Steny melihat teman-temannya terluka, bahkan di antaranya kehilangan nyawanya.
"Lily." Ujar pelan Steny melihat tubuh Lily terkulai lemas dipangkuan Bryan. Bryan hanya terdiam dengan tetesan air matanya yang mengalir tersebut. Bahkan tanpa disangka, dia telah melukai Wallz. Si Merman kekasih dari Putri Violin, meninggal karena mencoba menyelamatkan Putri Violin saat akan terkena serangannya yang sembarangan itu.
"Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Steny, yang merasa bahwa dirinya sudah gagal. Namun Antha yang tengah terluka cukup parah, mencoba mendekat ke arahnya.
"Antha." Ujar pelan Steny yang juga mencoba mendekat ke arah Antha.
"Maafkan aku." Ujar Steny yang tanpa sadar, air matanya mulai mengalir. Antha yang melihat hal tersebut, dengan segera memeluk Steny. "Maafkan aku, hiks hiks hiks." Ujar Steny didekapan Antha.
"Sudah, sudahlah." Ujar Antha yang mencoba menenangkan Steny. Namun Steny yang masih dapat melihat kearah belakang dari Antha tersebut, melihat Relien yang juga tengah menangisi seseorang. "Aku telah membunuh orang lain." Ujar Steny menyadari bahwa Seith yang merupakan teman dekat Relien, meninggal karenanya.
Namun tiba-tiba Steny berpikir sesuatu, dia bertekad mengubah apa yang telah terjadi.
"Antha!" seru Steny yang langsung melepas pelukannya tersebut. Antha sedikit heran dengan perubah pada Steny. Terlebih ketika Steny menggenggam kedua tangannya.
"Ada apa?" tanya Antha yang masih tidak mengerti tersebut, Steny langsung menyentuh kedua pipi Antha. Dengan cepat dia mendekatkan wajahnya, dan mencium bibir Antha. Antha pun membalas ciumannya, mereka berciuman dengan mata terpejam. Hingga Steny kembali meneteskan air matanya saat itu.
Mereka berdua melepas ciuman mereka, dan memandang satu sama lain, "Maafkan aku, tetapi ini satu-satunya cara agar semuanya dapat kembali." Ujar Steny yang menangis dengan mencoba tersenyum tersebut. Antha yang sepertinya mengerti apa yang akan dilakukan oleh Steny hanya dapat mengangguk, yang kini dia juga ikut meneteskan air matanya.
"Maafkan aku." Ujar Steny, yang kini dia segera menghindar dari Antha. Steny membalikkan tubuhnya, dan pergi meninggalkan Antha. Antha yang saat itu tengah berdiri, kini dia hanya bisa berlutut. Memandang gadis yang dicintainya akan pergi. Steve dan Zeffina akhirnya menghampiri Antha.
"Apa yang akan dia lakukan?" tanya Zeffina yang tengah berdiri bersama Steve dibelakang Antha. Namun Antha hanya terdiam, melihat Steny yang kini sudah berjalan jauh darinya.
Steny memandangi tempat itu, yang kini benar-benar hancur berantakkan olehnya. Perlahan-lahan dia mulai mengeluarkan energinya, "Berbahagialah!" teriak Steny dengan begitu keras, membuat semua orang yang tengah bersedih tersebut, bahkan diantaranya terdapat penduduk Kerajaan Grinlee yang mulai berdatangan, melihat kejadian tersebut.
Steny tersenyum dengan wajahnya yang menatap langit. Tubuhnya dengan cepat mengeluarkan cahaya yang bersinar berwarna-warni. Tubuh dari keempat Steny lainnya tiba-tiba menghilang. Cahaya tersebut mulai meluas dengan begitu teranganya, "Maafkan aku." Ujar Steny pelan, yang kini Planet Zaverius dipenuhi oleh Cahaya yang dihasilkan dari tubuh Steny. Hingga ketika cahaya itu meredup.
Semua orang yang berada di Kerajaan Lozency, kembali dari lapisan lilin Multieyes. Kota di Lozency pun kembali utuh seperti sebelumnya. Bahkan kini Istana Lozency kembali mendapatkan kekuatannya.
"Lihatlah! Kerajaan Glace telah bangkit!" seru salah seorang warga yang melihat Istana Glace dan kota-kota disekitarnya kembali hidup seperti dulu. Bahkan Kerajaan Vurnish pun, kembali mendapatkan kekuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal Eyes [END]
FantasySequel dari ~Amazing Eyes Academy~ peringatan!! Baca terlebih dahulu "Amazing Eyes Academy" sebelum cerita ini. Ketika Keturunan Kristal Hitam mencoba mengahancurkan Kerajaan Lozency, Kerajaan yang masih berdiri di Planet Zaverius. Membuat Steny ha...