Part 40

20.2K 2.1K 44
                                    

Belum di Cek ulang, Typo komentari...

Happy Reading...

"Wah hebatnya!" ujar Lily yang menatap seluruh bagian Istana Air para Mermaid dan Merman itu, "Aku tidak menyangka ini, bagaimana bisa aku berjalan di dalam air" ujar Steve dengan kakinya yang tidak bisa diam.

"Kalian duduklah, sebentar lagi putri Violin akan segera datang" ujar Carlyn dengan berlagak genit kepada Antha, "hem" angguk Stella. "Kita akan menemui seorang Putri, kita harus sopan dan jangan berbuat yang memalukan kita" ingat Lily, dan semuanya pun mengangguk.

"Tapi kan kita setiap hari selalu menghadapi seorang Putri" ujar Zeffina yang meningat Steny, "itu beda lagi, dia adalah Putri Pemarah dengan kejeniusannya" ujar Stella, "memang benar" setuju Steve. Dan tidak berselang lama, seorang wanita berambut biru cerah dengan mata biru sedikit bersinar datang, wanita itu memakai pakaian yang amat tertutup. "Cantik!" ujar Steve.

"Plakk!" seseorang menamparnya, "diam!" marah Zeffina. Semuanya pun memberi hormat dengan menunduk terkecuali mereka berdua. "Beri hormat!" ujar Lily yang menarik bahu Zeffina dan juga Bryan yang menarik Steve. "Senang bertemu dengan kalian, silahkan duduk kembali" ujar Putri Violin. Mereka pun langsung segera duduk.

"Kalian selamat, lalu dimana Putri Steny?" tanya Putri Violin yang sedikit mencari keberadaan Steny.

"Maaf Putri, Putri Steny berada di dalam batu tersebut, karena masih ada 3 orang lagi yang masih ada di dalam" ujar Antha, dengan Carlyn yang di samping Putri Violin mengedipkan matanya. Antha pun hanya cuek dengan hal itu.

"Siapa?" tanya Putri Violin.

"Kedua orang yang menculik kami, dan seorang Pria yang mengaku bernama Vante" ujar Bryan sedikit mengingatnya.

"Vante!!" ucap kaget Violin, "benarkah itu dia? Bagaimana dengan keadaannya? Bagaimana sekarang apa dia selamat?" tanyanya yang terlihat terkejut sekaligus cemas. "Putri, tenanglah" ujar Carlyn yang segera mengelus bahu Putri Violin.

"Tapi aku ingin tahu apa adikku baik-baik saja, selama belasan tahun dia menghilang terbawa gelombang ombak trisula, dengan diriku yang hanya diam saja. Sekarang dia ditemukan, aku ingin melihatnya" ujar Putri Violin yang tampak ingin menangis.

"Tenanglah Putri, serahkan saja pada Putri Steny karena di bukanlah wanita biasa" ujar Antha dengan tersenyum, "aku percaya itu" ucap pelan Putri Violin, hingga beberapa saat. "Putri, Mereka datang" ujar Carlyn, dengan segera Putri Violin segera berlari ke tempat Wallz. "Ayo! Kita harus mengikutinya!" ujar Siren yang mengajak lainnya.

"Uhukk!" batuk Vante, yang dengan segera Putri Violin menghampirinya, "Vante" ucap pelan Putri Violin yang meneteskan matanya, "Kakak" ucap juga Vante yang langsung memeluknya, "maafkan kakak" ujar Putri Violin.

"Maafkan aku juga karena tidak kembali" ujar Vante. "Ahh, mengharukan" ujar Lily dengan kepalanya yang miring, "benar" setuju Stella.

"Oh kalian, apa kalian baik-baik saja?" tanya Vante saat melihat ketujuh orang berbaris dengan pakaian sedikit kotor akibat terkurungnya mereka di batu kutukan itu. "kami baik-baik saja" ujar Siren.

"Lalu dimana malaikat yang menolongku?" tanya Vante yang mencari seseorang, "malaikat?" tanya bingung semua orang, "ya, wanita berambut putih dengan mata bersinar dan gaun sangat indah tadi?" ujar Vante menjelaskannya. "Tunggu sebentar, apa kamu mencari wanita ini?" tanya Lily dengan menyodorkan sebuah foto Steny dengan tampilan serba pink. "Ya ini orangnya, tetapi kenapa serba pink ya?" tanya Vante.

Crystal Eyes [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang