"Tenanglah, kamu pasti bisa." Ujar Steny yang mencoba menyakinkan Putri Violin. Kini Menara Kristal itu tampak bersiap untuk melakukan penenyerangan sekaligus perlindungan Planet Zaverius, dengan pertahanan Putri Aura dan Arlan. Pengawas Putri Cellia dan Pangeran Ryzid, dan Penyerang Putri Steny dan Violin. Mereka semua tampak bersiaga.
"Apa kalian yakin dengan hal itu?" tanya Multieyes dari kejauhan, hingga tidak disangka-sangka, sebuah kristal hitam langsung muncul dari balik Multieyes. Kristal hitam itu langsung melesat cepat menuju Keberadaan Pangeran dan Putri tadi.
"Siap!" seru Pangeran Alran, dengan cepat dia membuat dinding pelindung bergerak yang langsung menuju ke kristal hitam tersebut. "PRAGGG!" kristal hitam dan kristal ungu langsung beradu dengan getaran yang cukup kuat.
"Sekarang!" ujar Steny, dan dengan cepat Putri Sten dan Putri Violin langsung membuat hijau kristal menuju Multieyes. "Trshh! Trsh!! Trsh!! Trsh!!" kristal pink dan biru itu langsung menyerang Multieyes tanpa henti. Namun Multieyes hanya tersenyum, dan secepat kilat hujan kristal itu langsung hancur dihadapannya.
"Tidak main!" seru Steny yang melihat itu.
"Semuanya! Sebuah kristal hitam tengah menuju teman-teman kita!!" seru Putri Cellia, dengan tangannya yang dia gerakkan untuk mengendalikan pilar kristal hijaunya menuju kristal hitam yang tengah menuju diam-diam.
"HA!!!" Pangeran Ryzid membuat suara, dan tanpa disangka sebuah kristal putih dari tangah langsung muncul dan menyerang kristal hitam yang cukup besar tersebut. Pilar hijau milik Cellia pun kembali ke tempat asalnya, "Bagus! Kita harus lebih berhati-hati lagi." Ujar Steny, belum beberapa detik Steny mengucapkan itu. Kini Multieyes sudah tidak ada ditempatnya.
"Kemana perginya?!" tanya Cellia dengan cukup keras tersebut, mereka berenam pun langsung fokus mencari keberadaan Multieyes. Bahkan orang-orang yang melihat hal tersebut pun sedikit dibuat bingung dengan hilangnya Multieyes.
***
"Sudah waktunya!" seru Steny bermata Cyan, dengan cepat Keempat Steny itu langsung muncul di tempat semua orang berkumpul, dengan posisi melindungi mereka dari segala arah.
"Putri Steny!" panggil Relien yang melihat keberadaan Putri Steny di antara mereka.
"Multieyes menghilang, dan yang pasti dia tidak akan pergi jauh dari tempat ini bukan?" tanya Antha kepada Steny bermata biru. Steny itupun mengangguk, "Sepertinya dia menyiapkan sesuatu." Ujar Steny bermata biru tersebut. Sembari menatap ke arah sekitar, mengawasi kedatangan Multieyes jika tiba-tiba datang.
Seketika, apa yang mereka pikirkan pun benar-benar terjadi. Di atas langit, tampak sekumpulan kristal hitam tajam dengan ukuran yang begitu besar, sudah berisap menghantam yang berada dibawahnya.
"Sial! Aku tahu ini pasti akan terjadi." Ujar Putri Cellia melihat kristal hitam tersebut. Matanya yang begitu tajam, langsung memberikan sinyak kepada yang lainnya.
"Buat perlindungan penuh!!" seru Steny bermata pink. Secara serentak mereka yang dalam posisi sama, dengan pengendalian kristal yang tidak jauh berbeda. Langsung membuat perlindungan secara berlapis-lapis, dengan kristal yang mereka milliki.
"Bagaimana dengan mereka?" tanya Pangeran Ryzid, yang sedikit mengarahkan pandangannya ke arah yang lainnya tersebut.
"Kamu tahu, dua tubuhku yang lain memiliki kemampuan tingkat tinggi. Jadi, tidak perlu dikhawatirkan." Ujar Steny bermata pink, mempercayai dirinya yang lain tersebut. Kini pelindung yang mirip dengan setengah bola itu, melindungi sekitar menara yang mereka bangun. Namun mereka masih belum tahu dimana Multieyes kini berada.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Steve yang melihat kristal hitam tersebut mulai mendekat. Dengan tatapan ke langit, mereka semua tampak cemas.
"Aku tidak bisa membiarkannya terjadi." Ujar Steny berambut ungu, kini matanya langsung beralih menjadi warna abu-abu. Melihat Putri Steny yang seperti itu, keenam orang berambut putih yang berasal dari Wiczy tersebut cukup terkejut.
"Siapa kamu sebenarnya?" tanya salah satu seorang dari mereka. Steny berambut ungu tersebut hanya tersenyum sinis, melihat orang itu bertanya kepadanya. Namun Steny tidak menanggapi mereka, dia hanya fokus terhadap kristal hitam tersebut.
Steny berambut ungu tersebut langsung mengangkat tangannya, seakan-akan dia dapat dengan mudah menyelesaikannya. "Laksanakan!!" seru Steny bermata Cyan, yang dengan cepat membuat sebuah pelindung transparan berwarna Cyan. Terkecuali Steny berambut ungu dengan mata abu-abu itu.
"Mudahnya." Gumamnya, dengan tersenyum. Entah bagaimana caranya, tetapi secara cepat kristal hitam yang ukurannya melebihi gunung tersebut, langsung hancur seketika. Membuat hujan kristal hitam turun dengan lebatnya.
"Sang! Sang! Sang! Sang! Sang!" begitu terdengar ketika kristal hitam itu turun dengan kecepatan penuh, namun anehnya Steny bermata abu-abu itu tampak biasa saja dengan hal tersebut.
"Tidak dapat kupercaya. Bahwa pemilik mata tersebut masih ada keberadaannya." Komentar salah satu orang Wiczy tersebut, dengan memandang satu sama lainnya.
"Maksudmu?" tanya Wallz yang sedikit tidak mengerti itu.
"Mata yang dimiliki gadis berambut ungu tersebut bukan mata biasa. Karena perang besar pertama kali di Planet Zaverius, adalah akibat dari keluarga-keluarga dengan mata yang tidak biasa. Salah satunya adalah mata berwarna abu-abu tersebut, yang dapat menghancurkan apapun dalam sekejap." Jelas pria tersebut kepada Wallz.
"Kamu tahu, aku tidak sengaja membuat kemampuan mata tersebut ada padaku." Ujar Steny bermata biru dengan wajah merasa bersalah.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi jika kamu bertarung dengan Multieyes menggunakan kemampuan mata tersebut. Sudah pasti kita akan menang." Ujar pria itu, memberi saran yang relatif akan berhasil.
"Itu tidak boleh terjadi!" protes Steny bermata Cyan, "Kenapa?" tanya Lily yang berada disampingnya tersebut.
"Di adalah sisi Steny yang kejam, cukup sulit mengendalikannya. Itu hanya akan membahayakan diri kita sendiri." Ujar Steny bermata Cyan yang tidak setuju dengan hal itu.
"Oh oh!" seru Steny besayap, "Kamu tahu bahwa Steny memiliki sisi yang begitu berbeda, sebaiknya kalian berhati-hati. Karena sebenarnya, aku cukup kejam." Ujar Steny itu dengan tersenyum lebar. Membuat yang lainnya sedikit keheranan dengan hal itu.
Ketika hujan kristal hitam mulai berhenti, Steny bermata pink sedikit menghkhawatirkan Steny yang lainnya, "Aku pikir, melibatkan Steny berambut ungu tersebut. Merupakan suatu yang cukup membahayakan. Aku takut jika dia hanya akan membuat masalah." Ujar Steny bermata pink tersebut.
"Bukankah kalian satu?" tanya Putri Violin disampingnya, "Itu benar, tapi kami memiliki emosi yang berbeda." Jawab Steny dengan wajah cemas tersebut.
Hujan kristal hitam telah berhenti, Steny bermata Cyan langsung menghilangkan pelindung yang dia pasang. Namun saat dia melihat Steny berambut ungu menghilang, kini dia cukup panik dengan hal itu.
"Aku akan mencarinya!!" seru Steny bermata Cyan, yang takut akan terjadi sesuatu. Dengan cepat dia pergi meninggalkan rombongan tersebut, tetapi belum cukup jauh dia pergi. Dia melihat Multieyes tengah berbicara dengan Steny berambut ungu.
"Apa yang dilakukannya. Jangan-jangan!" ujar Steny bermata Cyan yang langsung panik, karena apa yang dipikirannya bisa saja terjadi. Dia takut dirinya yang lain akan bersekutu dengan musuh.
"Apa yang kamu pikirkan??!!!" tanya Steny bermata Cyan dengan keras. Membuat Steny berambut ungu dan Multieyes yang tengah berhadapan itu langsung mengalihkan pandangan ke arahnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal Eyes [END]
FantasySequel dari ~Amazing Eyes Academy~ peringatan!! Baca terlebih dahulu "Amazing Eyes Academy" sebelum cerita ini. Ketika Keturunan Kristal Hitam mencoba mengahancurkan Kerajaan Lozency, Kerajaan yang masih berdiri di Planet Zaverius. Membuat Steny ha...