga.

"Ini pasti Merman atau mermaid itu" gumamnya sembari melihat ke segala arah untuk mencari mereka. "itu mereka" Steny melihat sekumpulan manusia setengah badan dengan ekor ikan.

"Tapi kenapa mereka menyerangku?" heran Steny, hingga "tush" sebuah trisula mengenai kakinya, yang membuat Steny kehilangan keseimbangannya dalam berenang, bahkan kakinya mengeluarkan darah yang tercampur dengan air laut.

Steny semakin turun ke bawah laut, sesaat dia melihat kebelakang. Makhuk air yang amat besar dengan gigi runcing batu mencoba memakan Steny.
"Ha!" Panik Steny dan

"Srettt" seseorang menariknya

Entah ini Part apakah sama dengan Part yang ada di laptop bermasalah itu:v
Dan ini saya baru mengetik lagi di hp, setelah sekian lama...

Akhirnya saya melanjutkan cerita setelah membaca komentar kalian...
Padahal niatnya masih Hiatus

Maaf dan Terimakasih masih menunggu cerita saya...
Thanks Readers...

GentaHued

Crystal Eyes [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang